6 Langkah Cegah Banjir Bandang di Kota Batu Terulang

Reporter

M Rosseno Aji

Sabtu, 6 November 2021 19:32 WIB

Seorang warga mengamati rumahnya yang rusak akibat banjir bandang di Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat 5 November 2021. Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Kota Batu hingga hari kedua pencarian korban banjir bandang, tim SAR berhasil menemukan enam jenazah korban dan tiga korban masih dalam proses pencarian. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Pemerintah Kota Batu menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi terulangnya bencana banjir bandang. Persiapan itu diperlukan mengingat cuaca ekstrem yang disebabkan oleh La Nina diperkirakan masih akan terjadi hingga Februari 2021.

“La Nina masih akan berlangsung hingga Januari sampai Februari membawa peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan,” kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers virtual, Sabtu, 6 November 2021.

Muhari mengatakan instansi yang berpengalaman seperti Basarnas, TNI dan Polri akan melakukan susur sungai. Susur sungai dilakukan untuk melihat potensi sumbatan atau bendung alam yang ada di wilayah hulu sungai. Identifikasi sumbatan itu perlu dilakukan karena banjir bandang di sejumlah wilayah kota Batu disebabkan oleh adanya bendung alam.

“Sekali lagi, susur sungai dilakukan oleh instansi berpengalaman,” kata dia.

Muhari mengatakan langkah lain yang dilakukan adalah membersihkan sisa-sisa pohon tumbang di hulu sungai yang masih berpotensi membendung aliran sungai. Selain itu, pemerintah kota juga akan berupaya menanam pohon keras berakar kuat di pinggiran lereng tebing.

“Penanaman pohon keras berakar kuat di pinggir lereng terutama di kawasan kebun semusim,” kata dia. Keberadaan kebun semusim di sekitar aliran sungai ini ditengarai yang memperparah jumlah lumpur yang mengalir ke kawasan pemukiman.

Dia mengatakan pemerintah juga akan menghindari pemanfaatan lereng di jalur lembah sungai untuk kebun semusim tersebut. Maka itu, penanaman vetiver di lereng terjal yang melebihi 30 derajat amat dibutuhkan. Selain memperbaiki kondisi alam, dia mengatakan pemerintah juga akan meminta agar warga siap siaga melakukan evakuasi saat hujan deras. Warga diharapkan bisa melakukan evakuasi sementara bila hujan deras berlangsung dalam waktu lebih dari satu jam.

“Bila obyek dalam jarak 30 meter sudah tidak terlihat, maka itu masuk kategori hujan deras,” kata dia.

Baca: BNPB Sebut Kali Mati dan Bendung Alam Jadi Sumber Banjir Bandang di Batu

Berita terkait

Guru Besar Kebencanaan: Abaikan Sosiologis Korban, Relokasi Hunian Bisa Jadi Kampung Hantu

7 jam lalu

Guru Besar Kebencanaan: Abaikan Sosiologis Korban, Relokasi Hunian Bisa Jadi Kampung Hantu

Guru Besar Kebencanaan, juga Kepala BNPB periode 2008-2015, Syamsul Maarif menyoroti penanganan bencana yang kerap abaikan kondisi sosiologis korban.

Baca Selengkapnya

Bencana Banjir Besar di Hulu Mahakam, Apakah Kawasan IKN Aman?

8 jam lalu

Bencana Banjir Besar di Hulu Mahakam, Apakah Kawasan IKN Aman?

Banjir tetap mungkin terjadi di IKN tapi ...

Baca Selengkapnya

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

15 jam lalu

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

Presiden Jokowi memerintahkan Basuki Hadimuljono untuk menambah sabo dam dalam mencegah bencana galodo di wilayah Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Serahkan Santunan Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

16 jam lalu

Jokowi Serahkan Santunan Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

Jokowi meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan lahan bagi warga yang perlu direlokasi, sebelum Kementerian Pekerjaan Umum mengirimkan logistik.

Baca Selengkapnya

Peneliti Mahakam Ungkap 3 Kontradiksi dalam Bencana Banjir Besar Mahulu

17 jam lalu

Peneliti Mahakam Ungkap 3 Kontradiksi dalam Bencana Banjir Besar Mahulu

Secara morfologi dan topografi, banjir besar di Mahakam Ulu tak mungkin terjadi untuk kondisi normal.

Baca Selengkapnya

FAO Dapat Penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize

17 jam lalu

FAO Dapat Penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize

FAO mendapat penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize atas kontribusinya mempromosikan perlindungan dan pelestarian sumber air

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertolak ke Sumatera Barat untuk Tinjau Lokasi Banjir Lahar Hujan

22 jam lalu

Jokowi Bertolak ke Sumatera Barat untuk Tinjau Lokasi Banjir Lahar Hujan

Jokowi akan langsung menuju salah satu lokasi terdampak bencana banjir bandang di Kabupaten Agam dengan berkendara mobil.

Baca Selengkapnya

Baznas Hadirkan Mobil Dapur Umum dan Mobil Klinik untuk Penyintas Banjir Bandang Sumbar

1 hari lalu

Baznas Hadirkan Mobil Dapur Umum dan Mobil Klinik untuk Penyintas Banjir Bandang Sumbar

Mobil Dapur Umum untuk melayani kebutuhan makanan yang segar. Mobil Klinik untuk memberikan layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Jaga Kelancaran World Water Forum, BNPB Modifikasi Cuaca di Bali

1 hari lalu

Jaga Kelancaran World Water Forum, BNPB Modifikasi Cuaca di Bali

TEMPO, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Provinsi Bali yang menjadi lokasi acara _World Water Forum_ 2024 atau WWF ke-10.

Baca Selengkapnya

Gunung Marapi Belum Punya Sabo Dam, Bandingkan dengan 272 di Lereng Merapi

2 hari lalu

Gunung Marapi Belum Punya Sabo Dam, Bandingkan dengan 272 di Lereng Merapi

Sumatera Barat membutuhkan sedikitnya 150 unit sabo dam untuk mengantisipasi potensi banjir lahar dan banjir bandang dari lereng Gunung Marapi.

Baca Selengkapnya