Kaleidoskop 2021: Moeldoko di Pusaran Kisruh Partai Demokrat

Reporter

Dewi Nurita

Editor

Amirullah

Sabtu, 25 Desember 2021 10:04 WIB

Moeldoko menyampaikan pidato perdana saat KLB Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat, 5 Maret 2021. KLB telah menetapkan Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat lewat KLB tersebut pada Jumat siang. ANTARA/Endi Ahmad

TEMPO.CO, Jakarta - Selain pandemi, peristiwa politik masih mewarnai sepanjang 2021. Pada awal Maret, kisruh politik terjadi di internal Partai Demokrat yang melahirkan Kongres Luar Biasa di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pada bulan yang sama, munculnya varian baru Covid-19 menjadi sorotan. Sementara itu, Vaksin Nusantara juga menuai perhatian karena hasil uji klinisnya ditolak BPOM.

Berikut rangkuman singkat peristiwa yang menjadi sorotan selama Maret 2021;

1. Kisruh Demokrat, Moeldoko Terpilih Menjadi Ketua Umum

Pada Maret 2021, Deli Serdang menjadi saksi manuver politik Partai Demokrat kubu Moeldoko yang dibidani faksi politik penentang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Di sana bersekutu dan bertemu dua arus utama, antara lain faksi Marzuki Alie dan loyalis Anas Urbaningrum.

Mereka lantas menggelar Kongres Luar Biasa di Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret 2021. Hasil kongres ini memutuskan memilih Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan, sebagai Ketua Umum Demokrat periode 2020-2025.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menolak mengesahkan kepengurusan Partai Demokrat hasil KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara. Tak terima, kubu Moeldoko menggugat keputusan tersebut.

“Pintu PTUN masih terbuka lebar bagi kami untuk melayangkan gugatan demi memperoleh keadilan dan kepastian hukum,” ujar Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi Partai Demokrat KLB Deli Serdang, Saiful Huda, akhir Maret lalu.

Setelah proses persidangan berjalan, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta menyatakan menolak gugatan yang dilayangkan Partai Demokrat pimpinan Moeldoko. Penolakan itu tertuang di laman resmi Mahkamah Agung (MA) dengan nomor perkara 154/G/2021/PTUN.JKT tertanggal 23 Desember 2021. Dengan demikian, Demokrat pimpinan AHY masih menjadi kepengurusan yang sah.

2. Varian Baru B117 dari Inggris Ditemukan di Indonesia

Pada awal Maret, pemerintah mengumumkan masuknya varian baru Covid-19 berjenis B117 asal Inggris di Indonesia. Dua pasien pertama yang ditemukan adalah warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Keduanya merupakan perempuan pekerja migran yang baru datang dari Arab Saudi. Kasus ini dinyatakan sebagai imported case atau berasal dari luar negeri.

"Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia untuk mengintensifkan pelaksanaan upaya antisipatif imported case. Baik yang teknis di pintu kedatangan, akurasi dari alat testing, prosedur karantina isolasi, serta pelaksanaan dari WGS yang lebih holistik dan real time," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Kamis, 4 Maret 2021.

Setelah Varian B117, sejumlah varian yang lebih menular lainnya menyusul lolos masuk Indonesia. Teranyar, ada Varian Delta (B.1.617.2) dan kasus Covid-19 berjenis B.1.1.529 atau Omricon.

3. BPOM Tolak Uji Klinis II Vaksin Nusantara

Maret lalu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito menyatakan penelitian vaksin Nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, tidak sesuai dengan kaidah medis.

Salah satu penyebabnya adalah perbedaan lokasi penelitian dengan pihak komite etik yang memberikan izin. Izin uji klinis dikeluarkan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta. Sedangkan penelitian berlangsung di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi, Semarang.

Penny menjelaskan, setiap tim peneliti seharusnya memiliki komite etik di tempat penelitian. "Pemenuhan kaidah good clinical practice tidak dilaksanakan," ucap Penny dalam rapat kerja dengan Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 10 Maret lalu.

Ditolak BPOM, Vaksin Nusantara justru mendapat dukungan anggota DPR. Sejumlah anggota DPR menjadi relawan pengembangan vaksin berbasis sel dendritik tersebut.

Polemik vaksin Nusantara diakhiri pemerintah dengan penandatanganan nota kesepahaman penelitian berbasis pelayanan menggunakan sel dedrintik, medio April lalu. Salah satu poin kesepakatannya, penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan imunitas terhadap virus SARS-CoV-2 itu tidak untuk dikomersialkan. Pengembangan vaksin Nusantara kini terus berjalan. Presiden Joko Widodo atau Jokowi bahkan meminta Vaksin Nusantara dimasukkan sebagai salah satu opsi untuk vaksin booster yang akan dimulai tahun depan.

Berita terkait

Respons Banyak Pihak Soal Jumlah Menteri Prabowo-Gibran, Mahfud Md: Terlalu Banyak yang Dijanjikan Posisi Menteri

1 hari lalu

Respons Banyak Pihak Soal Jumlah Menteri Prabowo-Gibran, Mahfud Md: Terlalu Banyak yang Dijanjikan Posisi Menteri

Wacana jumlah menteri Prabowo-Gibran yang mengalami penambahan ditanggapi berbagai pihak, mulai dari Jokowi sampai Mahfud MD.

Baca Selengkapnya

Alasan Demokrat Dukung Prabowo Tambah Kementerian

1 hari lalu

Alasan Demokrat Dukung Prabowo Tambah Kementerian

Menurut Demokrat selama penambahan kementerian oleh Prabowo Subianto untuk mengurus rakyat lebih banyak, maka menjadi kebijakan yang baik.

Baca Selengkapnya

Ditinggal Demokrat dan PPP di Pilkada Depok, PKS: Dipersilakan

2 hari lalu

Ditinggal Demokrat dan PPP di Pilkada Depok, PKS: Dipersilakan

PKS pernah membangun koalisi bersama Demokrat dan PPP di Pilkada Depok 2020.

Baca Selengkapnya

Demokrat Ungkap Alasan Tidak Satu Perahu Lagi dengan PKS di Pilkada Depok 2024

2 hari lalu

Demokrat Ungkap Alasan Tidak Satu Perahu Lagi dengan PKS di Pilkada Depok 2024

Ketua DPC Partai Demokrat Depok Edi Sitorus mengungkapkan alasan tidak lagi satu perahu dengan PKS pada Pilkada Depok 2024

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar dan PKS Berkoalisi dalam Pilkada 2024 Kota Semarang

2 hari lalu

Alasan Golkar dan PKS Berkoalisi dalam Pilkada 2024 Kota Semarang

Yoyok Sukawi mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Semarang ke Partai Demokrat di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

3 hari lalu

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pileg, KPU Tegaskan Tak Ada Pengalihan Suara Demokrat ke PKB di Dapil Jateng 5

4 hari lalu

Sengketa Pileg, KPU Tegaskan Tak Ada Pengalihan Suara Demokrat ke PKB di Dapil Jateng 5

Kuasa hukum KPU mengatakan, berdasarkan analisis hasil pemilihan, tidak ada penambahan suara sebagaimana yang dituduhkan Pemohon.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

4 hari lalu

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

5 hari lalu

Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

Demokrat tidak mempermasalahkan majunya kembali Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

5 hari lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya