KontraS Ingatkan Pemerintah Ajang PON Bukan Dalih Tutupi Masalah Papua

Reporter

Egi Adyatama

Rabu, 29 September 2021 15:38 WIB

Atlet Lompat jauh asal Papua Maria Natalia Londa (ketiga kiri) bersama sejumlah atlet dan mantan atlet membawa api abadi saat Kirab Api PON XX Papua di Alun-alun Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua, Selasa 28 September 2021. Api PON XX Papua diarak di beberapa wilayah yakni Sorong, Biak, Timika, Wamena, Merauke, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan berakhir di Stadion Lukas Enembe untuk upacara penyalaan Kaldron pada Pembukaan PON XX Papua. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) meminta pemerintah agar tak menjadikan Pekan Olahraga Nasional 2020 atau PON Papua sebagai dasar untuk menutupi persoalan sistemik yang masih terjadi di Papua. Mereka menegaskan masih banyak masalah di Papua yang belum diselesaikan pemerintah.

"Kami ingin mengatakan bahwa PON tak bisa menjadi landasan pemerintah bahwa situasi Papua baik-baik saja," kata Peneliti KontraS Rozy Brilian, dalam konferensi pers daring, Rabu, 29 September 2021.

Hal pertama yang jadi sorotan Rozy adalah soal hak atas kesehatan warga Papua. Menjelang pembukaan PON Papua pada 2 Oktober 2021 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), KontraS melihat risiko penularan Covid-19 masih terhitung tinggi.

Selain vaksinasi yang masih rendah, empat daerah penyelenggara PON diketahui masih ada dalam zona merah Covid-19. Keempat daerah itu ialah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke.

"Hak kesehatan atas warga Papua harus jadi prioritas utama. Pemerintah harus melakukan pendekatan. Pertama soal keterjangkauan (akses kesehatan), penerimaan, dan kualitas," kata Rozy.

Advertising
Advertising

Dari parameter itu, ia mengatakan situasi Papua saat ini masih jauh dari kata ideal. Masih banyak permasalahan fundamental yang belum diselesaikan pemerintahan Jokowi. Rozy menegaskan PON Papua justru berpotensi memperparah kondisi pandemi Covid di Indonesia, khususnya di Papua.

Lalu Rozy menyoroti adanya penambahan aparat ke Papua atas nama pengamanan PON XX. Ia menyebut langkah tersebut justru malah kontraproduktif dengan strategi pemerintah untuk menyelesaikan konflik di papua.

"Negara menurunkan pasukan terbaiknya yang disiapkan untuk perang. Untuk apa pengamanan PON tapi menerjunkan prajurit untuk perang," kata Rozy.

Justru Rozy melihat rangkaian penerjunan aparat tambahan ini sebagai bentuk masih kuatnya pandangan sekuritisasi Papua. Ia melihat pemerintah gagal memahami akar konflik di Papua dan justru membuka potensi adanya kekerasan lain di sana dengan membuka jalan keamanan.

Selanjutnya, Rozy menyoroti masalah diskriminasi dan stigmatisasi, khususnya terhadap orang asli Papua. Hal ini diduga banyak dilakukan oleh aparat keamanan. Yang terjadi, menurut KontraS, justru normalisasi kekerasan oleh polisi dan tak adanya evaluasi yang jelas di tubuh TNI maupun Polri.

"Jalan negara melihat Papua cukup gagal, terlebih setelah Maret lalu negara menetapkan KKB sebagai kelompok teroris. Kembali mereka menggunakan pendekatan stigmatisasi," kata Rozy.

Terakhir, Rozy menyoroti tentang masalah ketenagakerjaan dalam penyelenggaraan PON Papua. Ia melihat saat persiapan PON sangat minim diisi dengan tenaga kerja Papua. Hal ini dikuatkan pernyataan Menteri Olahraga Zainuddin Amali yang menyebut pekerja konstruksi didatangkan dari luar Papua.

"Padahal tenaga kerja asli Papua bisa dilibatkan dan dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas. Hal ini juga sudah sempat disuarakan oleh perwakilan masyarakat adat Papua," kata peneliti KontraS.

Baca juga: PON Papua Belum Dibuka, Persaingan Perebutan Medali Sudah Memanas

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

2 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

3 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

4 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

5 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

6 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

7 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya

7 jam lalu

Satgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya

Polisi menuding KKB atau TPNPB membunuh warga sipil bernama Boki Ugipa di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Tangkap Pimpinan KKB Wilayah Dokoge-Paniai Petrus Pekei

10 jam lalu

Satgas Damai Cartenz Tangkap Pimpinan KKB Wilayah Dokoge-Paniai Petrus Pekei

Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) wilayah Dokoge-Paniai, Peni Pekei alias Petrus Pekei, ditangkap

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

11 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

12 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya