Maju Mundur RUU TPKS, PKB Minta Disahkan dan Golkar Ingin Menunda

Reporter

Egi Adyatama

Kamis, 16 Desember 2021 15:45 WIB

Ketua DPR RI Puan Maharani (tengah), Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad (kedua kanan) Lodewijk Freidrich Paulus (kedua kiri), Rachmad Gobel (kiri), dan Muhaimin Iskandar (kanan) saat memimpin Rapat Paripurna ke-11 Masa Persidangan II tahun sidang 2021-2022 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 16 Desember 2021. Rapat paripurna tersebut mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, serta mendengarkan pidato Ketua DPR RI pada penutupan masa persidangan II tahun sidang 2021-2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) batal disahkan sebagai hak inisiatif DPR. RUU itu tak dibahas dalam Rapat Paripurna Penutupan Masa Sidang II pada Kamis, 16 Desember 2021.

Kendati demikian, ada dua interupsi di tengah sidang saat membahas RUU TPKS. Interupsi pertama muncul dari politikus Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luluk Nur Hamidah. Ia menegaskan bahwa saat ini ada banyak korban kekerasan seksual membutuhkan payung hukum.

"Begitu banyak yang sudah menunggu dan menilai bahwa DPR gagal dan tidak memiliki sense of crisis adanya darurat kekerasan seksual. Enough is enough," kata Luluk dalam interupsinya.

Ia menegaskan saat ini jumlah korban kekerasan seksual terus bertambah dan tidak pandang usia. Kekerasan seksual juga terjadi di latar belakang pendidikan, pekerjaan, bahkan di berbagai lembaga yang dianggap baik.

"Saya mohon dengan kebijaksanaan juga dengan rasa kemanusiaan yang harus kita angkat lebih tinggi dari segenap kepentingan-kepentingan politik apalagi kepentingan politik jangka pendek maka RUU TPKS hendaknya bisa diputuskan bersama-sama pimpinan menjadi RUU inisiatif DPR hari ini juga, "kata Luluk.

Advertising
Advertising

Menanggapi ini, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar kemudian menegaskan komitmen DPR terhadap RUU ini. "Ini menjadi catatan kita semua. Dan saya kira DPR akan berkomitmen bersama untuk peristiwa demi peristiwa yang ada," kata Muhaimin.

Interupsi kedua datang dari politikus Partai Golkar, Supriansah. Berbeda pandangan dengan Luluk, Supriansah meminta agar RUU TPKS tak terburu-buru disahkan.

Ia mengatakan dalam melahirkan undang-undang banyak tahapan yang harus dilalui. "Kita harus berhati-hati supaya melahirkan undang-undang yang rapi nanti. Tidak mudah melahirkan gugatan di Mahkamah Konstitusi," kata Supriansah.

Terkait dengan kekhawatiran kekosongan hukum dalam kasus pelecehan seksual, Supriansah mengatakan masih ada undang-undang KUHP Pasal 289, pasal 296. Menurut dia, pasal itu masih bisa digunakan sambil menunggu RUU TPKS disahkan.

" Kami menyambut baik. Inshaallah tidak terlalu lama nanti dengan hadirnya Undang-undang TPKS ini bisa menjadi pedoman dalam rangka penyelesaian persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat," kata Supriansah ihwal RUU TPKS yang batal jadi inisiatif DPR.

Baca: RUU TPKS Batal Masuk Paripurna DPR

Berita terkait

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

11 jam lalu

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan bakal menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin bergabung dengan partainya.

Baca Selengkapnya

Kata Bambang Soesatyo soal Potensi Gibran Jadi Ketua Umum Golkar

15 jam lalu

Kata Bambang Soesatyo soal Potensi Gibran Jadi Ketua Umum Golkar

Bambang Soesatyo mengatakan Partai Golkar secara prinsip menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin masuk partainya, termasuk Gibran.

Baca Selengkapnya

Airlangga Ungkap Peluang Golkar dan KIM Usung Airin di Pilkada Banten

16 jam lalu

Airlangga Ungkap Peluang Golkar dan KIM Usung Airin di Pilkada Banten

Golkar menyatakan bakal calon pendamping Airin di Pilkada Banten sedang dikomunikasikan dengan partai-partai lain.

Baca Selengkapnya

Nasdem Sebut Penambahan Kementerian Tak Lewat Perppu atau Putusan MK, Ini Alasannya

22 jam lalu

Nasdem Sebut Penambahan Kementerian Tak Lewat Perppu atau Putusan MK, Ini Alasannya

Nasdem menyatakan penambahan kementerian melalui revisi UU Kementerian Negara menciptakan partisipasi publik.

Baca Selengkapnya

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

1 hari lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

1 hari lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

1 hari lalu

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

Nimas Sabella, wanita asal Surabaya, selama 10 tahun diteror pria yang terobsesi dengannya. Kisahnya viral di media sosial

Baca Selengkapnya

Setelah Diusung Golkar, Khofifah Berharap Dukungan Gerindra dan PAN di Pilgub Jawa Timur

1 hari lalu

Setelah Diusung Golkar, Khofifah Berharap Dukungan Gerindra dan PAN di Pilgub Jawa Timur

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi membenarkan Koalisi Indonesia Maju mendukung Khofifah-Emil di Pilgub Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

PPP Persilakan Khofifah Silaturahmi ke DPW, Awiek: Kita Tidak Halangi

1 hari lalu

PPP Persilakan Khofifah Silaturahmi ke DPW, Awiek: Kita Tidak Halangi

Khofifah sebelumnya mengklaim dia akan mendapatkan surat rekomendasi dari PPP untuk maju di Pilkada Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Khofifah Singgung Soal IKN setelah Resmi Diusung Golkar Maju di Pilgub Jawa Timur, Ada Apa?

1 hari lalu

Khofifah Singgung Soal IKN setelah Resmi Diusung Golkar Maju di Pilgub Jawa Timur, Ada Apa?

Khofifah berkelakar ibu kota secara de facto berada di Jawa Timur usai menerima dukungan maju di Pilgub Jawa Timur dari Golkar.

Baca Selengkapnya