PBNU Akan Gelar 250 Halaqah untuk Muktamar Internasional Fiqih Peradaban di Harlah NU

Selasa, 21 Juni 2022 07:51 WIB

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf saat menghadiri acara Harlah PPP ke-49 di Malang, Jawa Timur, 27 Maret 2022.

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar ratusan halaqah (diskusi) sebagai persiapan Muktamar Internasional Fikih Peradaban pada awal Februari 2023 nanti sebagai bagian kegiatan menjelang 100 Tahun Nadhatul Ulama.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan Muktamar Internasional tentang Fikih Peradaban ini akan menjadi puncak kegiatan menjelang harlah 100 tahun NU. Ketum PBNU yang disapa Gus Yahya ini mengatakan NU akan memulai diskusi (halaqah) untuk mempersiapkan muktamar ini pada akhir Juli.

“Jadi kita agendakan sebagai salah satu kegiatan puncak kegiatan 100 tahun Nadhatul Ulama ini, kita akan gelar Muktamar Internasional tentang Fikih Peradaban. Itu nanti awal Februari atau akhir Januari,” kata Yahya Cholil Staquf dalam sambutan acara Kick Off Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama dan Pleno PBNU di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin, 20 Juni 2022.

Ia mengatakan tema peradaban dalam muktamar dipilih karena ini merupakan hal fundamental yang mesti dijawab oleh Islam. Yang menjawab atas nama Islam, kata Gus Yahya, tentu tidak boleh yang lain selain ulama. Oleh karena itu, muktamar ini akan melibatkan para ulama untuk membahas bagaimana Islam menjawab tantangan peradaban.

“Tapi sebelum itu, ulama kita sendiri seluruhnya, sebanyak-banyaknya, harus dilibatkan di dalam pemikiran tentang ini,” katanya, menekankan para ulama harus dilibatkan secara intelektual dan mental dalam masalah ini.

Gus Yahya menuturkan akan ada 250 titik halaqah yang akan digelar selama menuju muktamar sampai akhir Januari 2023. Ini berarti setiap bulan akan diadakan 40 titik halaqah yang akan melibatkan seluruh kiai dan ulama.

“Saya sampaikan kepada teman-teman, pokoknya kiai-kiai kampung kita ajak semua untuk membicarakan masalah ini,” tuturnya.

Dengan melibatkan seluruh kiai, ia ingin agar semua orang menyadari usia Nadhatul Ulama sudah menjelang 100 tahun sehingga semua pihak merasa terlibat secara mental dan mendoakan NU. Selain itu, Gus Yahya meyakini Indonesia memiliki ulama yang cerdas dan gagasan bernas yang bisa diberikan bukan hanya untuk negeri tetapi juga dunia.

“Saya membuktikan sendiri hal ini, ketika berkeliling dunia, ke manapun, saya bukan membawa gagasan saya, tetapi membawa gagasan-gagasan yang sudah disampaikan kiai-kiai kita sejak lahirnya Nadhatul Ulama,” kata Gus Yahya.

Muktamar Internasional Fiqih Peradaban akan menjadi salah satu agenda menjelang 100 tahun NU yang akan digelar di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Adapun tema yang diangkat adalah Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru.

Gus Yahya menuturkan pilihan tema tersebut didasarkan pada sebuah hadits Rasulullah SAW mengenai adanya pembaharu di setiap 100 tahun.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu menerangkan hari ulang tahun NU yang resmi ditetapkan berdasarkan kalender Hijriah, yakni 16 Rajab. Hal ini sesuai dengan keputusan Muktamar Ke-32 NU di Makassar Tahun 2010,

"NU dibentuk pada 16 Rajab 1344 H. Sekarang ini Dzulqa'dah 1443 H. Kurang dari dua bulan kita masuk 1444 H. Insyaallah hari lahir Nadhatul Ulama 16 Rajab 1444 H akan jatuh pada awal Februari 2023 mendatang," kata Ketum PBNU itu.

Baca:
Gus Yahya: Gagasan Ulama Indonesia Dibutuhkan Masyarakat Dunia

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

4 hari lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

4 hari lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

4 hari lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

4 hari lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

4 hari lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

4 hari lalu

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

Halalbihalal PBNU juga akan dihadiri duta besar negara sahabat.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

4 hari lalu

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di acara tersebut.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

7 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

8 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

PBNU Ucapkan Selamat untuk Prabowo-Gibran

9 hari lalu

PBNU Ucapkan Selamat untuk Prabowo-Gibran

PBNU mengajak seluruh warga NU dan seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk menerima dan menghormati hasil Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya