PPKM Level 3 Batal, Epidemiolog: Tetap Perlu Ada Pengetatan

Reporter

Imam Hamdi

Selasa, 7 Desember 2021 16:37 WIB

Suasana di kawasan Monas pada masa PPKM level 2, Jakarta Pusat, Ahad, 5 Desember 2021. Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, Pemerintah kembali menaikkan status PPKM di DKI Jakarta menjadi level 2. TEMPO/Ridho Fadilla

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mendukung keputusan pemerintah membatalkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Level 3 selama periode Natal dan tahun baru.

"Saya apresiasi ada perubahan ini. Tapi harus diimbangi dengan strategi komunikasi dan literasi yang kuat bahwa ini bukan pengabaian atau sudah landai," kata Dicky, Selasa, 7 Desember 2021.

Menurut dia, pemerintah perlu mengimbangi keputusan ini dengan komunikasi yang baik dalam menyampaikan kebijakan tersebut. Jangan sampai masyarakat menilai kebijakan ini bahwa pandemi Covid-19 sudah tidak lagi mengancam hingga membuat mereka abai terhadap protokol kesehatan. "Yang perlu diingat jangan sampai keputusan ini membuat masyarakat abai."

Dicky menuturkan dari awal tidak setuju dengan keputusan pemerintah menerapkan PPKM level 3 di seluruh wilayah. Menurut dia, sistem leveling yang diterapkan pemerintah semestinya mengacu pada indikator penanganan pandemi di masing-masing wilayah. "Namun bukan berarti tidak boleh ada pembatasan," ujarnya. "Tujuannya agar kita konsisten terhadap indikator itu."

Penyesuaian level sesuai keadaan epidemiologi suatu wilayah bisa mewnjadi insetif bagi daerah yang telah konsisten dalam menanggulangi wabah ini. Sehingga mereka boleh menerapkan pelanggaran dengan kontrol yang ketat. Apalagi mau mendekati libur Natal dan tahun baru yang dikhawatirkan berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.

Advertising
Advertising

"Bicara momentum Nataru memang harus ada penguatan pengetatan yang lebih. Tapi bukan berarti menyamaratakan kebijakan level 3 PPKM di semua wilayah," ujarnya.

Dicky menyarankan pemerintah daerah tetap melakukan pengetatan menjelang tahun baru dengan membuat larangan berkumpul atau membuat event yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Pemerintah, kata dia, harus membuat kebijakan yang seimbang dan memotivasi seluruh wilayah yang telah berjuang mengendalikan wabah ini.

"Karena kalau kebijakan disamaratakan nanti jadi dibanding-bandingkan dan menimbulkan demotivasi. Nanti malah ada anggapan apa bedanya sudah melakukan kebijakan dengan baik dengan wilayah yang masih kurang," ujarnya.

Dicky berharap ke depan dalam menerapkan strategi penanganan pandemi pemerintah bisa mempertimbangkan dengan matang, dan berbasis ilmu pengetahuan serta masukan para ahli. Sebab, dampak penanganan wabah ini juga bakal bersinggungan dengan kepercayaan dan konsistensi pemerintah.

Menurut dia, masyarakat saat ini membutuhkan kepastian kebijakan, hingga komitmen pemerintah dalam menanggulangi pagebluk ini. Hingga saat ini, Dicky menilai strategi komunikasi risiko dari pemerintah masih kurang baik. "Komunikasi ini menjadi isu kita. Meski dalam penanganan pandemi sudah ada perbaikan," ucapnya.

Menteri Koordinator Bidang Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penerapan status level PPKM akan tetap mengikuti situasi pandemi sesuai yang berlaku di masing-masing kabupaten atau kota. Menurut Luhut, keputusan ini mengacu pada hasil sero-survei yang menyatakan masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi Covid-19 yang tinggi seiring dengan percepatan capaian vaksinasi.

Baca juga: PPKM Level 3 Saat Libur Akhir Tahun Dibatalkan, Tak Ada Tanda Gelombang 3

Berita terkait

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

14 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

28 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

41 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

12 Maret 2024

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

6 Maret 2024

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

6 Maret 2024

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

5 Januari 2024

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan riset terbaru mengenai gejala yang dirasakan pasien Covid-19 subvarian JN.1.

Baca Selengkapnya