Munir hingga Mirna, Inilah 3 Autopsi yang Menggegerkan Masyarakat Indonesia

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 21 Juli 2022 14:53 WIB

Poster bergambar potret mendiang aktivis HAM, Munir Said Thalib terpasang di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Ahad, 12 September 2021. Sejumlah poster bergambar mendiang Munir ditempel di beberapa sudut Jalan Sudirman. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Autopsi merupakan salah satu prosedur medis yang bertujuan untuk menyelidiki penyebab kematian seseorang yang dianggap tidak wajar. Istilah ini juga sering digunakan dalam ragam pemberitaan kasus kriminal.

Terbaru, dalam kasus baku tembak antara Brigadir J dan Bharada RE, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Republik Indonesia menerima permintaan autopsi ulang dari pihak keluarga Brigadir J sebagai korban.

Permintaan tersebut diajukan karena pihak keluarga kurang puas dengan hasil autopsi dari tim forensik kepolisian dan meminta proses autopsi juga dilakukan oleh tim-tim independen di luar kepolisian.

Selain kasus Brigadir J, ternyata terdapat beberapa kasus lain di Indonesia yang turut melibatkan proses autopsi dan berhasil menggegerkan arus pemberitaan di Indonesia.

Dikutip dari Tempo, berikut tiga autopsi yang sempat menghebohkan masyarakat Indonesia:

Advertising
Advertising

1. Kasus Wayan Mirna Salihin

Pada 2016, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kasus kematian Mirna yang diduga diracun oleh temannya, Jessica Kumolo Wongso, di salah satu kafe di Jakarta. Diberitakan Tempo, Mirna mengalami kejang-kejang usai meneguk es kopi yang dipesan oleh Jessica.

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium forensik kala itu, es kopi yang diminum oleh Mirna memiliki kandungan zat sianida. Sementara itu, hasil autopsi menunjukkan bahwa terdapat pendarahan pada lambung Mirna akibat zat korosif yang merusak dinding lambung.

2. Munir Said Thalib

Munir merupakan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang cukup ternama dan vokal terhadap pemerintah Indonesia. Ia juga merupakan sosok pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS).

Namun, Munir harus kehilangan nyawanya ketika menumpangi pesawat jurusan Amsterdam pada tahun 2004. Alhasil, sesampainya di Amsterdam, jenazah Munir diautopsi oleh Netherlands Forensic Institute (NFI).

Hasil autopsi dari lembaga tersebut menunjukkan bahwa darah Munir mengandung senyawa Arsenik (As) yang mematikan. Dengan kata lain, besar kemungkinan bahwa Munir meninggal akibat diracun oleh seseorang.

3. Kematian Golfrid Siregar

Golfrid Siregar merupakan aktivis HAM dan lingkungan sekaligus advokat bagi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Berdasarkan pemberitaan resmi dari laman walhi.or.id, kematian Golfrid masih menjadi misteri hingga kini, sama halnya dengan kematian Munir.

Dalam laman tersebut, Walhi menyampaikan bahwa Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menyatakan Golfrid meninggal sebab kecelakaan tunggal. Dalam pernyataan tersebut, Polda Sumut menyampaikan bahwa hasil autopsi mereka menemukan cairan alkohol yang cukup banyak pada lambung Golfrid.

Tetapi, Walhi menemukan beberapa kejanggalan dalam laporan tersebut. Pertama, Walhi melihat bahwa Polda Sumut tidak pernah membuka hasil autopsi secara menyeluruh pada publik. Kedua, Walhi menemukan bahwa tubuh korban menunjukkan indikasi penganiayaan sebelum kecelakaan, seperti hidung yang patah dan tempurung kepala yang rusak di bagian depan.

Itulah tiga hasil autopsi yang sempat menggegerkan masyarakat Indonesia. Kasus-kasus di atas menunjukkan bahwa hasil autopsi berguna untuk menyelidiki penyebab kematian korban. Walaupun dalam beberapa kasus, sebab-sebab kematian korban tidak pernah diusut hingga tuntas dan pelaku sering kali tidak mendapatkan tindakan apa pun.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

Baca juga: Simak, Inilah Tujuan dan Prosedur di Balik Proses Autopsi

Berita terkait

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

18 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

1 hari lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Kematian Mahasiswa STIP Jakarta yang Dianiaya Senior

1 hari lalu

5 Fakta Kematian Mahasiswa STIP Jakarta yang Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Jakarta dengan pangkat taruna tingkat satu meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

3 hari lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

4 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

6 hari lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

7 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

8 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

Ahli Psikologi Forensik Ragu Brigadir RA Bunuh Diri, Polisi Dinilai Terlalu Cepat Menyimpulkan

8 hari lalu

Ahli Psikologi Forensik Ragu Brigadir RA Bunuh Diri, Polisi Dinilai Terlalu Cepat Menyimpulkan

Ahli psikologi forensik mengatakan polisi seharusnya melakukan autopsi psikologis terhadap jenazah Brigadir RA untuk memastikan penyebab kematian.

Baca Selengkapnya