Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Panglima TNI Pertama dari Angkatan Udara

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 17 November 2021 16:03 WIB

Prajurit TNI-AU mengamankan pesawat asing beserta pilotnya yang melakukan pelanggaran wilayah udara Indonesia saat Latihan Antar Satuan Komando Operasi Angkatan Udara I Jalak Sakti di Lanud Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa 8 September 2020. Latihan Antar Satuan Koopsau Jalak Sakti yang melibatkan dua pesawat F 16 dan Paskhas TNI AU itu dalam rangka meningkatkan sinergitas dan kemampuan prajurit dalam mengamankan wilayah udara NKRI dari ancaman musuh. ANTARA FOTO/Ampelsa

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI pertama dari Angkatan Udara (AU) adalah Marsekal Soerjadi Soerjadarma. Dilansir dari laman resmi TNI AU, ia lahir di Banyuwangi, Jawa Timur pada 6 Desember 1912.

Ternyata Soerjadarma, panggilannya, memiliki darah biru. Dari ayahnya ia memiliki garis keturunan ningrat dari Keraton Kanoman, Cirebon. Buyutnya adalah pangeran Jakaria alias Aryabrata dari Keraton Kanoman.

Pada usia enam tahun, ia mengenyam pendidikan di ELS (Eropese Lagere School), sekolah dasar khusus anak Eropa, Cina, atau Indonesia keturunan bangsawan. Tamat dari ELS pada 1926, Soerjadarma melanjutkan pendidikan ke HBS (Hogere Burgers School) di Bandung.

Tetapi, ia pindah ke Jakarta dan melanjutkan pendidikannya di sekolah setara HBS, yaitu KWS-III (Koning Willem School). Lulus dari KWS, Soerjadarma berusaha mengejar cita-citanya sejak kecil penerbang.

Untuk itu, ia harus menjadi perwira terlebih dahulu. Ia pun mendaftarkan diri ke akademi militer, KMA (Koninklijk Militaire Academic) yang saat itu hanya ada di Breda, Belanda.

Advertising
Advertising

Lulus dari sana pada 1934, Soerjadarma ditempatkan di Satuan Angkatan Darat Belanda di Nijmigen, Belanda. Sebulan kemudian, ia dipindahkan ke Batalyon I Infantri di Magelang sampai November 1936.

Berstatus perwira dengan pangkat Letnan Dua, Soerjadarma akhirnya mendaftarkan diri menjadi Calon Kadet Penerbang. Meski dua kali gagal dalam tes Sekolah Penerbang, ia pantang menyerah.

Akhirnya, Soerjadarma diterima pada tes ketiga di sekolah penerbang di Kalijati. Pendidikannya selesai pada Juli 1938, namun ia tak pernah diberikan brevet penerbang karena politik diskriminasi Belanda.

Saat itu, Belanda tak mengizinkan pribumi menjadi penerbang karena Militaire Luchtvaardient adalah kelompok elite Belanda saat itu. Teman sekamarnya di KMA Breda, Captain A.L. Cox yang telah menjadi instruktur penerbang di Kalijati, bahkan telah tiga kali mengajukan Soerjadarma untuk dicheckride.

Tetapi, pengajuannya selalu ditolak dan Soerjadarma hanya diberi kesempatan untuk mengikuti ujian sebagai navigator. Akhirnya, Soerjadarma mengikuti pendidikan di Sekolah Pengintai (Waarnemerschool).

Pada Januari 1941, ia menjadi instruktur di Sekolah Penerbangan dan Pengintai (Vlieg en Waarnemerschool) di Kalijati. Setahun kemudian ia ditempatkan pada Kesatuan Pembom sampai bala tentara Jepang mendarat di Indonesia pada 8 Maret 1942.

Sebagai perwira KNIL, Soerjadarma sebenarnya punya kesempatan untuk melarikan diri ke Australia, tetapi ia memilih untuk tetap tinggal di tanah air meski harus mengalami kesulitan. Berkat ajakan Komisaris Polisi Yusuf, Soerjadarma bisa menjadi Polisi Jepang.

Ia bekerja dengan baik, karirnya bahkan menanjak naik dari Kepala Seksi III/2, kemudian ia menjadi Kepala Administrasi Kantor Polisi Pusat di Bandung sampai 17 Agustus 1945. Sesudah proklamasi, ia bergabung bersama pejuang bangsa lainnya untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.

Pada 5 Oktober 1945, pemerintah mengeluarkan dekrit pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan Mayor Jenderal Urip Sumohardjo sebagai Kepala Staf Umum. Sejalan dengan pembentukan TKR, timbullah gagasan Urip untuk membentuk suatu kekuatan udara di Indonesia.

Ia pun memanggil Soerjadarma untuk mewujudkan gagasan ini. Soerjadarma pun menyatakan kesanggupannya meski tugasnya terbilang mustahil mengingat keterbatasan alutsista pesawat terbang dan sumber daya manusia, serta sumber anggaran yang belum jelas.

Ia juga mengajukan saran, angkatan udara yang dibentuk haruslah suatu angkatan udara yang mandiri seperti RAF (Royal Air Force) di Inggris. Akhirnya dibentuklah TKR Bagian Penerbangan.

Pada 24 Januari 1946 TKR bagian penerbangan berubah nama menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) Jawatan Penerbangan. Soerjadarma kemudian diangkat menjadi Kepala Staf TRI AU dengan pangkat Komodor Udara yang setara dengan Mayor Jenderal di Angkatan Darat.

Pada 1 April 1954, pangkat Soerjadarma naik menjadi Laksamana Musa Udara. Pangkatnya terus naik menjadi Laksamana Madya Udara pada 1 Juli 1958 dan menjadi Laksamana Udara setahun kemudian.

Pada periode 1959-1961, Soerjadarma diangkat menjadi Panglima TNI yang dulu masih bernama Kepala Staf Angkatan Bersenjata.

Pada 13 Desember 1968, Soerjadarma diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun. Mantan Panglima TNI ini kemudian menghembuskan napas terakhirnya pada 16 Agustus 1975.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Andika Perkasa Dilantik Jadi Panglima TNI, KSAL Yudo dan KSAU Fadjar Hadir

Berita terkait

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

19 jam lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Militer Korea Selatan Larang Anggotanya Gunakan Produk Apple?

4 hari lalu

Mengapa Militer Korea Selatan Larang Anggotanya Gunakan Produk Apple?

Ada dugaan bahwa militer Korea Selatan takut akan terjadinya kebocoran data akibat teknologi yang ada di perangkat Apple.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

9 hari lalu

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

10 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

14 hari lalu

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

16 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

17 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya

Komandan Militer Iran Nyatakan Siap Hadapi Serangan Israel

18 hari lalu

Komandan Militer Iran Nyatakan Siap Hadapi Serangan Israel

Komandan angkatan darat, udara dan laut Iran menyatakan kesiapan dalam menghadapi serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Pilot Israel Cegat Drone Iran: Seperti 'Top Gun' Melawan 'Star Wars'

19 hari lalu

Kesaksian Pilot Israel Cegat Drone Iran: Seperti 'Top Gun' Melawan 'Star Wars'

Pilot cadangan AU Israel yang turut menjatuhkan ratusan drone dan rudal Iran ke Israel menyebut sebagai misi paling rumit

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

20 hari lalu

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.

Baca Selengkapnya