Respons Jokowi, Politikus Golkar Usul Kementerian BUMN Dibubarkan

Minggu, 17 Oktober 2021 17:45 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan depan) bersama Ketua DPR Puan Maharani (kiri depan), Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan (kanan belakang) dan Menteri BUMN Erick Thohir meninjau pabrik Hot Strip Mill 2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk usai diresmikan di Kota Cilegon, Banten, Selasa 21 September 2021. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun dan merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium. ANTARA FOTO/Biro Pers Media Setpres/Agus Suparto/Handout

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Maman Abdurrahman mengusulkan agar Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibubarkan. Ia mengusulkan agar perusahaan plat merah dijadikan badan atau super holding di bawah kementerian teknis. Politikus Golkar ini merespons pernyataan Presiden Joko Widodo yang baru-baru ini menyoroti kinerja BUMN Indonesia.

"Merespons pidato Pak Jokowi, saya mendorong agar Kementerian BUMN dibubarkan lalu diubah menjadi badan saja atau super holding yang posisinya di bawah kementerian teknis," kata Maman dalam keterangan tertulis, Ahad, 17 Oktober 2021.

Maman mengusulkan, badan atau super holding itu mestinya hanya memiliki tugas dan fungsi koordinasi, konsolidasi, dan sinergitas antara perusahaan BUMN saja. Namun fungsi kontrol, penentuan sumber daya manusia, supervisi, pelaporan, dan lainnya mesti dikembalikan kepada kementerian teknis masing-masing.

Menurut Maman, hal ini perlu agar program kementerian teknis dan perusahaan BUMN bisa selaras dan memiliki sistem kontrol satu pintu. Dia berpendapat, tanggung jawab perusahaan BUMN mestinya langsung kepada kementerian teknis.

Maman menilai keberadaan Kementerian BUMN menjadi akar masalah sulitnya perusahaan negara untuk maju. Kementerian BUMN, kata dia, menyebabkan hilangnya kultur profesionalisme lantaran sifatnya yang politis serta memicu dualisme kepemimpinan dengan kementerian teknis.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan para direksi perusahaan pelat merah akan lebih tunduk kepada Kementerian BUMN. Sebab, posisi mereka ditentukan oleh kementerian tersebut. Padahal, teknis dan operasionalisasi mereka sehari-hari bersama dengan kementerian teknis.

Maman mencontohkan, direksi perusahaan pelat merah bidang energi seperti Perusahaan Listrik Negara, Pertamina, Perusahaan Gas Negara, Inalum cenderung berbeda pendapat dengan para direktur jenderal di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Maman menilai aneh jika kemudian Kementerian BUMN yang mengevaluasi kinerja para direksi itu. Menurut dia, yang mengetahui operasional, tantangan, dan aktivitas dari setiap sektor adalah kementerian teknis.

Imbasnya, kata Maman, perencanaan pengembangan dan arah kebijakan yang dibuat kementerian teknis akan bubar dan tak diikuti oleh perusahaan BUMN. Hal ini disebutnya karena kerap ada intervensi dari Kementerian BUMN.

"Akhirnya antara program pemerintah dengan perusahaan BUMN menjadi tidak pernah sinkron karena mereka semua takut dipecat dan diganti oleh Kementerian BUMN. Dan situasi ini terjadi di seluruh perusahaan BUMN di setiap bidang," ujarnya. Dampak berikutnya, ucapnya, perusahaan BUMN cenderung merugi, kemudian akan meminta penyertaan modal negara (PMN).

Maman mengatakan situasi seperti ini membuat para direksi BUMN bermain dua kaki. Menurut dia, mereka cenderung buang badan ke Kementerian BUMN jika diminta berkoordinasi dengan kementerian teknis, dan begitu pula sebaliknya.

Lebih buruknya lagi, kata dia, direksi perusahaan BUMN memilih bersikap baik kepada Kementerian BUMN. Apa pun perintah Kementerian BUMN cenderung akan diikuti, terlepas tepat atau tidaknya kebijakan itu, semata agar tak diganti dari jabatan.

"Situasi seperti ini sudah berjalan selama puluhan tahun yang menyebabkan secara kultur bukan berorientasikan kepada produktivitas tapi tidak lebih kepada ABS (asal bapak senang)," ujar Maman.

Presiden Jokowi sebelumnya menyentil kinerja BUMN yang sakit dan terlalu sering mendapat proteksi PMN. Ia menginginkan perusahaan pelat merah lebih profesional dan berani berkompetisi serta mengambil risiko.

Membantah untuk kepentingan 2024, Jokowi mengatakan hanya tersisa waktu dua tahun untuk transformasi dan reformasi BUMN. Dia pun mengaku telah sering membuka pintu kerja sama untuk BUMN dengan rekanan dari negara lain, tetapi tak direspons.

"Saya udah bukain pintu, tapi enggak ada respons ya gimana. Saya sering malu, terus terang saja. Udah bukain pintu, bukain pintu, tapi enggak ada respons ke sana," kata Jokowi saat memberikan arahan kepada para Direktur Utama BUMN di Hotel Meruorah Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, pada Kamis, 14 Oktober 2021.

Baca juga: Jokowi Minta BUMN Tidak Ruwet

Berita terkait

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

18 menit lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Tiga Arahan Jokowi untuk Sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 jam lalu

Tiga Arahan Jokowi untuk Sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran

Presiden Jokowi juga mengatakan RKP harus didasarkan pada hasil dengan memperhatikan return ekonomi yang dihasilkan.

Baca Selengkapnya

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

2 jam lalu

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

Eks Menteri ESDM, Arcandra Tahar tersangkut soal kewarganegaraan ganda hingga dicopot dari jabatan. Kkemudian diangkat Jokowi lagi jadi wakil menteri.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

3 jam lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

3 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

Nama Kapolda Ahmad Luthfi Masuk Radar Golkar untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024

13 jam lalu

Nama Kapolda Ahmad Luthfi Masuk Radar Golkar untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024

Nama Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi masuk radar Partai Golkar untuk ikut dalam kontestasi Pilgub Jateng 2024.

Baca Selengkapnya

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

15 jam lalu

PKS Sebut NasDem Bakal Bergabung Usung Imam Budi Hartono-Ririn A Rafiq di Pilkada Depok

PKS dan Golkar akan berkoalisi di Pilkada Depok dengan mengusung pasangan Imam Budi Hartono - Ririn Farabi A Rafiq. NasDem dikabarkan akan bergabung.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

15 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

15 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

16 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya