Hasil Survei LSI: Kepuasan Atas Kinerja Presiden Jokowi Terus Menurun

Reporter

Febriyan

Editor

Febriyan

Kamis, 3 Maret 2022 20:18 WIB

Presiden Joko Widodo saat menghadiri Peluncuran Kolaborasi Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di SPBU MT Haryono, Jakarta, Selasa, 22 Februari 2022. Selain itu, Jokowi juga menargetkan emisi karbon berada di angka nol (net zero carbon) pada tahun 2060 mendatang juga dapat terwujud. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil sigi terbaru mereka pada Kamis, 3 Maret 2022. Dalam temuannya, mereka menyatakan tren negatif atas kinerja Presiden Jokowi terus berlanjut.

Dalam rilis yang diterima Tempo, LSI menyatakan survei itu digelar pada 25 Februari-1 Maret 2022. Survei dilakukan dengan wawancarai melalui hubungan telepon terhadap 1.197 responden.

Responden dipilih dengan metode simple random sampling. LSI menyatakan survei tersebut memiliki margin of error ±2,89 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Survei ini diklaim mewakili 71 persen dari populasi pemilih nasional.

Hasil survei menunjukkan mayoritas responden, mencapai 66,3 persen memang masih puas atas kinerja Jokowi. Akan tetapi, tren negatif terus terjadi. Pada November lalu, menurut data LSI, Jokowi masih mendapatkan penilaian baik dari 72 persen responden. Nilai itu mengalami sedikit penurunan sebulan kemudian menjadi 71,4 persen dan kini terpangkas jauh.

Advertising
Advertising

"Kepuasan atas kinerja Presiden menurun cukup besar," tulis mereka.

Tren negatif kepuasan masyarakat itu tak lepas dari penilaian mereka terkait empat sektor: demokrasi, ekonomi, politik dan hukum. Empat sektor ini juga terus terjadi tren penilaian negatif.

Soal kinerja demokrasi, sekitar 50.3% responden menyatakan cukup atau sangat puas atas pelaksanaan atau praktik demokrasi di negara kita
hingga sejauh ini. Sebanyak 41,1 persen menyatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali sementara 8,6 persen tidak menjawab atau menyatakan tidak tahu.

Meskipun masih di atas 50 persen, menurut data LSI, terjadi tren negatif terhadap kepuasan demokrasi di Indonesia. Pada survei sebelumnya, angka kepuasan demokrasi menyentuh 77,3 persen.

"Kepuasan atas kinerja demokrasi menurun tajam," tulis mereka.

Soal kondisi ekonomi, juga masih mendapatkan penilaian negatif. Dari seluruh responden, hanya 23,1 persen yang memberikan penilaian sangat baik dan baik. Mayoritas, sebanyak 42 persen, bahkan memberikan penilaian buruk dan sangat buruk sementara 31,7 persen menyatakan sedang dan 3,1 persen tak menjawab atau tidak tahu.

Menurut data LSI, persepsi negatif terhadap kondisi ekonomi tersebut menguat setelah dalam satu tahun terakhir cenderung menurunn. Dalam survei sebelumnya pada Desember 2021, hanya 33,2 persen responden yang menilai perekonomian Indonesia buruk.

Mayoritas para responden juga menyatakan bahwa kondisi ekonomi rumah tangga mereka tidak ada perubahan dan bahkan memburuk. Hanya sebagian kecil yang menyatakan membaik.

"Yang menilai memburuk atau jauh memburuk sekitar 38,2 persen, tidak berubah sekitar 37.8%, membaik atau jauh membaik sekitar 23,4 persen," tulis LSI.

Penilaian soal kondisi penegakan hukum nasional juga terus menunjukkan tren negatif dalam dua tahun terakhir. Jika pada Januari 2020 46 persen responden menilai penegakan hukum baik, kini nilai itu tinggal 29,7 persen. Responden yang menilai penegakan hukum buruk justru meningkat dari 19,9 persen menjadi 33,7 persen.

Kondisi lebih baik terjadi ketika para responden ditanya soal kondisi politik nasional. Sebanyak 36,4 persen menilai kondisi saat ini berada di level sedang. Responden yang menilai baik dan sangat baik sebanyak 26,1 persen, berimbang dengan yang menilai buruk atau sangat buruk sebesar 26,2 persen.

Meskipun demikian, menurut LSI tren negatif juga sedang terjadi. Pada survei Desember lalu, masyarakat yang menilai kondisi politik berada dalam level sedang berjumlah 43,4 persen sementara yang menilai baik berjumlah 27,9 persen. Masyarakat yang menilai kondisi politik nasional buruk pada Desember lalu hanya berjumlah 21 persen.

Pada survei yang sama, LSI juga melakukan pemetaan suara masyarakat dalam isu perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi. Hasilnya, mayoritas masyarakat menolak ide itu dan menilai Pemilu 2024 harus tetap digelar dalam kondisi apapun.

Baca: Survei LSI: Masyarakat Tolak Semua Alasan Perpanjangan Masa Jabatan Jokowi

Berita terkait

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

3 jam lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

6 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

6 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Ketua MK Sempat Tegur Ketua KPU Hasyim Asy'ari karena Izin Tinggalkan Sidang

6 jam lalu

Ketua MK Sempat Tegur Ketua KPU Hasyim Asy'ari karena Izin Tinggalkan Sidang

Hakim MK menegur Ketua KPU Hasyim Asy'ari karena meminta izin meninggalkan sidang, padahal sidang baru dimulai kurang dari 30 menit.

Baca Selengkapnya

KPU Respons Kemarahan Hakim MK karena Absen di Sidang: Ada Agenda Penting Pilkada

7 jam lalu

KPU Respons Kemarahan Hakim MK karena Absen di Sidang: Ada Agenda Penting Pilkada

Komisioner KPU Idham Holik angkat bicara usai Hakim MK Arief hidayat marah lantaran tak ada satu pun komisoner yang hadir di sidang sengketa pileg

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

8 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

9 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

9 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

10 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

10 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya