Pengakuan Warga soal Asal Mula Penolakan Tambang Emas di Parigi Moutong

Minggu, 20 Februari 2022 14:21 WIB

Ilustrasi biji emas atau gold nugget. Magnetic Resources

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu perwakilan warga yang tergabung Aliansi Masyarakat Tani (Arti), Sofyan Maragau, menceritakan asal-usul aksi penolakan tambang emas di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Aksi terakhir pada Sabtu, 12 Februari 2022, berakhir dengan pembubaran oleh kepolisian yang mengakibatkan satu demonstran tewas.

Sofyan menjelaskan bahwa penolakan aktivitas tambang itu sudah mulai muncul pada 2010-2011, termasuk munculnya perlawanan dari masyarakat setempat. Penolakan dilakukan oleh tiga kecamatan yaitu Kecamatan Toribulu, Kasimbar, dan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong.

“Saat itu masih tambang ilegal masyarakat, dan sudah kami dorong ke pemerintah kecamatan untuk melakukan mediasi, agar jangan sampai ada konflik di antara masyarakat,” ujar dia saat dihubungi Minggu, 20 Februari 2022.

Kemudian pada tahun 2012, pertama kali aksi unjuk rasa menolak tambang emas dilakukan. Namun tidak ada mediasi dari pihak pemerintah, tapi massa berhasil memasukkan berkas tuntutan ke Kantor Gubernur Sulawesi Tengah dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.

“Kita punya berkas tuntutan itu dan alhamdulillah diterima semua dan rekapan surat terima itu kita punya, ada data serah terima,” katanya sambil menambahkan bahwa setelah itu kabar akvitas pertambangan sempat tidak beroperasi beberapa bulan.

Advertising
Advertising

Kemudian isu pertambangan muncul kembali setahun berikutnya pada 2013 dan memicu warga berunjuk rasa, yang dikoordinatori Sofyan. Masyarakat memblokade jalur transportasi. Saat itu, Bupati Parigi Moutong mengerahkan aparat kepolisian dan TNI untuk mendatangi lokasi tambang dan menyita sejumlah alat pertambangan.

Pada 2019-2020, PT TK memproses perizinan tambang dan mendapatkannya yang mencakup lebih dari 15.000 hektare lahan. “Awalnya, kami mengira hanya di wilayah Kasimbar saja yang luasnya 9.000 hektare, selebihnya di wilayah lain tapi masih di Kabupaten Parigi Moutong. Nah kita tidak pernah tahu, ternyata akan mencakup wilayah Tinombo Selatan juga,” tutur dia.

Informasi mengenai PT TK itu yang menyulut kekesalan warga, yang kemudian berunjuk rasa pada 7 Februari menuntut Gubernur Rusdy Mastura mencabut izin tambang perusahaan itu. Lalu, Rusdy melalui Tenaga Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan Antar Lembaga dan HAM, Ridha Saleh, berjanji untuk menemui massa aksi.

“Kawan-kawan saat itu membubarkan diri sekaligus menanti janji bahwa akan bertemu dengan Gubernur Rusdy,” katanya.

Sehingga, massa kembali menggelar aksi pada 12 Februari. Menurut Sofyan, apa yang dilakukan saat itu bukanlah aksi yang macam-macam, melainkan aksi penyambutan Rusdy. Aksi tersebut ramai karena mengundang lebih banyak warga yang pro penolakan tambang agar mendengar respons Gubernur langsung. “Sampai menyediakan tumpeng segala.”

Namun, sejak pagi hingga malam hari, menunggu Rusdy untuk menyerahkan berkas penolakan yang berisi petisi yang sudah ditandatangani sekitar 5-6 ribuan orang, tapi tak kunjung datang. Kemudian, massa memblokir jalan di Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan, yang kemudian dibubarkan paksa aparat yang berujung pada penembakan.

<!--more-->

Sofyan menilai ketidakhadiran Gubernur Rusdy saat itu dikarenakan adanya salah komunukasi dan sudah didesain oleh Tenaga Ahli Gubernur yang dianggapnya sengaja untuk membenturkan masyarakat dan pimpinan daerahnya. “Akhirnya saya dengar gubernur kewalahan, karena belum ada informasi di mejanya satu pun terkait situasi pertambangan. Ini sudah sata pastikan setelah komunukasi dengan teman-teman,” ujar dia.

Aksi unjuk rasa pada 12 Februari itu mengakibatkan korban meninggal. Dia adalah Erfaldi atau Aldi (21 tahun) mahasiswa dari Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong.

Respon Gubernur Sulawesi Tengah

Semenatara, Rusdy mengaku tidak memiliki wewenang untuk mencabut izin usaha pertambangan (IUP) PT TK. “Saya tidak punya kewenangan untuk mencabut izin. Saya hanya mengusulkan sesuai dengan hasil kajian yang dilakukan Kementerian ESDM,” ujar dia dikutip Antaranews, Senin lalu.

Dia menyebutkan penerbitan IUP PT TK sudah dilaksanakan sejak tahun 2012 dan saat itu tidak ada penolakan. “Pada waktu kampanye aspirasi tentang IUP itu sudah ada, tapi ada masyarakat yang setuju, ada juga yang tidak,” katanya.

Terkait keinginan masyarakat untuk mencabut IUP itu, pemerintah disebutnya akan melakukan kajian pemberhentian IUP atau pengusulan penciutan luas area. Dia mengatakan bahwa pemerintah daerah tidak akan diam dan sudah mendengar keinginan masyarakat, serta akan mengirimkan surat ke pemerintah pusat.

Selain itu, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy juga meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penembakan terhadap aksi massa. “Soal itu kami percayakan kepada pihak kepolisan, saya menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya,” tutur Rusdy.

Baca: Walhi Sulteng Duga Penambangan Emas di Parigi Moutong Bikin Air Tercemar

Berita terkait

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

1 hari lalu

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

4 hari lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di pelipis kanan dan tembus ke kiri akibat tembakan senjata api. Diduga bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

5 hari lalu

Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

Brigadir RA yang tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang tercatat berdinas di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Dinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang

5 hari lalu

Dinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang

Tetangga mengenal Brigadir RA sebagai pengawal sekaligus sopir di rumah Mampang tersebut. Ia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

5 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Bunuh Diri dengan Cara Tembak Pelipis, Brigadir RA Dikenal Rajin Beribadah dan Pandai Bergaul

5 hari lalu

Polisi Duga Bunuh Diri dengan Cara Tembak Pelipis, Brigadir RA Dikenal Rajin Beribadah dan Pandai Bergaul

Brigadir RA atau Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard. Dikenal rajin beribadah dan pandai bergaul.

Baca Selengkapnya

Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Brigadir RA Berdinas di Polresta Manado

5 hari lalu

Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Brigadir RA Berdinas di Polresta Manado

Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan menduga Brigadir RA tewas karena diduga bunuh diri. Ditemukan luka tembak di kepala.

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Keluarga dari Manado cek TKP dan CCTV

5 hari lalu

Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak di dalam Mobil Alphard di Mampang, Keluarga dari Manado cek TKP dan CCTV

Keluarga almarhum Brigadir RA datang langsung dari Manado untuk mengecek TKP dan melihat CCTV. Ditemukan luka tembak di kepala korban.

Baca Selengkapnya

Ada Luka Tembak di Kepala Brigadir RA yang Ditemukan Tewas di dalam Mobil Alphard di Mampang

5 hari lalu

Ada Luka Tembak di Kepala Brigadir RA yang Ditemukan Tewas di dalam Mobil Alphard di Mampang

Polisi menemukan luka tembak di pelipis kanan kepala Brigadir RA yang tembus ke bagian kiri kepala, bahkan hingga ke atap mobil Alphard.

Baca Selengkapnya

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

6 hari lalu

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.

Baca Selengkapnya