Top Nasional: Gelar Yahya Staquf Dipersoalkan dan Mutasi Dirjen Bimas di Kemenag

Reporter

Tempo.co

Kamis, 23 Desember 2021 07:11 WIB

Mantan juru bicara (Jubir) Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yahya Cholil Staquf menyapa para undangan usai dilantik menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Berita yang paling banyak mendapat sorotan pembaca di antaranya Guru Besar Fisip Unair Hotman Siahaan mengatakan meski gelar Yahya Staquf dipersoalkan namun punya kemampuan mengelola sebuah organisasi besar. Kemudian, Caliadi menyebut bahwa pemberhentiannya dari jabatan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dibungkus dengan nama mutasi dan rotasi. Berikut ringkasannya


1. Gelar Yahya Staquf Dipersoalkan, Pakar Unair: Kiprah Intelektual Lebih Penting

Di tengah rivalitas Said Aqil Siroj dan Yahya Staquf, mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Andi Jamaro Dulung berujar organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia itu idealnya dipimpin oleh seorang intelektual bergelar profesor doktor. Menurut tokoh NU asal Bugis ini, pernyataannya itu tidak berlebihan mengingat dari sekitar 100 juta warga nahdliyin, tak sedikit yang punya gelar akademik tinggi.

Menurut Andi, Nahdlatul Ulama merupakan ormas terbesar di Indonesia sekaligus dunia, karena tidak ada organisasi yang anggotanya lebih dari 100 juta orang seperti NU. Sehingga, menurutnya, ketua umumnya harus dari kalangan berpendidikan tinggi. “Wong ketua-ketua wilayah dan cabang saja sudah pada profesor, masak ketua umumnya malah enggak jelas,” kata Andi Jamaro saat dihubungi Tempo, Rabu, 22 Desember 2021.

Selain itu, kata politikus gaek ini, PBNU juga membawahi 47 perguruan tinggi yang didalamnya banyak intelektual-intelektual mumpuni. Sehingga, kata Andi, realistis bila ia mendukung calon ketua umum yang bergelar profesor doktor. Andi tak memungkiri bahwa pada Muktamar 34 di Lampung ini ia condong pada Said Aqil Siroj. “Karena NU itu punya banyak kampus, maka harus dipimpin oleh orang yang ngerti SKS dan prodi. Kalau enggak pernah lulus perguruan tinggi, enggak bisa itu,” kata dia.

Advertising
Advertising

Andi Jamaro membantah pernyataanya itu untuk menyindir kandidat calon Ketua Umum PBNU Yahya Staquf yang tidak sempat menyelesaikan kuliahnya di Fisipol Universitas Gadjah Mada. Menurut Andi ucapannya bersifat umum, yakni siapa pun yang tak bergelar sarjana tidak layak mempimpin NU. “Semuanya, baik ketua cabang, wilayah, apalagi pusat, harus memenuhi kualifikasi standar pendidikan,” kata Andi Jamaro.

Guru Besar Fisip Universitas Airlangga (Unair) Hotman Siahaan, yang juga senior Yahya Staquf di jurusan Sosiologi UGM, tidak menampik bahwa yuniornya itu tak sempat merampungkan kuliah. Menurut Hotman, ketika itu Yahya tinggal mengerjakan skripsi saja. “Tapi terus ditinggal studi ke Mesir atau ke Arab gitu lho, sehingga tidak sempat selesai,” kata Hotman.

Bagi Hotman, gelar akademik tidak menjamin sesuatu, apalagi di era seperti sekarang ini. Yang seharusnya dilihat justru kiprah intelektualnya ketimbang mempermasalahkan gelar. Dan ia menilai Yahya Staquf punya kemampuan mengelola sebuah organisasi besar.

Hotman mengatakan saat ini berderet-deret intelektual bergelar profesor doktor. Yang bergelar guru besar pun berseliweran. Namun banyak yang jejak rekam kiprah intelektualnya belum terlalu memuaskan. “Pengetahuan dan ilmu Yahya Staquf luar biasa, itu yang menurut saya lebih penting dari sekedar gelar,” kata Hotman.


2. Diberhentikan Menag Yaqut, Dirjen Bimas Buddha: Pemecatan Dibungkus Nama Mutasi

Caliadi menyebut bahwa pemberhentiannya dari jabatan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dibungkus dengan nama mutasi dan rotasi.

“Mutasi itu kan di tempat yang baru sejajar eselon I. Ini enggak. Ini dipecat, dibungkus nama mutasi,” kata Caliadi kepada Tempo, Rabu, 22 Desember 2021.

Yaqut Cholil Qoumas sebelumnya memberhentikan enam pejabat eselon I. Empat di antaranya adalah Caliadi dari jabatan Dirjen Bimas Buddha, Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury, Dirjen Bimas Hindu Tri Handoko Seto, dan Dirjen Bimas Katolik Yohanes Bayu Samodro. Sedangkan dua pejabat eselon I lainnya yang diberhentikan adalah Inspektur Jenderal dan Kepala Balitbang.

Caliadi mengatakan bahwa dirinya menolak surat keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang memberhentikannya. Ia kini menunggu penjelasan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengenai alasan atau dasar pemberhentian dirinya.

Menurut Caliadi, dirinya tidak mempersoalkan jabatan karena bagian dari amanah. Ia menilai sah-sah saja jika jabatannya dicopot. Namun, hal itu harus ada prosedurnya sama seperti ketika dirinya diangkat sebagai dirjen yang melalui tahapan panjang.

“Diangkat melalui open bidding (lelang jabatan). Pemberhentian pun juga melalui proses,” kata dia.

Sesuai PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Caliadi mengungkapkan bahwa tahapan itu dimulai dengan pemanggilan jika dirinya melakukan kesalahan atau berkinerja buruk. “Itu tugas pimpinan. Bukan main buldoser begini,” katanya.

Selain itu, Caliadi menilai seharusnya Menag Yaqut berkonsultasi dengan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) jika ingin mencopot pejabat eselon I dari jabatannya. Apalagi, Dirjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, Irjen, dan Kepala Balitbang baru setahunan menjabat.

“Kalau mau copot orang harus sesuai PP 11. Tidak boleh merotasi selama dua tahun masa evaluasi. Setelah dua tahun baru boleh,” kata Caliadi.

Baca: Ini Harapan Wapres Ma'ruf Amin Soal Calon Ketua Umum PBNU

Berita terkait

Kemenag: Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Dideportasi hingga Denda Setara Rp 42,5 Juta

4 jam lalu

Kemenag: Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Dideportasi hingga Denda Setara Rp 42,5 Juta

Jemaah tanpa visa haji resmi bisa dikenakan sanksi deportasi dan dilarang memasuki Arab Saudi sesuai jangka waktu yang diatur UU

Baca Selengkapnya

Universitas Al Azhar Mesir Buka Pendaftaran Beasiswa 2024, Cek Syarat dan Jadwal Tes Kompetensinya

15 jam lalu

Universitas Al Azhar Mesir Buka Pendaftaran Beasiswa 2024, Cek Syarat dan Jadwal Tes Kompetensinya

Kemenag buka pendaftaran uji kompetensi masuk Universitas Al Azhar Mesir pada 14-24 Mei 2024, cek syaratnya.

Baca Selengkapnya

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak Terbakar, Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda

2 hari lalu

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak Terbakar, Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda

Kemenag menyampaikan teguran keras kepada Garuda Indonesia atas insiden kerusakan pesawat yang mengangkut ratusan jemaah haji kloter lima.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Mengecek Estimasi Keberangkatan Haji

3 hari lalu

Begini Cara Mengecek Estimasi Keberangkatan Haji

Bagi yang ingin mengecek porsi atau keberangkatan haji bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Seleksi Penerimaan Beasiswa Pemerintah Maroko 2024

3 hari lalu

Kemenag Buka Seleksi Penerimaan Beasiswa Pemerintah Maroko 2024

Tahun ini, jumlah kuota beasiswa yang diberikan sebanyak 50 orang melalui Kemenag.

Baca Selengkapnya

LBM PBNU Sebut Haji Ghasab Termasuk Kegiatan Ilegal, Apa itu Haji Ghasab?

5 hari lalu

LBM PBNU Sebut Haji Ghasab Termasuk Kegiatan Ilegal, Apa itu Haji Ghasab?

Praktik haji ghasab berada di luar prosedur atau manasik tanpa visa haji, sehingga bertentangan dengan substansi syariat Islam.

Baca Selengkapnya

Kemenag: 23 Kloter Jemaah Haji Akan Diterbangkan ke Madinah Hari Ini

5 hari lalu

Kemenag: 23 Kloter Jemaah Haji Akan Diterbangkan ke Madinah Hari Ini

Berdasarkan laporan PPIH Arab Saudi, jemaah haji yang sudah tiba di tanah suci berjumlah 4.500 orang yang terbagi dalam 11 kloter.

Baca Selengkapnya

Pesan Menag Yaqut ke Jemaah Haji: Jangan Selipkan Niat-niat Lain Selain Ibadah

5 hari lalu

Pesan Menag Yaqut ke Jemaah Haji: Jangan Selipkan Niat-niat Lain Selain Ibadah

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melepas keberangkatan 388 jemaah haji kloter pertama di Bandara Soekarno-Hatta pada Ahad, 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

388 Jemaah Haji Kloter Pertama Berangkat ke Tanah Suci, Ini Pesan Menag Yaqut

6 hari lalu

388 Jemaah Haji Kloter Pertama Berangkat ke Tanah Suci, Ini Pesan Menag Yaqut

Menag melepas keberangkatan Kloter pertama jemaah haji.

Baca Selengkapnya

Kemenag Sebut Petugas Haji Siap Sambut Kedatangan Jemaah Besok

7 hari lalu

Kemenag Sebut Petugas Haji Siap Sambut Kedatangan Jemaah Besok

Jemaah haji Indonesia akan mulai mendarat di Bandara Pengeran Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah pada 12 Mei 2024

Baca Selengkapnya