Perkara Satelit Orbit 123, Menhan Prabowo Sebut Ada Audit Internal

Reporter

Egi Adyatama

Kamis, 20 Januari 2022 16:06 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat meninjau alutsista yang akan diserahkan Kementerian Pertahanan pada TNI, usai rapat pimpinan Kementerian Pertahanan, Kamis, 20 Januari 2022. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akhirnya buka suara terkait dengan kasus dugaan pelanggaran hukum dalam pengelolaan satelit orbit 123 Bujur Timur yang terjadi di Kementerian Pertahanan. Prabowo mengkonfirmasi bahwa Kemhan melakukan audit internal dalam perkara ini.

"Ada (audit internal) dan kita juga sudah minta pihak BPKP untuk audit," kata Prabowo saat ditemui di Komplek Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Januari 2022.

Ia mengatakan saat ini urusan ini tengah diproses. Menhan Prabowo enggan menanggapi lebih lanjut terkait dengan kasus satelit orbit 123.

Kementerian Pertahanan mengambil alih pengelolaan slot Orbit 123 Bujur Timur dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Alasannya untuk membangun Satelit Komunikasi Pertahanan (Satkomhan) pada 2015.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md mengatakan sejak awal sudah terjadi pelanggaran hukum karena Kemenhan membuat kontrak dengan Avanti tanpa memiliki anggaran. Pemerintah baru mengeluarkan anggaran pada 2016, namun dilakukan self blocking oleh Kemenhan sendiri.

Advertising
Advertising

Selama periode 2015 hingga 2016 itu, Mahfud Md mengatakan sejumlah kontrak lain juga dibuat Kemenhan untuk proyek Satkomhan. Selain Avanti, kontrak juga dibuat dengan Navayo, Airbus, Detente, Hogan Lovel, dan Telesat. Setelah Avanti, Navajo juga telah menggugat kontrak dengan Kemenhan tersebut ke Pengadilan Arbitrase Singapura.

Hasilnya, Indonesia diputuskan harus membayar US$ 20,9 juta atau setara Rp 304 miliar. Kerugian negara, kata Mahfud, bisa bertambah lebih besar jika akhirnya perusahaan lain ikut menggugat Indonesia.

"Negara itu berpotensi ditagih lagi oleh AirBus, Detente, Hogan Lovel, dan Telesat. Jadi banyak sekali nih beban kita kalau ini tidak segera diselesaikan," kata Mahfud.

Padahal, Mahfud Md mengatakan yang bertanggung jawab seharusnya adalah pembuat kontrak. Apalagi prosedur pembuatan kontrak satelit orbit 123 menyalahi aturan karena belum ada kewenangan dari negara dalam APBN bahwa harus mengadakan program satelit itu. BPKP pun disebut Mahfud sudah mulai mengendus ini sejak lama.

Baca: Kasus Satelit Orbit 123, Mahfud Sebut Sebagian Barang dari Navayo Selundupan

Berita terkait

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

21 menit lalu

Relawan Tak Menolak Partai Pendukung Anies Gabung ke Pemerintahan Prabowo

Relawan tak menolak jika partai pendukung Anies-Muhaimin ingin bergabung dengan pemerintahan baru Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

55 menit lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

1 jam lalu

Usulan Menteri di Kabinet Prabowo: PAN Siapkan Eko Patrio, Demokrat Utamakan AHY

Siapa yang bakal mengisi posisi menteri di kabinet Prabowo menjadi perhatian publik. PAN dan Demokrat masing-masing menyebut nama Eko Patrio dan AHY.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

3 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

4 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

13 jam lalu

Peluang PKB Masuk Koalisi Prabowo, Muhaimin Iskandar: Tunggu Sampai Oktober

Muhaimin Iskandar bakal menentukan sikap partainya bergabung atau tidak dalam koalisi Prabowo pada Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

14 jam lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

17 jam lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

17 jam lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

19 jam lalu

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.

Baca Selengkapnya