Diskusi LP3ES soal Wadas Sempat Diganggu Peretas

Minggu, 13 Februari 2022 11:00 WIB

Ilustrasi hacker. foxnews.com

TEMPO.CO, Yogyakarta - Diskusi virtual Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial atau LP3ES bertajuk Bekerjanya Hukum Represif, Belajar dari Kasus Wadas mendapat serangan peretas komputer atau hacker pada Sabtu siang, 12 Februari 2022.

Serangan siber itu terlihat dalam rekaman Peneliti LP3ES, Herlambang P. Wiratman. Hacker membajak webinar dengan mengirimkan gambar dan suara bermuatan pornografi misalnya alat kelamin. Ada juga suara musik yang keras dan ujaran kebencian. Contoh ujaran kebencian terhadap Cina yang diucapkan dalam bahasa Inggris. Kata-kata bernuansa pornografi juga membanjiri kolom chat.

Secara bertubi-tubi, akun dengan identitas yang tidak jelas masuk dan mengacaukan pembukaan diskusi yang diawali dengan saling sapa para pembicara pada pukul 13.30. Selama 10 menit, peretas masuk.

"Akun-akun tak jelas jumlahnya belasan masuk tak terkontrol. Merusak jalannya diskusi," kata Herlambang, Ahad, 13 Februari 2022.

Panitia diskusi kemudian mengatasinya dengan mengeluarkan satu per satu peserta diskusi. Selama sepuluh menit mereka harus berjibaku mengembalikan peserta. Panitia berhasil mengambil alih dan diskusi tetap lanjut.

Diskusi itu menghadirkan pembicara di antaranya Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Muhamad Isnur, Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Milda Istiqomah, dan Lilis Mulyani dari Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN.

Advertising
Advertising

Herlambang mengatakan serangan digital itu bagian dari tekanan terhadap kebebasan sipil dengan tujuan meneror. Serangan diskusi virtual bertema Wadas sebelumnya marak terjadi.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu menyayangkan tidak pernah ada penyelesaian. Gangguan itu menurut Herlambang menggambarkan mahalnya kebebasan masyarakat sipil dan akademisi untuk menyuarakan pendapat.

Dalam diskusi itu, Herlambang mengatakan kekerasan yang menimpa warga Desa Wadas di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, bukan pelanggaran hukum biasa. Kekerasan itu merupakan kejahatan hak asasi manusia yang terencana, sistematis, dan meluas.

Unsur sistematis terlihat dari pengerahan ratusan polisi. Dia mendapatkan kabar rencana kedatangan ratusan polisi itu sehari sebelumnya.

Kisruh Wadas mengingatkannya pada peristiwa kekerasan dalam pembangunan Waduk Kedung Ombo di zaman Presiden Soeharto. Korban dalam dua peristiwa itu sama, yakni petani dan warga desa. Proyek itu sama-sama membangun bendungan. “Praktek kekerasan rezim Soeharto berulang pada masa ini,” kata dia.

SHINTA MAHARANI

Baca: Temui Warga Wadas, KSP Bakal Teruskan Protes Soal Bendungan Bener ke Jokowi

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

13 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

15 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

22 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

1 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

1 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

3 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya