Survei SMRC: Publik Nilai Tak Ada Urgensi Amandemen UUD 1945

Reporter

Egi Adyatama

Jumat, 15 Oktober 2021 16:46 WIB

Badan Pengkajian MPR RI melakukan evaluasi pelaksanaan konstitusi Indonesia hasil amandemen yang dibahas dalam seminar nasional bertajuk "Evaluasi Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945" di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 30 November 2018. (dok MPR RI)

TEMPO.CO, Jakarta - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei mereka tentang respons publik terhadap wacana amandemen UUD 1945 yang belakangan muncul. Dari sejumlah indikator yang ditanyakan dalam sigi, publik menilai amandemen UUD 1945 belum diperlukan untuk saat ini.

"Di tengah sentimen rakyat yang secara umum positif terhadap arah bangsa, di mata publik tidak ada urgensi untuk mengamandemen konstitusi kita terkait dengan hakikat presiden dan masa jabatan presiden," kata Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas dalam paparannya, Jumat, 15 Oktober 2021.

Abbas mengatakan dari hasil sigi, mayoritas responden atau sebesar 87 persen menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju jika presiden tidak dipilih langsung atau dipilih oleh MPR. Sedangkan yang setuju atau sangat setuju dengan wacana itu hanya 10 persen saja. "Penolakan ini meningkat dari survei bulan Mei lalu yang sebesar 85 persen menjadi 87 persen pada survei bulan September," kata Abbas.

Adapun pandangan publik tentang masa jabatan presiden hanya 2 kali selama 5 tahun juga masih sama. Sebesar 84 persen masyarakat menginginkan aturan ini harus dipertahankan. Hanya 12 persen yang berpandangan aturan tersebut harus diubah.

"Dari 12 persen 48 persen bilang perubahannya cukup sekali saja untuk periode 5 tahun. Ada yang satu kali selama 8 tahun dan ada 1 kali selama 10 tahun," kata Abbas.

Advertising
Advertising

Ihwal wacana pencalonan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk kembali maju sebagai presiden di 2024 juga mendapat respon negatif. Mayoritas warga atau sebesar 62 persen tak setuju atau sangat tak setuju jika Jokowi kembali jadi calon presiden. Sebab, berbenturan dengan amanah konstitusi yang mewajibkan jabatan maksimal presiden adalah 2 kali periode dengan masing-masing periode selama 5 tahun.

Survei SMRC ini dilakukan pada 15-21 September 2021 dengan metodologi wawancara pada 1.220 responden. Metode yang digunakan adalah teknik random sampling. Dari total 1.220 responden, Abbas mengatakan yang dianalisis 981 responden.

Margin of error survei SMRC ini kurang lebih 3,19 persen. "Untuk menjaga kualitas, 20 persen dari total responden kita acak ulang dan cek kembali," kata dia ihwal survei tentang amandemen UUD 1945.

Baca juga: YLBHI Duga Wacana Amandemen UUD 1945 Menyasar Pemindahan Ibu Kota

Berita terkait

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

6 jam lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

8 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

8 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

11 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

11 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

12 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

12 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

13 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

13 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

13 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya