Pakar Obat dari Thailand: Ganja dapat Digunakan untuk Medis, Asalkan...

Reporter

Tempo.co

Selasa, 12 Oktober 2021 19:10 WIB

Ilustrasi Ganja. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta – Pakar obat dari Thailand, Pakakrong Kwankhao mengatakan negaranya menggunakan ganja sebagai obat lini kedua dalam penanganan penyakit tertentu.

Kwankhao mengatakan Thailand melegalkan penggunaan ganja atau cannabis untuk kepentingan medis.

“Kami memiliki produk-produk cannabis medis (yang) kami masukkan ke daftar obat-obatan esensial nasional, (dan) jika pasien memenuhi syarat atau indikasi medis mereka akan mendapatkan obat-obatan seperti ini dari rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan,” ujar Kwankaho dalam sidang uji materiil Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika di Mahkamah Konstitusi, Selasa, 12 Oktober 2021.

Pada pemaparannya sebagai Pemohon VI Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBHM), ia menerangkan legalisasi ini dilakukan karena ada peningkatan hasil penelitian perihal perawatan penyakit-penyakit tertentu dengan penggunaan ganja. Seperti kanker, serta terjadinya gerakan legalisasi ganja secara global.

Namun, Kwankhao berkata bahwa penerapan cannabis atau ganja dalam kebutuhan medis tidak dilakukan tanpa bukti yang mendukung. Hal ini dikarenakan bahwa penggunaan ganja medis di Thailand hanya diperbolehkan apabila seorang pasien penderita penyakit dianggap tak cukup hanya mendapatkan perawatan standar dengan obat-obatan lini pertama.

Advertising
Advertising

Hal ini berbeda dengan obat-obatan tradisional di Thailand yang juga diperbolehkan menggunakan ganja di dalamnya. Pada obat tradisional, Kwankhao berkata bahwa pemanfaatan ganja ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup, seperti kualitas tidur atau untuk mencegah rasa nyeri.

Selanjutnya, Kwankhao juga menunjukkan data grafik meningkat yang diperoleh dari pasien yang diberikan ganja medis di rumah sakit tempatnya bekerja. “Terjadi peningkatan yang signifikan dalam kualitas hidup pasien-pasien (penyakit) neuropati dan kanker,” ujarnya. Hal ini salah satunya ditunjukkan dari peningkatan nafsu makan pasien.

Kwankhao kemudian menjelaskan hasil pemantauan efek samping dari penggunaan ganja medis apabila dosisnya dinaikkan. “Kami menemukan bahwa biasanya pasien kemudian mengembangkan toleransi pada efek samping setelah beberapa bulan (diberi ganja medis) di badannya,” ujarnya.

AQSHAL RAIHAN BUDIPUTRA

Baca juga: Malaysia Kaji Legalisasi Ganja untuk Medis

Berita terkait

Kucing Oren Ini jadi Selebritas di Bandara Suvarnabhumi Thailand, Punya Fan Page Sendiri

15 jam lalu

Kucing Oren Ini jadi Selebritas di Bandara Suvarnabhumi Thailand, Punya Fan Page Sendiri

Kucing oren bernama Nurang itu sering ditemukan wara-wiri di Bandara Suvarnabhumi Thailand. Dia jadi populer sejak videonya viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

1 hari lalu

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

Setahun ini, pengembangan Bandara Suvarnabhumi fokus peningkatan layanan penumpang dan mengurangi waktu tunggu di pos imigrasi dan pemeriksaan bagasi.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

2 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

3 hari lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

4 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

6 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

6 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

6 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

8 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya