Jokowi ke Rusia dan Ukraina, Guru Besar UI: RI Tak Punya Kekuatan Memaksa Damai

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Juli Hantoro

Senin, 27 Juni 2022 14:30 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Iriana Jokowi menerima karangan bungan saat menemui sejumlah warga Indonesia di depan Hotel Mandarin Oriental, Munich, Jerman, dalam agenda kunjungan KTT G7, Minggu, 26 Juni 2022. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina untuk membuka ruang dialog pada kedua negara agar menghentikan peperangan. Namun Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Indonesia Evi Fitriani mengatakan Indonesia sejatinya tidak punya kekuatan untuk bisa memaksa Rusia dan Ukraina yang tengah berperang untuk berdamai.

"Apa sih yang kita tawarkan?" kata Evi saat dihubungi, Senin, 27 Juni 2022.

Biasanya, kata dia, negara penengah perang mempunyai carrot and stick alias mekanisme hukuman dan hadiah. Evi mencontohkan Amerika Serikat yang bisa menekan dengan memberikan bantuan ekonomi agar dua negara tertentu bisa berhenti bertikai.

Sedangkan Indonesia saat ini dinilai tak punya uang dan tak punya senjata untuk memaksa kedua negara Eropa Timur itu berhenti berperang. "Masa kita mau kasih bantuan ekonomi? jadi secara materi kita itu enggak kuat, pendamai itu harus punya modal, Indonesia enggak punya," kata Evi.

Sebelumnya, rencana kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina akhir bulan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Menurut dia, misi lawatan Jokowi ke dua negara yang sedang berselisih ini adalah untuk terus mendorong semangat perdamaian.

Advertising
Advertising

Sebagai presidensi G20 dan anggota Champion Group from Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, kata Retno, Jokowi memilih untuk berkontribusi dalam masalah geopolitik ini.

Retno mengatakan, kunjungan presiden menunjukan kepedulian terhadap isu kemanusiaan. Presiden juga akan mencoba memberikan kontribusi menangani isu pangan.

"(Masalah itu) diakibatkan karena perang, dampak dirasakan semua negara terutama negara berkembang dan penghasilan rendah. Dan (presiden akan) terus mendorong spirit perdamaian," kata Retno dalam jumpa pers virtual Kementerian Luar Negeri Rabu, Rabu, 22 Juni 2022.

Meski tak punya kekuatan uang dan senjata untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina, Evi menyebut Indonesia masih memiliki soft power untuk meyakinkan keduanya. Ia menyebut Indonesia punya kredibiilitas untuk hal itu. "Jadi yang kita tawarkan makna simbolik dari kehadiran (Presiden) itu," ujarnya.

Indonesia, kata Evi, memiliki kekuatan moral mengatasnamakan masyarakat dunia bahwa dunia sedang sengsara atas peperangan yang terjadi karena imbasnya ke sejumlah aspek seperti pangan. Jokowi pun bisa memberikan pemahaman tersebut kepada kedua pemimpin negara.

Sejalan dengan itu, Evi menilai Jokowi pun bisa memanfaatkan ini sebagai tawaran exit strategy kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Lantaran, kelanjutan perang ini dinilai tergantung pada Rusia yang kini terus menekan. Sedangkan, Evi melihat perang terus berlangsung karena Rusia saat ini tak punya exit strategy untuk menghentikannya. "Dia (Rusia) mau berhenti apa alasannya? kehilangan muka dong?" kata Evi.

Maka, exit strategy inilah yang dinilai Evi bisa ditawarkan Jokowi dalam kunjungan ke Rusia dan Ukraina ini. Indonesia tidak mewakili pihak kiri dan kanan, sehingga bisa menjadi kekuatan moral tersendiri untuk membantu menghentikan perang. "Selama ini strategi Indonesia juga tidak mengecualikan Rusia, dengan tujuan Rusia tetap melihat Indonesia sebagai teman, Ukraina juga lihat kita sebagai teman," ujarnya.

<!--more-->

Berpeluang Temukan 2 Pihak di Bali

Pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, juga melihat masih ada peran yang bisa digunakan Jokowi untuk membantu perdamaian Rusia dan Ukraina. Terlebih, Indonesia tahun ini jadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

KTT G20 yang akan digelar di Bali, November akhir tahun ini, menuai sorotan karena sejumlah pemimpin dunia mempertimbangkan kembali untuk hadir di Indonesia sebagai imbas Perang Ukraina. Akan tetapi, Presiden Putin dipastikan akan hadir meski ada penolakan dari Amerika Serikat.

Tak hanya Putin, Jokowi juga telah resmi mengundang Zelensky ke KTT G20 di Bali. Maka dengan Indonesia menjadi tuan rumah G20, Reza menilai kita berpeluang mempertemukan pihak yang bertikai ini di Bali.

Reza mencontohkan Singapura dan Vietnam yang sudah mengambil peran menjadi tuan rumah pertemuan eks Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un. "Indonesia bisa lakukan itu, di suatu wilayah di Bali," ujar Reza saat dihubungi, Sabtu, 18 Juni 2022.

Indonesia, kata Reza, punya peluang menyediakan forum bilateral, misalnya antara Rusia dan Australia, yang juga sudah mengkonfirmasi akan hadir di G20, atau Rusia dan Jerman, Rusia Ukraina, serta yang lainnya. Siapa tahu, kata Reza, ada formula perdamaian masa depan Rusia Ukraina yang dibuat di Bali.

"Waduh ini momentum luar biasa, kalo gak dipakai sayang sekali, karena Pak Jokowi ingin meninggalkan legacy, tapi itu kan harus didukung oleh bukti," ujarnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Disebut Akan Bertemu Vladimir Putin, Ini Kata Kemenlu

Berita terkait

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

11 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

57 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

57 hari lalu

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

Prabowo mengatakan, Indonesia yang merupakan anggota G20 negara dengan perekonomian terbesar dunia tidak boleh membiarkan ada rakyat hidup susah

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

57 hari lalu

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

Prabowo menilai pemerintah harus menjadi pemimpin yang melindungi rakyatnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

57 hari lalu

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

Jumlah korban tewas akibat konflik Israel-Palestina melonjak tajam dalam kurun tiga bulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

59 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

2 Maret 2024

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di So Paulo, Brasil.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

2 Maret 2024

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

Sri Mulyani Indrawati terbang ke Brasil untuk menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG). Mereka membahas isu-isu yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi global

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Presiden World Bank Ajay Banga, Bahas Kredit Karbon hingga Dana Investasi Iklim

1 Maret 2024

Sri Mulyani Bertemu Presiden World Bank Ajay Banga, Bahas Kredit Karbon hingga Dana Investasi Iklim

Menkeu Sri Mulyani bertemu dengan Presiden Bank Dunia atau World Bank, Ajay Banga di tengah rangkaian agenda G20 di Brasil. Apa saja yang dibahas?

Baca Selengkapnya

Hadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil

29 Februari 2024

Hadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan adanya kemiripan perekonomian antara Indonesia dan Brasil. Apa saja?

Baca Selengkapnya