TEMPO Interaktif, Jakarta: Tokoh perdamaian Martti Ahtisaari berjanji akan tetap mengawal pelaksanaan proses perjanjian damai di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yang telah disepakati di Helsinski, 15 Agustus 2005. Hal itu disampaikan Martti dalam pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (23/2) pagi. Pertemuan dilakukan di Ruang VIP Lanud Halim Perdanakusuma, sebelum Presiden Yudhoyono berkunjung ke Aceh.
Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan Presiden meminta Martti Ahtisaari selaku Ketua Crisis Management Inisiative and Interpiece tetap membantu kelancaran implementasi proses MOU Helsinski. Antara lain dengan menjaga agar tokoh-tokoh eks GAM tetap menjaga perdamaian di Aceh dalam kerangka otonomi luas, dalam bingkai NKRI.
"Martti Ahtisaari mengatakan berjanji akan melakukan hal itu. Karena beliau masih menjaga kontak dengan tokoh-tokoh Aceh terutama dari eks GAM," kata Dino dalam jumpa pers usai pertemuan.
Presiden Yudhoyono menekankan kepada mantan Presiden Finlandia itu bahwa proses reintegrasi GAM juga harus terus dijalankan. Kalau pun ada masalah-masalah teknis di lapangan harus diselesaikan dengan semangat otonomi luas.
Pemerintah Dituntut Selesaikan 9 Peraturan Tentang Aceh
1 Desember 2010
Pemerintah Dituntut Selesaikan 9 Peraturan Tentang Aceh
Pemerintah dituntut segera menyelesaikan sembilan Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres) turunan Undang-Undang Otonomi Khusus provinsi Daerah Istimewa Aceh.
Presiden Terima Kursi Perdamaian dari Gubernur Aceh
29 November 2010
Presiden Terima Kursi Perdamaian dari Gubernur Aceh
"Kami menganggap Bapak Presiden sangat pantas untuk menerimanya, karena Bapak telah banyak berbuat untuk perdamaian Aceh," ujar Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.