Komnas HAM Ungkap Demonstran di Parigi Moutong Tertembak Peluru Tajam

Senin, 14 Februari 2022 12:39 WIB

Ilustrasi Petugas Pengaman Demonstrasi/unjuk rasa/ Petugas Anti Huru-hara. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan temuan awal dari lapangan dalam kasus penembakan seorang pengunjuk rasa di Desa Katulistiwa, Tinombo Selatan, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Korban yang tengah berunjuk rasa menolak penambangan tewas tertembak.

Ketua Komnas HAM perwakilan Sulawesi Tengah Dedy Askari mengatakan pada tahap awal melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematian korban yang bernama Erfaldi (21 tahun). Dia merupakan anggota masa aksi penolak aktifitas pertambangan PT. Trio Kencana di Kecamatan Kasimbar dan Tinombo Selatan.

"Yang paling penting untuk penyelidikan awal ini adalah soal sebab kematian 1 orang dari anggota massa aksi," kata dia saat dihubungi, Senin, 14 Februari 2022. Dari hasil penyelidikan awal ini, Dedy mengatakan, Komnas HAM menemukan fakta bahwa Erfaldi meninggal karena tertembak peluru tajam dari arah belakang.

"Benar meninggal disebabkan oleh peluru tajam, sebagaimana proyektil yang ditemukan dan diangkat dari bagian tubuh korban. Proyektil tersebut masuk mengenai korban dari arah belakang," ungkapnya.

Kondisi luka tersebut, menurut Dedy, sebagaimana yang dijelaskan oleh pihak Puskesmas di Desa Katulistiwa saat dilakukan visum dan mengangkat proyektil yang tersisa serta hinggap di bagian tubuh korban.

Advertising
Advertising

"Fakta lain sebagaimana interview kami dari keluarga almarhum, menjelaskan sekaligus memperlihatkan proyektil yang diangkat bahwa almarhum Erfaldi meninggal karena terkena peluru tajam dari aparat yang mengenai bagian belakang sebelah kiri tembus di bagian dada," tutur dia.

Dedy mengungkapkan telah mengonfirmasi temuan ini dengan langsung mengklarifikasi dan menemui beberapa pejabat utama di Polres Parigi Moutong. Ia menemui Kabaops Polres Parigimoutong AKP Junus Achpa.

Menurut Dedy, Junus menjamin bahwa korban tertembak bukan disebabkan polisi. Ini karena anggota polisi yang melakukan pengamanan sejak 12-13 Februari 2022 dipastikan Junus selalu berada di barisan terdepan.

"Saya berani memastikan dan meyakinkan itu korban bukan dari pihak kami, saat dilokasi pun kami dalam posisi berlapis-lapis, anggota kami di barisan depan, kemudian baris atau lapis kedua para perwira, selanjutnya lapis ketiga aparat lainnya dari Polres, polsek terdekat dan dari Polda," kata Dedy menceritakan ulang pernyataan Junus soal pengamanan saat unjuk rasa di Parigi Moutong.

Baca: Mabes Polri Jelaskan Soal Aksi Represif di Wadas dan Parigi Moutong

Berita terkait

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

3 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

3 hari lalu

Tambahan Pasukan ke Intan Jaya, Komnas HAM Papua Ingatkan Soal Ini

Komnas HAM mengingatkan agar pasukan tambahan yang dikirimkan ke Intan Jaya sudah berpengalaman bertugas di Papua.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

4 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

4 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

4 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

5 hari lalu

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

8 hari lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Menolak Autopsi Jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi yang Diduga Tewas Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di pelipis kanan dan tembus ke kiri akibat tembakan senjata api. Diduga bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

9 hari lalu

Jenazah Brigadir RA yang Tewas di dalam Alphard Tidak Diautopsi, Langsung Diserahkan ke Keluarga

Brigadir RA yang tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang tercatat berdinas di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Dinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang

9 hari lalu

Dinas di Polresta Manado, Brigadir RA yang Tewas dengan Luka Tembak Disebut Pengawal di Rumah Mampang

Tetangga mengenal Brigadir RA sebagai pengawal sekaligus sopir di rumah Mampang tersebut. Ia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

9 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya