Dua Pasien Omicron Meninggal, Epidemiolog: Bukti Varian Berbahaya

Minggu, 23 Januari 2022 15:31 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menilai kematian dua pasien Covid-19 varian Omicron membuktikan bahwa varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu berbahaya dan bisa berdampak serius. Ia mengatakan keseriusan dampak varian Omicron ini sesuai dengan sikap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memberi label pada Omicron sebagai variant of concern (VoC).

"Namanya varian of concern itu berbahaya, serius dampaknya, ada potensi menyebabkan kematian dan keparahan rumah sakit," kata Dicky melalui pesan singkat, Ahad, 23 Januari 2022. Dicky menjelaskan setiap variant of concern punya daya rusak masing-masing yang menjadi alasan kenapa dia jadi varian yang butuh perhatian. Menurut Dicky, semua variant of concern yang ditetapkan WHO bisa memperburuk pandemi.

Dari sisi kerawanan, Dicky mengatakan varian Omicron tidak ada bedanya dengan varian Delta, Alpha, bahkan varian asli yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina. Ia mengingatkan pemerintah untuk segera melakukan langkah mitigasi agar tidak ada lagi korban akibat varian virus ini. "Ini kita lihat (kematian) pada lansia. Kalau enggak cepat dimitigasi kematian pada anak akan terjadi," ucap dia.

Sebanyak dua pasien Omicron meninggal tak lama begitu dirawat di rumah sakit. Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan dua pasien itu memiliki penyakit komorbid.

Nadia menyebut salah satu pasien yang meninggal adalah seorang pelaku perjalanan luar negeri. Pasien yang meninggal di RSPI Sulianti Saroso ini memiliki penyakit diabetes melitus, obesitas, dan hipertensi. "Diabetes melitusnya tidak terkontrol," kata Nadia.

Advertising
Advertising

Pasien Komorbid

Sebelum meninggal di RSPI Sulianti Saroso, pasien berusia 56 tahun ini dirawat di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Pasien ini datang dengan gejala pneumonia berat kemudian dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso.

Sementara satu pasien lain, Nadia mengatakan, terinfeksi varian Omicron dari transmisi lokal. Sempat dirawat di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, perempuan berusia 64 tahun ini juga memiliki riwayat penyakit hipertensi. "Dan sakit ginjal," ujar Nadia.

Dari informasi yang diperoleh Tempo, pasien yang dirawat di rumah Sakit Sari Asih Ciputat datang ke IGD pada 11 Januari 2022. Pasien ini mengalami keluhan demam, sesak nafas berat, batuk, dan penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut, pasien lalu dirawat di ruang ICU isolasi untuk mendapat perawatan intensif. Pada hari kedua perawatan, pasien meninggal.

Pada 23 Januari 2022, total kasus Omicron yang menyebar di Tanah Air mencapai 1.369 kasus. Nadia menyebut sebanyak 840 kasus berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, 311 kasus transmisi lokal, dan sisanya 218 kasus dalam pemeriksaan epidemiolog. "Dari total itu, yang aktif 558," kata Nadia.

Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga Chairul Anwar Nidom, mengingatkan agar masyarakat tetap waspada dan terus menjalankan protokol kesehatan menghadapi merebaknya varian Omicron. Menurut Nidom, tingkat keparahan penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2 itu masih berkaitan dengan komorbid yang ada pada pasien, terutama terkait dengan gangguan pembuluh darah.

Nidom menambahkan, keberadaan varian-varian baru Covid-19, membuat supply material genetik untuk virus melakukan koalisi semakin beragam dan menyulitkan untuk memprediksinya. Dia menjelaskan, di dalam kemunculan varian virus baru, biasanya berasal dari sumber genetik dari virus yang ada di lingkungan. Dengan adanya varian baru seperti Omicron, maka sumber genetik semakin bertambah. “Dan semakin sulit diprediksi varian apa lagi yang akan muncul baik yang bersifat lokal atau global,” tutur Founder dan Ketua Tim Profesor Nidom Foundation (PNF) itu.

Oleh karena itu, Nidom melanjutkan, vaksinasi yang sudah dilakukan selama ini, diuji proteksi terhadap virus varian yang sudah ada. Jika antibodi yang ada di tubuh seseorang mampu memproteksi terhadap varian tersebut, maka risiko yang dihadapi akan lebih kecil.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

6 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

9 jam lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

5 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

7 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

9 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

12 hari lalu

Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

12 hari lalu

Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

Pemerintah pusat diminta menjembatani Pemerintah Kabupaten Manggarai dan nakes yang dipecat untuk menemukan solusi bersama.

Baca Selengkapnya