126 Tahun Kematian Tragis Panglima Kerajaan Aceh Teuku Nyak Makam

Jumat, 22 Juli 2022 15:15 WIB

Perang Aceh. Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Saat itu, sebagian besar wilayah Aceh ingin dikuasai oleh Belanda yang sedang menanti kesempatan dan mewujudkan niat jahatnya itu. Namun, niat jahat Belanda ini dengan cepat diketahui oleh Sultan Ibrahim Mansyursyah (1838-1870), Sultan Aceh terbesar di abad ke-19. Akibatnya, Sultan pun meminta bantuan kepada seluruh warga Aceh, mulai dari orang biasa sampai para petinggi. Salah satunya adalah Panglima Teuku Nyak Makam.

Setelah Sultan melihat prestasi yang berhasil dicapai dalam berpolitik, cerdik memikirkan strategi militer, dan memiliki kepemimpinan yang bagus, barulah Teuku Nyak Makam diangkat menjadi Mudabbiru syarqiah, yaitu penegak kedaulatan Aceh di bagian timur dan sebagai Panglima Mandala Kerajaan Aceh di Sumatera Timur dan Aceh Timur dengan wakilnya Teuku Nyak Muhammad (Nyak Mamad) dari Peureulak.

Dengan pengangkatan dan kemampuan cerdiknya dalam berperang, membuat Belanda memiliki rasa ketakutan yang hebat terhadap Teuku Nyak Makam. Belanda menilai bahwa setiap orang Aceh sama dengan 100 orang tentara Belanda. Namun untuk Teuku Nyak Makam, Belanda menilai 10 kali lipat lagi dari setiap orang Aceh dan ini bernilai sama dengan 1.000 orang Belanda. Penilaian ini sesuai dengan fakta sejarah seperti yang dikutip dari buku Panglima Teuku Nyak Makam. Dengan kekuatan sedemikian, membuat Belanda selalu mencari cara untuk bisa mengalahkan Teuku Nyak Makam.

Kematian Tragis Teuku Nyak Makam

Akhirnya pada 21 Juli 1896, tentara Belanda mendapatkan kabar bahwa Teuku Nyak Makam sedang berada dalam keadaan lemah. Beliau sedang mengalami sakit berat di Lamnga dan jika Belanda menyerangnya, pasti dapat dihancurkan dengan cepat. Setelah mendengar kabar tersebut, Belanda yang dipimpin oleh Letnan Kolonel G.F. Soeters segera menuju Lamnga, tepat pada 21 Juli menjelang 22 Juli 1896.

Pasukan Belanda datang dengan strategi mengepuk dan berkombinasi bersama satu detasemen dari batalion yang ditempatkan di Kuala Gigieng. Pasukan ini berjumlah kurang lebih 2.000 orang tentara. Dengan kekuatan dan jumlah pasukan yang banyak ini, Belanda baru sanggup menghadapi seorang Panglima Aceh, Teuku Nyak Makam yang sedang sakit parah.

Advertising
Advertising

Mengutip dari jurnal yang berjudul Teuku Panglima Polem’s Purse, serangan Belanda yang secara tiba-tiba ini membuat desa Lamnga tidak mempersiapkan strategi perang karena tidak ada yang memberitakan sebelumnya. Saat itu, rata-rata penduduk desa Lamnga adalah perempuan, kakek-kakek yang sudah rentan, dan anak-anak kecil. Keadaan ini juga tidak dapat membendung ribuan tentara Belanda secara tiba-tiba untuk menyerang Teuku Nyak Makam yang berbaring lemah tak berdaya di atas tempat peristirahatannya.

Dengan kebengisannya, Belanda menangkap Panglima Teuku Nyak Makam kemudian diangkat dan dibawa dengan tandu. Kemudian, istri dan penghuni lainnya yang berada di kediaman Nyak Makam juga digiring oleh para tentara dengan pisau tajam ke arah badan mereka. Teuku Nyak Makam dan sang istri dibawa menuju kampung Gigieng, tempat Letnan Kolonel Soeters sedang menunggunya.

Meskipun wajah pucat pasi, badan kurus hanya tinggal kulit pembalut tulang, tetapi itu semua tidak menghentikan Kolonel Soeters untuk menyerang Teuku Nyak Makam. Soeters memancung kepala Teuku Nyak Makam dalam keadaan yang terikat dan terbaring di atas tandunya. Setelah itu, tubuh Nyak Makam dicincang sampai hancur secara bergantian oleh para 2.000 tentara Belanda lainnya dengan penuh semangat. Kematian Teuku Nyak Makam disaksikan secara langsung oleh istri dan anaknya. Selain itu, penduduk Lamnga pun digiring oleh pasukan Belanda untuk menyaksikan kematian Teuku Nyak Makam di Kuala Gigieng, Aceh.

RACHEL FARAHDIBA R

Baca: Perang Aceh 118 Tahun Lalu Ekspedisi Belanda ke Tanah Gayo Alas dan Batak

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

2 jam lalu

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan Belanda, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

2 hari lalu

Menang Telak di Aceh saat Pilpres 2024, Anies: Terima Kasih Orang-orang Pemberani

Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Aceh karena telah memberi dukungan di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

2 hari lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

2 hari lalu

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

Anies-Muhamin dikabarkan menuju ke Aceh untuk mengikut agenda bersama meski Timnas Amin sudah bubar.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

3 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

3 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

4 hari lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

7 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

12 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

15 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya