Pakar UGM Sebut Mentalitas Miskin Jadi Sebab Bansos Salah Sasaran

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 24 November 2021 17:52 WIB

Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta, mengungkapkan 31.624 PNS menerima bantuan sosial dari Kementerian Sosial.

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengeluarkan bantuan sosial (bansos) untuk membantu masyarakat yang kurang mampu atau miskin. Sayangnya bansos seringkali salah sasaran. Menurut Kepala Pusat Kajian Pembangunan Sosial Fisipol UGM, Hempri Suyatna, hal ini terjadi karena mentalitas miskin masyarakat.

“Jika mereka sadar bahwa ini bukan hak mereka, seharusnya segera dikembalikan. Bentuk-bentuk mentalitas miskin ini yang harus dibenahi agar program bansos juga tepat sasaran,” kata dia seperti dikutip Tempo dari ugm.ac.id, Senin, 22 November 2021.

Idealnya, Hempri melanjutkan, bansos diberikan kepada masyarakat untuk mengatasi berbagai risiko sosial dari berbagai aspek, seperti rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan, dan penanggulangan kemiskinan.

Sayangnya, kata dia, terdapat pihak yang tidak seharusnya menerima hak tersebut seperti aparatur sipil negara (ASN) dan tidak memiliki kesadaran untuk mengembalikan.

Selain itu, kebijakan pemberian bansos juga kurang efektif. Menurut dosen Fisipol UGM ini, bansos salah sasaran hanya menjadi “pemadam kebakaran” dan bersifat parsial.

Advertising
Advertising

Tak hanya perihal mentalitas miskin masyarakat, bansos salah sasaran juga diakibatkan kurangnya validasi dan verifikasi data kemiskinan. Data yang ada tidak tidak terpadu bahkan ada yang tidak terdata. Selain itu pembaharuan data juga tidak dijalankan dengan baik untuk tingkat desa.

“Pemerintah kabupaten seharusnya lebih update terkait perkembangan data-data kemiskinan yang ada di wilayah masing-masing,” tegas Hempri.

Di samping itu, dia menambahkan, regulasi yang dimiliki tidak terkoordinasi dengan baik. Menurut dia, terdapat konflik regulasi dan minim sinkronisasi antara pemangku kepentingan. “Integrasi di antara program bansos yang satu dengan program yang lain kurang efektif,” ujarnya.

Pihak yang dimaksud Hempri adalah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Desa, Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, dan Pemerintah Provinsi/Kabupaten.

Akibat dari bentrokan kepentingan ini, Hempri menilai dapat membuka celah pemburu rente dalam penyaluran bansos atau politisasi bantuan sosial. Pasalnya pendataan dilakukan berbagai pihak yang terkoordinasi dengan baik.

Untuk mengatasi penyaluran bansos yang salah sasaran, Hempri menjelaskan perlunya perbaikan dan optimalisasi satu data nasional. Selain itu pengawasan bersama mentalitas miskin masyarakat juga perlu perbaikan.

TATA FERLIANA

Baca juga: 31 Ribu ASN Terima Bansos, Ini Syarat dan Aturan Penerima Bansos Sebenarnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

5 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

15 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

17 jam lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

19 jam lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

19 jam lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

20 jam lalu

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

1 hari lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Proses Kesiapan Boyongan Puluhan Ribu ASN ke IKN

1 hari lalu

Proses Kesiapan Boyongan Puluhan Ribu ASN ke IKN

Adapun jumlah ASN yang diperlukan untuk berada di IKN pada prioritas pertama sebanyak 11.916 orang.

Baca Selengkapnya

Apa Syarat Menjadi Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

1 hari lalu

Apa Syarat Menjadi Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Salah satu syarat calon pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah harus lulus seleksi sebagai calon mahasiswa kampus PKN STAN.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

1 hari lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya