Soal Penundaan Pemilu 2024, PBNU Sebut Yahya Cholil Staquf Inginkan Dialog

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Febriyan

Kamis, 3 Maret 2022 15:50 WIB

Ketua Umum PBNU terpilih, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu, 29 Desember 2021. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan memberi penjelasan soal sikap organisasi mereka atas usulan penundaan Pemilu 2024. Menurut dia, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang sempat ikut menyampaikan pandangan terkait usulan ini menginginkan adanya dialog.

"Kata kuncinya dialog. Untuk itu Gus Yahya menyampaikan alasannya masuk akal, tapi diperlukan dialog," kata Rahmat kepada Tempo di Jakarta, Rabu, 2 Maret 2022.

Sebelumnya, usulan penundaan Pemilu 2024 datang dari sejumlah pimpinan partai politik karena alasan stagnasi ekonomi selama pandemi. Mulai dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sampai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya kemudian meminta agar dilakukan diaolog soal usulan penundaan Pemilu 2024. Ini mengingat beragam persoalan yang dihadapi bangsa dalam beberapa waktu terakhir.

"Ada usulan penundaan pemilu dan saya rasa ini masuk akal mengingat berbagai persoalan yang muncul dan dihadapi bangsa ini," kata dia di Pondok Pesantren Darussalam di Pinagar, Sumatera Barat, Ahad, 28 Februari 2022.

Advertising
Advertising

Menurut Gus Yahya, usulan penundaan pemilu ini dapat didudukkan bersama oleh seluruh pihak untuk mencari solusi terbaik.

"Nanti kita lihat apa saja yang perlu dilakukan untuk mengurangi beban bangsa ini," kata dia.

Rahmat juga menilai mereka sebenarnya cukup berani dengan mewacanakan pendekatan dialog atas usulan ini. Tujuannya yaitu untuk menjembatani kebuntuan yang ada agar diselesaikan dengan dialog.

Rahmat menegaskan bahwa PBNU bukanlah partai politik yang bisa memutuskan hal tersebut. Usulan itu, menurut dia, hanya bisa dilakukan dengan keputusan politik. Meski demikian, Rahmat juga membenarkan bahwa organisasi seperti NU tetap berperan dalam kebijakan yang nanti akan diambil terkait Pemilu 2024 ini.

"Legalitasnya di sana (partai politik), legitimasi moralnya di sini (organisasi kemasyarakatan dan keagamaan seperti NU)," kata dia.

Untuk itu, NU juga akan terus membahas usulan kebijakan ini dengan sejumlah kyai dan kalangan pesantren di daerah.

"Perkembangannya pasti diikuti, tapi apakah suara NU menentukan, ya tidak lah," kata dia.

Secara pribadi, Rahmat pun sepakat dengan Gus Yahya bahwa alasan yang dikemukakan terkait penundaan Pemilu 2024 masuk akal. Sebab, Indonesia bisa dianggap telah "sakit" selama dua tahun lebih pandemi Covid-19 ini.

Sehingga dalam keadaan tidak normal, kata Rahmat, tentu jangan menggunakan cara berpikir normal. Lalu sebagai bangsa, kata dia, harus ada juga prioritas kebijakan yang diambil.

"Kalau pendekatannya konstitusional, ya menolak. Tapi kan kita hidup di dua sisi, ada konstitusi dan ada dinamika," kata dia.

Sebelum disampaikan ketua umum partai politik, usulan penundaan Pemilu 2024 juga datang dari Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Ia menyebut usulan tersebut datang dari para pengusaha.

Salah satu pengusaha yang mendukung penundaan Pemilu 2024 adalah Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jakarta Diana Dewi.

"Memang beberapa pengusaha berwacana untuk dapat menunda pelaksanaan Pemilu dari 2024 ke 2027," kata dia saat dihubungi.

Namun, kata Diana, hal tersebut tidaklah menjadi pendapat Kadin secara kelembagaan. Sebagai wadah dunia usaha, kata dia, Kadin memang menaungi perusahaan dan organisasi perusahaan atau pengusaha di Tanah Air.

Polemik penundaan pemilu 2024 hingga saat ini terus berlanjut. Isu ini mendapat tentangan dari banyak pihak mulai dari akademisi, masyarakat sipil, hingga politikus Senayan. Presiden Jokowi sendiri belum berbicara secara langsung soal ini.

Baca: Soal Penundaan Pemilu 2024, Sekjen PDIP Ungkap Soal Orang di Sekitar Jokowi

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

56 menit lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

2 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

2 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

3 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

4 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

5 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

9 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

10 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

11 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

11 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya