Satgas Covid-19 Klaim Kondisi Terkendali Sepekan Pasca Libur Idul Fitri 2022
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Febriyan
Selasa, 10 Mei 2022 21:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito mengklaim kasus penularan Covid-19 terkendali sepekan pasca libur Idul Fitri 2022. Wiku mengatakan, tingkat penularan masih terpantau di bawah 1.000 kasus per hari walau masyarakat melakukan mobilitas besar-besaran.
Wiku menerangkan, hal ini merupakan hasil pemantauan terhadap delapan provinsi yang menjadi tujuan mudik terbesar, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, DIY, Lampung, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
"Selama sepekan kasus Covid-19 di delapan daerah tujuan mudik, kasus sembuh, meninggal, aktif, dan BOR (bed occupancy rate) mengalami perkembangan yang bervariasi. Kasus positif mingguan di seluruh Provinsi mengalami penurunan," ujar Wiku dalam konferensi pers secara daring pada Selasa, 10 Mei 2022.
Wiku menerangkan, selama sepekan pasca Idul Fitri 2022 kasus aktif Covid-19 paling banyak terjadi di Jakarta dengan 519 kasus dan terendah di Sumatra Barat dengan 6 kasus. Turunnya kasus aktif ini berbanding lurus dengan persentase tingkat kesembuhan di seluruh provinsi yang sudah lebih dari 90 persen.
"Persentase kesembuhan tertinggi ada di DKI Jakarta dengan 98,7 persen, Jawa Barat 98,4 persen, dan Sumatra Utara 97,8 persen," ujar Wiku
Untuk kasus kematian, Wiku menerangkan selama sepekan libur Idul Fitri 2022 hampir seluruh daerah mengalami penurunan kasus. Kenaikan hanya terjadi di Jawa Tengah dengan 63 kasus kematian dan terendah di Sumatra Barat dengan 0 kasus.
Selain itu, BOR atau keterisian tempat tidur rumah sakit juga cukup rendah. Secara rata-rata persentase BOR nasional berkisar di angka 0,35 sampai 2,71 persen saja.
"Dari 8 provinsi tujuan mudik terbesar, BOR terendah di Lampung dengan 0,99 persen dan tertinggi di dengan DIY 2,71 persen," kata Wiku.
Meski pun demikian, data tersebut didapatkan dengan jumlah test PCR yang juga tercatat menurun. Wiku mengatakan dalam sepekan angka testing hanya menyentuh angka 300 ribu saja. Padahal pada pertengahan bulan Maret atau saat kasus Covid-19 varian Omicron meningkat, jumlah testing mencapai 1 juta per pekan.
"Hal ini harus ditingkatkan agar bisa melihat gambaran penularan Covid-19 yang akurat," kata Wiku.
Selain itu, Wiku mengatakan peningkatan kasus Covid-19 baru bisa terlihat jelas pada pekan kedua setelah libur Lebaran. Untuk saat ini, pihaknya meminta masyarakat untuk waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Wiku juga memastikan PPKM dengan level bakal tetap diadakan sampai kondisi Covid-19 secara nasional dan internasional benar-benar terkendali.