Jokowi Larang Ekspor Minyak Goreng, Pengamat Sebut Kebijakan Frustasi

Senin, 25 April 2022 11:37 WIB

Ilustrasi Minyak Goreng. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/YU

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adinegara mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya. Kebijakan ini juga dinilai mendadak karena perusahaan hanya diberi waktu lima hari saja, diumumkan 22 April dan diberlakukan 28 April.

"Saya kira ini adalah kebijakan yang frustrasi," kata Bhima dalam diskusi Transparency International Indonesia secara virtual, Senin, 25 April 2022.

Bhima menjelaskan kalau produksi Crude Palm Oil atau CPO pada 2022 diprediksi mencapai 50 juta ton. Sementara, kebutuhan untuk RBD Olein alias bahan baku minyak goreng hanya 5-6 juta ton atau setara 10 persen dari total kebutuhan CPO.

"Jadi pertanyaan besarnya adalah, kalau dilakukan pelarangan ekspor secara total, ini sisa barangnya mau ditaruh ke mana?" kata dia. Bhima memprediksi kapasitas industri juga tak cukup untuk menampung sisa stok yang tak bisa diekspor ini.

Sebelumnya, Jokowi mengumumkan larangan ekspor
usai memimpin rapat tentang pemenuhan kebutuhan rakyat, utamanya tentang kebutuhan minyak goreng di dalam negeri pada 22 April. Kebijakan diambil di tengah masih naiknya harga minyak goreng di pasar dalam negeri.

Advertising
Advertising

"Saya akan terus memantau dan mengevaluasi kebijakan ini agar ketersediaan minyak goreng di dalam negeri melimpah dengan harga terjangkau," ujar Jokowi saat itu.

Berikutnya, Bhima menilai kebijakan ini jadi kerugian bagi petani karena harga Tandan Buah Segar (TBS) anjlok cukup dalam. Selain itu, perusahaan juga sudah mulai mengurangi pembelian sawit dari para petani. "Yang diuntungkan petani di Malaysia, saingan dari Indonesia," kata dia.

Berikutnya, kebijakan ini dinilai akan membuat Indonesia kehilangan devisa setara Rp 43 triliun kalau saja kebijakan ini diberlakukan sampai satu bulan penuh. Imbasnya yaitu pada pelemahan tajam nilai tukar rupiah.

Bhima menyebut kebijakan ini berpotensi menyebabkan retaliasi dagang dari negara-negara yang membutuhkan impor CPO, khususnya India, Pakistan, dan Cina. Terakhir, kebijakan ini juga tidak efektif menurunkan harga minyak goreng. "Karena belum tentu hukum pasar berlaku sesederhana itu," kata dia.

Baca: Politikus PDIP Kritik Rencana Jokowi Larang Ekspor Minyak Goreng

Berita terkait

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

1 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

2 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

3 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

7 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

15 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

16 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

17 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

18 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

19 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

20 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya