Dapat Banyak Informasi dari Keluarga Brigadir J, Komnas HAM: Termasuk Soal Handphone
Reporter
Mutia Yuantisya
Editor
Juli Hantoro
Minggu, 17 Juli 2022 17:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM menyambagi keluarga Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Kampung Bahar, Kecamatan Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi. Tujuannya, untuk menyelidiki penyebab kematian Brigadir J yang tewas setelah mendapat lima peluru dari Bharada E di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jumat, 8Juli 2022.
“Pertama-tama memang Komnas HAM sejak kemarin berada di Jambi. Kemarin kita ke Muaro, Jambi ketemu sama pihak keluarga. Kami diberikan banyak keterangan, kami diberikan banyak foto, kami juga diberikan banyak video,” kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangannya, Ahad, 17 Juli 2022.
Ia menyebut bahwa pihaknya mendapat banyak keterangan dari keluarga Brigadir J yang membantu dalam mengungkap kasus baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam.
“Dan yang paling penting dalam konteks itu adalah kami juga diberikan konteks. Apa yang didapatkan Komnas HAM dalam proses ini, tentu saja dapat lebih banyak dari apa yang beredar di publik, khususnya soal foto, soal video,” ujar Anam.
Ia mengatakan Komnas HAM mendapat banyak penjelasan terkait situasi yang dihadapi keluarga atas insiden yang menimpa Brigadir J, termasuk keberadaan handphone korban dan peretasan yang dialami anggota keluarga.
“Jadi foto itu diambilnya bagaimana, konteksnya apa, penjelasan dari keluarga apa, itu yang penting. Termasuk juga soal HP, ada masalah peretasan katanya, kapan peretasan terjadi, karakternya kayak apa, polanya kayak apa, kami juga dapat,” katanya.
Anam mengatakan kunjungan Komnas HAM ke Jambi merupakan bagian dari proses awal setelah di tim internal melakukan berbagai pendalaman. “Jadi bertemu dengan keluarga itu adalah langkah pertama kami,” ujarnya.
Setelah proses ini, Komnas HAM akan memanggil sejumlah pihak, seperti Polisi, dokter, cyber, termasuk Irjen Ferdy Sambo. “Kami berharap bisa bertemu langsung dengan pihak istrinya, khususnya dalam konteks ini apabila memang dibutuhkan ada pendampingan psikologis dan macam-macam pasti kami akan setuju dan kami hormati itu,” ucap Anam.
Menurut Anam, proses yang ditempuh Komnas HAM, untuk membuat titik terang dari peristiwa baku tembak ini semakin besar. “Dan kami berharap kalau ada informasi dari berbagai masyarakat silakan datang ke Komnas HAM dan silakan memberikan informasi tersebut, bukti tersebut, dan sebagainya,” katanya.
Anam menegaskan Komnas HAM bekerja dan bergerak secara imparsial, bekerja dan bergerak secara obyektif. Oleh karena itu, pihaknya akan masuk dan mendalami tahapan-tahapan ini berdasarkan fakta.
Komnas HAM ikut menyelidiki kasus penembakan Brigadir J seiring pembentukan tim khusus oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Tim itu dibentuk untuk mengungkap kebenaran kasus kematian Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Sebelumnya pihak keluarga mengungkap beberapa kejanggalan atas kematian Brigadir J. Salah satunya adalah luka sayatan di wajah Yosua. Polisi sebelumnya menyebut sayatan itu adalah luka karena pantulan peluru. Namun keluarga menyangsikan hal tersebut.
Baca juga: Soal Penyelidikan Kasus Penembakan Brigadir J, Polri: Pakai Pembuktian Ilmiah
MUTIA YUANTISYA