TEMPO.CO, Jakarta - Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 telah memutuskan Yahya Cholil Staquf menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggantikan Said Aqil Siradj. Said yang juga mencalonkan diri lagi, mengatakan akan tetap membesarkan Nahdlatul Ulama dengan caranya.

"Saya walaupun tak jadi pengurus, misalkan, akan tetap mendakwahkan Islam asunah waljamah Nahdlatul Ulama. Tetap akan menyebarkan islam wasatiyah tasamuhiyah, islam yang moderat dan toleran," kata Said Aqil usai pemungutan suara dilakukan di Universitas Lampung, Jumat, 24 Desember 2021.

Ia mengajak semua pihak melupakan kejadian kemarin, saat persaingan antara dirinya dan Yahya Staquf memanas menjelang pemilihan Ketum Umum. Said pun mengajak bergandengan bersama untuk membangun Nahdlatul Ulama.

"Katanya sebelumnya, awalnya (Muktamar) agak panas. Yang jelas selesai dengan damai, nyama, ketawa," kata Said Aqil.

Meski dikalahkan Yahya, namun Said Aqil mengatakan bahwa ia ikut bergembira dengan terpilihnya Yahya Staquf sebagai Ketua Umum PBNU baru. Apalagi Yahya adalah cicit dari guru ayahnya Said Aqil.

"Mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan lahir batin oasa beliau untuk memimpin NU ke depan, lebih baik lagi lebih sempurna lagi," kata Said.

Yahya Cholil Staquf resmi terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026. Yahya mengantongi 337 suara, unggul dari calon inkumben yakni Said Aqil Siradj yang hanya mendapatkan 210 suara.

Baca: Yahya Cholil Staquf Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU 2021-2026