Mengenal Apa Itu Toponimi dan Fungsinya

Editor

Nurhadi

Selasa, 28 Juni 2022 15:30 WIB

Papan nama Jalan Mpok Nori juga telah terpasang menggantikan nama Jalan Raya Bambu Apus, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Selasa 22 Juni 2022.TEMPO/Annisa Apriliyani

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, belum lama ini mengganti sejumlah nama jalan di Jakarta. Padahal, ini erat kaitannya dengan toponimi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan toponimi adalah cabang onomastika yang menyelidiki nama tempat. Adapun onomastika merupakan bidang ilmu linguistik yang menyelidiki asal usul, bentuk, makna diri, serta nama orang dan tempat.

“Nama memberi kontribusi besar dan merupakan bagian yang penting dan berguna dalam kehidupan kita sehari-hari,” kata Guru Besar Linguistik Universitas Indonesia (UI), Multamia Lauder, dikutip dari laman Tempo.

Ia melanjutkan, toponimi sering diabaikan selama ini. Padahal dalam kasus-kasus terkait teritori, seperti sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan atau gugatan teritori maritim pada Laut Cina Selatan, pemberian nama dan identitas menjadi kunci penting.

Sementara itu, fungsi lain toponimi adalah menjadi salah satu unsur utama untuk berkoordinasi dan berkomunikasi antarbangsa. “Membantu penetapan batas administrasi untuk mengurangi konflik,” ujar Multamia.

Advertising
Advertising

Penamaan tempat juga memiliki nilai tinggi berkaitan dengan jatidiri bangsa melalui bukti tahapan migrasi penduduk dan sejarah permukiman di suatu wilayah meski semua bukti telah tergerus oleh waktu. Pengekalan jatidiri ini juga terkait pengakuan publik terhadap tempat dalam suatu negara.

Bila toponimi dikaitkan dengan nama jalan, nomor rumah, nama kota, dan kode pos, nama telah menjadi elemen dari sistem geolokasi. Ini sangat berguna untuk menemukan tempat yang belum dikunjungi sebelumnya.

Hal ini bisa memudahkan pemerintah dalam melakukan pelayanan publik, seperti pengumpulan pajak, penanggulangan bencana, pengelolaan gedung, pemilihan umum, dan pengaturan transportasi.

Sementara pengabaian toponimi, mengutip dari studi “Punahnya Toponimi Indikasi Erosi Bahasa dan Punahnya Bangsa” dalam laman linguistik.fib.ui.ac.id, dikhawatirkan menghilangkan rasa memiliki dari masyarakat lokal setempat.

Jika tidak ada dokumentasi nilai-nilai budaya, sebagai pengalaman dan pengetahuan, masyarakat baru yang menempati wilayah itu menjadi a-historis tentang toponiminya.

AMELIA RAHIMA SARI | CAESAR AKBAR | AMRI MAHBUB

Baca juga: Mengenal Toponimi dan Perannya Bagi Bangsa

Berita terkait

Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

23 menit lalu

Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

Berbeda dengan wilayah metropolitan Jaipur yang lebih luas, Walled City adalah bagian bersejarah dan berbeda yang menonjol

Baca Selengkapnya

BRI di Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024: Lestarikan Warisan Budaya Nusantara

19 jam lalu

BRI di Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024: Lestarikan Warisan Budaya Nusantara

dukungan BRI terhadap event Jelajah Kuliner Indonesia 2024 ini, sebagai upaya untuk terus meningkatkan potensi ekonomi di industri ekonomi kreatif, khususnya kuliner.

Baca Selengkapnya

Pelaku Budaya Mancanegara Unjuk Kebolehan Hasil Residensi

4 hari lalu

Pelaku Budaya Mancanegara Unjuk Kebolehan Hasil Residensi

Para pelaku budaya menjadi residensi bersama peserta dari berbagai daerah di Indonesia untuk mempelajari tiga obyek kebudayaan.

Baca Selengkapnya

Dubes Djauhari: Kerja Sama Media Perkuat Hubungan Indonesia-Cina

5 hari lalu

Dubes Djauhari: Kerja Sama Media Perkuat Hubungan Indonesia-Cina

Media di Indonesia dan Cina memiliki peranan penting dalam penguatan hubungan antara kedua negara melalui pendekatan antara masyarakat

Baca Selengkapnya

Puncak Gebyar Kemerdekaan, Ragam Budaya Berpadu di Kota Kerukunan

6 hari lalu

Puncak Gebyar Kemerdekaan, Ragam Budaya Berpadu di Kota Kerukunan

Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono XIII dari Keraton Surakarta Hadiningrat berkunjung ke Sulawesi Utara. Menghadiri pentas budaya Jawa, Sunda, dan Minahasa pada Puncak Gebyar Kemerdekaan.

Baca Selengkapnya

Mirip Nama pada Manusia, Monyet Marmoset Punya Panggilan Berbeda untuk Setiap Anggota Keluarganya

7 hari lalu

Mirip Nama pada Manusia, Monyet Marmoset Punya Panggilan Berbeda untuk Setiap Anggota Keluarganya

Temuan itu menjadikan monyet marmoset primata non-manusia yang pertama diketahui memiliki panggilan unik kepada sesamanya.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Buka Festival Wow Indonesia! di Amerika Serikat

7 hari lalu

Retno Marsudi Buka Festival Wow Indonesia! di Amerika Serikat

Retno Marsudi membuka Festival WOW Indonesia! Acara ini untuk memperlihatkan persahabatan erat telah dijalin antara Indonesia dan Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Jokowi Punya Nama Kecil Mulyono, Bagaimana dengan Presiden RI yang Lain?

13 hari lalu

Jokowi Punya Nama Kecil Mulyono, Bagaimana dengan Presiden RI yang Lain?

Selain Jokowi yang punya nama kecil Mulyono, mendiang Presiden Sukarno dan Gus Dur juga memiliki nama belia.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Gelar Sarasehan Nasional Penghayat Kepercayaan, Penyusutan Organisasi Jadi Bahasan

18 hari lalu

Kemendikbudristek Gelar Sarasehan Nasional Penghayat Kepercayaan, Penyusutan Organisasi Jadi Bahasan

Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek memfasilitasi kegiatan sarasehan nasional bagi kelompok penghayat dan masyarakat adat.

Baca Selengkapnya

Ikhtiar Kreator Konten Muda Promosikan Budaya di Media Sosial

20 hari lalu

Ikhtiar Kreator Konten Muda Promosikan Budaya di Media Sosial

Sejumlah kreator konten aktif mempromosikan budaya di media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan YouTube

Baca Selengkapnya