ICW Minta Jokowi Evaluasi Kebijakan Insentif Biodiesel

Reporter

Arrijal Rachman

Editor

Febriyan

Selasa, 26 April 2022 17:07 WIB

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan), Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor (kedua kiri) dan Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina (ketiga kanan) berjalan meninjau Jembatan Sungai Alalak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis 21 Oktober 2021. Dalam kunjungan kerja di Kalimantan Selatan, Presiden Joko Widodo melakukan serangkaian kegiatan seperti peresmian pabrik biodiesel level B30 di Kabupaten Tanah Bumbu, meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di RS Anshari Saleh dan peresmian Jembatan Sungai Alalak di Banjarmasin. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta pemerintahan Jokowi mengevaluasi kebijakan insentif biodiesel, seperti program B30, yang telah dijalankan selama ini. Menurut mereka kebijakan ini sarat dengan konflik kepentingan yang hanya menguntungkan segelintir pihak.

Peneliti ICW Egi Primayogha menjelaskan, program ini sarat dengan konflik kepentingan karena pengusaha terlibat langsung dalam jajaran dewan pengarah badan yang melaksanakan program ini, yaitu Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Perlunya evaluasi kebijakan biodisel 30 atau insentif B30 yang kita ketahui sarat akan konflik kepentingan karena pelaku usaha ada juga dalam dewan pengawas atau dewan pengarah," kata dia di KPPU, Jakarta, Selasa, 26 April 2022.

Terlibat langsungnya pengusaha yang mengelola minyak mentah kelapa sawit sebagai salah satu bahan baku biodisel tersebut dianggap menyebabkan kebijakan yang ditelurkan pemerintah selama ini hanya menguntungkan pengusaha.

"Pada akhirnyan kebijakan ini lebih banyak menguntungkan korporasi dibanding memberikan manfaat kepada publik. Jadi, kebijakan itu juga harus dievaluasi. Saya harap andai kata KPPU bisa masuk pada titik tersebur hal itu juga akan lebih baik," ucap dia.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, keterlibatan pengusaha dalam program ini juga telah disorot Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti. Menurut dia, dari total 6 kegiatan pemanfaatan dana BPDPKS yang berasal dari pungutan ekspor CPO dan produk turunannya, ternyata 80 persen digelontorkan kepada sekitar 10 perusahaan besar Kelapa Sawit untuk subsidi program BioDiesel.

“Sementara dana untuk peremajaan sawit rakyat pada tahun 2016 hingga 2021 misalnya, hanya 5 persen, atau sekitar Rp.6,59 triliun. Jadi pantas saja kesejahteraan petani sawit tak pernah dirasakan dengan adil. Apalagi keinginan Pemerintah Provinsi penghasil agar mendapat Dana Bagi Hasil (DBH), sudah pasti tak akan pernah terealiasi,” kata Senator asal Jawa Timur ini.

Padahal selama ini perusahaan kelapa sawit besar, termasuk 3 yang ditetapkan Kejagung terlibat dalam kasus mafia minyak goreng - PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Musim Mas dan Permata Hijau Group - adalah penerima dana triliunan rupiah dari program proyek BioDiesel dari BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit).

Dari data BPDPKS, seperti dilansir Majalah Tempo, sejak 2005 hingga 2021, PT Wilmar Grup menerima Rp 39,52 triliun. Sedangkan PT Musim MAS Grup menerima Rp 18,67 triliun. Dan Permata Hijau Grup menerima Rp 8,2 triliun.

Celakanya lagi, seperti ditulis Tempo, konsep pengumpulan dana dari pungutan ekspor yang dikumpulkan di BPDPKS penggunaannya ditentukan oleh Komite Pengarah, yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan melibatkan empat pengusaha Sawit besar dalam rapat terkait program Biodiesel.

Berita terkait

Tenggat Sertifikasi Halal Diundur, BPJH: Fasilitasi Terkendala Anggaran Terbatas

1 jam lalu

Tenggat Sertifikasi Halal Diundur, BPJH: Fasilitasi Terkendala Anggaran Terbatas

Kepala BPJPH Kementerian Agama, Muhammad Aqil Irham mengatakan, selama ini fasilitasi sertifikasi halal bagi UMK terkendala keterbatasan anggaran.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

7 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

9 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

9 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

10 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

11 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

12 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

15 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

16 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

17 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya