Rakernas Nasdem: Nama Erick Thohir Terpental, Begini Ceritanya

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Febriyan

Sabtu, 18 Juni 2022 13:21 WIB

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat mengumumkan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai salah satu dari tiga bakal calon presiden dalam Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Menteri BUMN Erick Thohir sempat mendapatkan banyak dukungan dari Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai NasDem dalam rapat kerja nasional 15-17 Juni lalu. Meskipun demikian, Erick yang menempati posisi ketiga di bawah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak masuk ke dalam tiga nama yang dibacakan oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh.

Surya Paloh mengumumkan nama Panglima TNI Andika Perkasa sebagai pelengkap Anies dan Ganjar.

"Tiga nama ini adalah pilihan Rakernas. Saya harus mengingatkan, tidak ada yang kurang antara satu sama lain. Di antara ketiganya, nilainya semua sama di mata saya sebagai ketua umum," ujar Surya Paloh di lokasi Rakernas, JCC Senayan, Jakarta pada Jumat, 17 Juni 2022.

Setelah Rakernas memutuskan tiga nama bakal capres rekomendasi, Surya akan bertugas membangun koalisi dengan partai-partai yang tertarik dengan tiga figur itu.

"Insya Allah nanti kami akan tetapkan satu (nama capres), waktu dan tempatnya kita cari hari baik, bulan baik," tuturnya.

Nama ketiga tokoh sebagai bakal capres rekomendasi NasDem diputuskan dalam rapat pleno steering committee yang digelar pada Kamis malam, 16 Juni 2022. Tiga nama tersebut digodok berdasarkan hasil usulan 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem. Usulan tersebut disampaikan dalam sidang pleno terbuka pada Kamis siang, 16 Juni 2022.

Dalam sidang tersebut, suara untuk tokoh dari eksternal mendominasi usulan DPW. Lima nama teratas yakni, Anies Baswedan dengan perolehan dukungan 32 DPW, Ganjar Pranowo dengan dukungan 29 DPW, Erick Thohir dengan 16 suara, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel 14 DPW, dan Andika Perkasa dengan 13 suara DPW.

Namun, nama Erick dan Rachmat Gobel dan sejumlah kader internal yang masuk usulan terliminasi dalam rapat pleno. Sekretaris Steering Committee Rakernas Nasdem Willy Aditya bercerita, mekanisme pengambilan keputusan dalam rapat pleno murni dilakukan dengan musyawarah mufakat.

"Sejak awal kami tetapkan musyawarah di dalam tata tertib. Kami putuskan tidak ada voting, karena kalau ada voting, partai pasti rusak, akan ada gerakan politik sana-sini," ujar Willy kepada Tempo di bilangan Senayan, Jumat malam, 17 Juni 2022.

Selanjutnya, nama Erick Thohir terpental dalam rapat steering committee

<!--more-->

Kendati demikian, Willy tidak menampik bahwa suara dukungan terbanyak dari DPW juga menjadi pertimbangan steering committee dalam mengambil keputusan. Empat nama dengan dukungan terbanyak adalah Anies, Ganjar Pranowo, Erick, dan Andika.

Dia menjelaskan, panitia menggunakan variabel kuantitafif dan variabel kualitatif dalam mengambil keputusan. "Jadi kami memakai pendekatan kualitatif setelah pendekatan kuantitafif. Pak Surya kan berpesan untuk tidak mengikuti hasil survei. Jadi dua variabel itu kami padankan, maksudnya berimbang antara kuantitatif dan kualitatif," ujar dia.

Merujuk pertimbangan tersebut, akhirnya diputuskan tiga nama, yakni Anies, Andika, dan Ganjar. Faktor utama memilih Anies dan Ganjar diakui menilik variabel kuantitafif, disamping kapabilitas keduanya juga dinilai mumpuni.

"Anies dan Ganjar itu masuk dua besar hampir di semua survei yang kami lakukan. Keduanya sangat dominan, sangat menonjol, sehingga itu menjadi pilihan yang rasional bagi kami Partai NasDem," ujar Willy.

Sementara pertimbangan memilih Andika Perkasa, lanjut Willy, lebih berdasarkan pertimbangan kualitatif. Partai NasDem melihat Andika sebagai sosok yang memiliki integritas dan komitmen kebangsaan yang kuat.

"Jadi Andika itu lebih kepada pendekatan kualitatif. Kalau Anies-Ganjar itu kan dua nama yang menonjol, hampir mutlak. Andika ini memang karena kami melihat pada faktor kesejarahan, faktor representasi, dan kami melihat Andika Perkasa memiliki sebuah posisi yang patut kami apresiasi," tuturnya.

Menurut Willy, tidak ada dinamika yang berarti dalam rapat pleno pengambilan keputusan yang digelar pada pukul 22.00-23.30, Kamis malam itu. Musababnya, ujar dia, nama-nama yang dihasilkan sudah muncul sesuai riset yang dilakukan Partai NasDem di 80 daerah pilihan dengan memakai preferensi variabel kuantitafif dan kualitatif.

"Syarat DPW mengajukan nama capres kan juga harus melakukan survei Dapil. Kami secara marathon membahas hasil survei itu sebelumnya. Steering committee tinggal mengonfirmasi saja. Jadi, rapat kemarin malam itu tinggal gong-nya saja," tuturnya.

Namun, Willy membantah bahwa usulan DPW hanya sekadar formalitas sementara nama capres sebetulnya sudah ada di kantong Surya Paloh sejak awal.

"Tidak formalitas, silakan konfirmasi saja ke lembaga-lembaga survei yang kami ajak kerjasama. NasDem selalu saintifik, enggak mungkin kami lucu-lucuan. Kemarin kami jejerkan semua hasil survei, kami baca laporan DPW, lalu kami melakukan simulasi-simulasi sebelum akhirnya diambil keputusan," ujar dia.

Selanjutnya, pesan Surya Paloh

<!--more-->

Ketua DPP Partai NasDem itu menyebut, Surya Paloh hanya menitipkan pesan agar keputusan penentuan calon presiden tidak serta merta mengikuti hasil survei. Surya menginginkan figur yang memiliki kualitas dan kapabilitas bisa memberi jaminan stabilitas ekonomi politik di tengah kondisi pasca pandemi dan ancaman krisis global. Tiga variabel kualitatif utama yang dipertimbangkan internal adalah kapasitas, integritas, dan moralitas.

"Kami tidak ingin terjebak dalam populisme terus terus-menerus," ujar dia. "Keseimbangan antara representasi sipil dan militer inilah yang menjadi keputusan kami di dalam bermusyawarah menentukan tiga nama bakal calon presiden".

Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai penetapan tiga kandidat bakal calon presiden pilihan Partai NasDem tersebut merepresentasikan tiga basis kekuatan politik, yakni segmen Islam, nasionalis dan militer.

Di samping kekuatan, mengusung ketiga nama calon tersebut dinilai memiliki tantangan masing-masing. Anies misalnya, kata dia, masih punya PR besar untuk meyakinkan soliditas pendukungnya di internal NasDem. Sementara Ganjar masih membutuhkan kepastian restu politik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Sedangkan Andika, elektabilitasnya, relatif masih rendah," ujar Umam, Sabtu, 18 Juni 2022.

Willy mengakui, keputusan partainya mengusung kader eksternal tentu memiliki tantangan dan risiko tersendiri. NasDem juga sebelumnya mengaku belum pernah menjalin komunikasi soal pencapresan dengan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Andika Perkasa maupun kandidat lainnya dari luar partai seperti Erick Thohir . Komunikasi baru akan dijalin setelah Rakernas kelar.

"Kalau ada satu yang menolak misalnya, dari kandidat yang tiga itu, ya tinggal dua nama. Enggak mungkin juga ada pemain pengganti masuk, ya harus berbesar hati (kalau ditolak). Kami ingin demokratis dan risiko itu sudah menjadi konsekuensi dari pilihan yang terbuka," ujar Willy dalam konferensi pers, kemarin.

Baca: Andika Perkasa Jadi Kandidat Capres NasDem, Tobas: Faktor Rekam Jejak

Berita terkait

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

24 menit lalu

Respons PAN hingga Nasdem Soal Jatah Menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Zulhas mengatakan masyarakat tak perlu mengkhawatirkan soal jatah menteri dari partai koalisi dalam kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

PAN Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang Jika PKB dan Nasdem Gabung Koalisi

4 jam lalu

PAN Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang Jika PKB dan Nasdem Gabung Koalisi

Partai Nasdem dan PKB menyatakan akan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Konfirmasi Proses Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven Sedang Berjalan

10 jam lalu

Erick Thohir Konfirmasi Proses Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven Sedang Berjalan

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan Calvin Verdonk dan Jens Raven diproyeksikan untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

14 jam lalu

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

Mahfud MD mengatakan, meski aktif dalam berbagai jabatan pemerintahan, ia sebenarnya tidak pernah benar-benar pergi dari dunia kampus.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

14 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Saat Mahfud Md Kembali ke Kampus usai Pilpres 2024

15 jam lalu

Saat Mahfud Md Kembali ke Kampus usai Pilpres 2024

Mantan Cawapres 03 Mahfud Md kembali ke dunia pendidikan tinggi sebagai pakar hukum tata negara setelah kontestasi Pilpres 2024 selesai.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Ini Kata Anies

17 jam lalu

Surya Paloh Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Ini Kata Anies

Mantan capres nomor urut 01 Anies Baswedan menanggapi absennya Ketum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara pembubaran Timnas Amin.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

17 jam lalu

4 Fakta Pembubaran Timnas AMIN Hari ini: Surya Paloh Absen hingga Pesan Anies dan Muhaimin

Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Berikut sederet faktanya.

Baca Selengkapnya

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

18 jam lalu

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

Anies Baswedan mengatakan belum ada rencana untuk membuat ormas, apalagi partai politik pasca kalah di pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

18 jam lalu

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

Anies Baswedan menanggapi soal kemungkinan dirinya bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya