Peneliti CSIS Anggap Saat Ini Bukan Saat yang Tepat Jokowi Reshuffle Kabinet

Reporter

Arrijal Rachman

Editor

Amirullah

Minggu, 13 Maret 2022 20:21 WIB

Presiden Jokowi (kelima kanan) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 29 Juni 2020. Video rekaman pidato Jokowi ini baru diunggah ke YouTube resmi Sekretariat Presiden kemarin, Ahad, 29 Juni 2020, atau sepuluh hari setelah pidato itu disampaikan langsung. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menganggap perombakan atau reshuffle kabinet yang diisukan akan dilakukan Presiden Joko Widodo bukan langkah yang tepat diterapkan dalam waktu dekat.

Menurut pengurus Departemen Hubungan Internal Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) itu saat ini banyak pekerjaan yang harus fokus dilaksanakan jajaran menteri di Kabinet Indonesia Maju tersebut, baik agenda dalam negeri maupun yang berkaitan dengan internasional.

"Sekarang bukan saat yang tepat karena pemerintah punya banyak kerja-kerja domestik dan internasional yang harus dilakukan secara matang," ucap dia dalam diskusi Total Politik di Jakarta, Ahad, 13 Maret 2022.

Selain itu, dia melanjutkan, belum ada kebutuhan yang mendesak untuk melakukan reshuffle. Meskipun, dia mengakui memang ada kritikan terhadap beberapa menteri yang performanya menurun untuk mengantisipasi persoalan-persoalan krisis, seperti naiknya harga-harga kebutuhan pokok.

"Tapi menurut saya belum terlalu tepat karena pemerintah harus mengembalikan kembali soal kepercayaan publik kepada pemerintahan, karena kalau dilakukan reshuffle di saat situasi krisis sekarang itu gejolak di sisi pemerintahnya dan di internal koalisinya pasti terjadi," tuturnya.

Advertising
Advertising

Ihwal Partai Amanat Nasional (PAN) mendukung isu penundaan Pemilu 2024 serta perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo demi supaya bisa masuk kabinet, diakuinya memang bisa saja terealisasi. Namun, dipastikannya pemerintah tidak akan mengambil opsi itu.

"Bisa saja itu menjadi pintu masuk adanya akomodasi bagi PAN, tapi bagi saya terlalu berisiko bagi pemerintah di internal koalisi untuk sekarang melakukan reshuffle," tegas dia.

Dari sisi pemerintahan Jokowi sendiri, ujar Arya, tidak akan ada legitimasi yang lebih jika PAN masuk ke kabinet saat ini. Sebab, Arya menganggap dengan komposisi kabinet yang ada saat ini stabilitas internal pemerintahan masih sangat kuat.

"Jadi tambahan dukungan secara politik kalau PAN masuk menurut saya tidak terlalu berarti bagi pemerintahan karena hampir diatas 75 persen itu udah dipegang koalisi. Jadi saya enggak tahu cashback-nya bagi PAN akan seperti apa," paparnya.

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

1 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

2 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

2 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

4 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

4 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

4 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

6 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

8 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

10 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

10 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya