G30S: Kho Tjioe Liang dari Marinir Ikut Angkat Jenazah 7 Pahlawan Revolusi

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 2 Oktober 2021 20:20 WIB

Sugimin (tiga dari kanan) saat menarik jenazah enam jenderal dan satu perwira dari sumur Lubang Buaya, 4 Oktober 1965. (Istimewa)

TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi Gerakan 30 September 1965 atau G30S sudah 56 tahun berlalu. Dalam tragedi itu, tujuh orang yang kemudian disebut sebagai Pahlawan Revolusi gugur menjadi korban. Kemudian pada 4 Oktober 1965, dilakukanlah proses pengangkatan jenazah tujuh Pahlawan Revolusi.

Pada 1980, Presiden Soeharto kemudian menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Kartika Eka Paksi Nararya kepada Letkol Marinir TNI AL Winanto beserta sembilan rekannya. Salah satunya adalah dr. Kho Tjioe Liang.

Kho Tjioe Liang adalah seorang dokter keturunan Tionghoa berpangkat Letnan Satu (Lettu) Kesehatan di Korps Komando Operasi (KKO) yang kin berubah nama menjadi Korps Marinir.

Kala itu, Kho Tjioe Liang bertugas mengevakuasi jenazah tujuh Pahlawan Revolusi di sumur Lubang Buaya. Ia merupakan anggota Kesatuan Intai Para Amphibi (Kipam) Marinir yang kini menjadi Batalyon Intai Amfibi (Taifib).

Melansir dari Tempo.co, ia merupakan satu dari 12 orang yang melakukan pengangkatan jenazah. Mereka di antaranya adalah Winanto, Sugimin, Sutarto, Saparimin, J. Kandouw, A. Sudardjo, Hartono, Samuri, I. Subekti, Baharudin Sumarno (dokter gigi), dan Kho Tjioe Liong (dokter tentara).

Advertising
Advertising

Melansir dari buku Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran Sejak Nusantara Sampai Indonesia (2014) karya Iwan Santosa, proses pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi itu dimulai dengan manuver yang dilakukan oleh Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau kini disebut Kopassus di bawah kepemimpinan Mayor (Inf) CI Santoso di kawasan Lubang Buaya pada Oktober 1965.

Pada awalnya, terdapat kendala teknis dalam proses pengangkatan jenazah. Jenazah tersebut berada di dalam sumur tua berdiameter 0,75 dengan kedalaman sekitar 15 meter.

Proses pengangkatan jenazah pun berlangsung cukup dramatis. Sebab, sebelumnya banyak prajurit yang pingsan akibat menghirup gas beracun yang berasal dari dalam sumur. Kemudian dilakukan proses orientasi untuk mengetahui metode yang tepat untuk mengangkat seluruh jenazah.

Awalnya, terdapat tiga opsi yang muncul. Pertama, mengangkat langsung, tetapi sangat sulit karena lubang terlalu sempit. Kedua, menggali atau memperlebar sumur, tetapi bakal memakan waktu dan tenaga. Ketiga, menggunakan tali untuk mengikat lalu menarik jenazah.

Kemudian atas keputusan Kho Tjioe Liang dan Kapten Sumarno, dipustuskanlah untuk menggunakan opsi ketiga. Proses evakuasi jenazah dimulai sekitar pukul 11.00 dan berakhir sekitar pukul 15.00.

Setelah itu, Tim Kipam pun meninggalkan Lubang Buaya menuju Markas Kostrad untuk melapor kepada Kepala Staf Kostrad Brigjen TNI Kemal Idris. Kemudian Tim Kipam melapor ke Panglima Marinir di Mabes Marinir, dilanjutkan melapor kepada Panglima Angkatan Laut.

Keesokan harinya, bertepatan dengan HUT ke-20 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada 5 Oktober 1965, ketujuh jenazah Pahlawan Revolusi dimakamkan di Taman Makam Pahlawan atau TMP Kalibata.

M. RIZQI AKBAR

Baca: G30S: 4 Jam Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari Sumur Lubang Buaya

Berita terkait

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

2 hari lalu

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

Selain kasus bayi diperkosa, pria Brasil ini juga sedang menghadapi penyelidikan atas percobaan pemerkosaan terhadap seorang remaja

Baca Selengkapnya

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

3 hari lalu

Berakhirnya Kerusuhan Mei 1998, Lengsernya Soeharto Lahirnya Reformasi

Pada Kamis, 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari kursi kepresidenan, menjadi tanda mulainya era reformasi.

Baca Selengkapnya

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

3 hari lalu

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024

Baca Selengkapnya

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

4 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

6 Dampak Fatal yang Berpotensi Terjadi saat Cabut Gigi

5 hari lalu

6 Dampak Fatal yang Berpotensi Terjadi saat Cabut Gigi

Cabut gigi memang direkomendasikan untuk membasmi gigi rudak yang sudah tidak dapat diselamatkan lagi, namun, untuk melakukannya perlu berkonsultasi dengan dokter gigi agar risiko fatal tidak terjadi

Baca Selengkapnya

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

5 hari lalu

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.

Baca Selengkapnya

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

5 hari lalu

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

Aksi mahasiswa UI menolak pidato pertanggung jawaban Presiden Soeharto. Berikut berbagai peristiwa mengiringi Reformasi 1998.

Baca Selengkapnya

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

6 hari lalu

Hari-hari Usai 12 Mei 1998, Tragedi Trisakti yang Berujung Reformasi

Lahirnya reformasi 21 Mei 1998 tidak terlepas dari serangkaian peristiwa yang terjadi sebelumnya yang diwarnai darah tumpah termasuk Tragedi Trisakti.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

6 hari lalu

Prabowo Sebut Sukarno Bukan Milik Satu Partai, Apa Tanggapan PDIP?

Basarah menganggap pernyataan Prabowo itu membuktikan keberhasilan PDIP mengembalikan status, peran, dan nama baik Sukarno.

Baca Selengkapnya