2 Tahun Lalu, Gelombang Unjuk Rasa Mahasiswa Tolak Revisi UU KPK

Reporter

Tempo.co

Jumat, 24 September 2021 19:43 WIB

Ribuan Mahasiswa saat menggelar aksi menolak RKUHP dan UU KPK yang baru di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin, 23 September 2019. Dalam Aksi tersebut mereka menyampaikan mosi tidak percaya kepada DPR RI dan menolak RKUHP karena memuat pasal-pasal yang kontroversial serta menolak UU KPK yang baru disahkan oleh DPR RI. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 24 September 2021, tepat dua tahun lalu terjadi gelombang unjuk rasa penolakan Revisi UU KPK hasil revisi di Surabaya. Unjuk rasa ini digawangi seratusan aktivis HMI di depan Gedung Negara Grahadi, Selasa, 24 September 2019.

Selain menolak Revisi UU KPK, massa aksi unjuk rasa juga menolak RKUHP dan sejumlah Undang-Undang bermasalah lainnya. Mereka berunjuk rasa dengan cara melakukan orasi dan mengemukakan tuntutan melalui poster-poster yang mengkritik kinerja DPR.

Ketua HMI Cabang Surabaya waktu itu, Andi Setyawan, mengatakan bahwa pengesahan revisi UU KPK dan RKUHP membuat DRP kehilangan marwahnya sebagai penyambung lidah rakyat. Selain itu, pengesahan revisi KPK juga akan melemahkan lembaga antirasuah. "Karena itu kami mendesak presiden segera mengeluarkan Perppu,” kata Andi.

Andi juga mendesak DPR dan pemerintah untuk mengkaji ulang materi RUU KUHP agar sesuai dengan cita-cita konstitusional.

Sebelumnya, Kamis, 19 September 2019, mahasiswa juga melakukan demo menentang berbagai revisi undang-undang bermasalah yang akan disahkan oleh DPR. Mahasiswa dari berbagai Universitas memadati gedung parlemen di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.

Advertising
Advertising

Dalam aksi unjuk rasa ini, mahasiswa menyampaikan mosi tidak percaya kepada DPR RI. Mosi ini diberikan kepada DPR akibat kekecewaan mahasiswa terhadap kinerja anggota dewan yang mengesahkan revisi undang-undang KPK.

"Kenapa dalam pembahasan RUU KPK yang justru menyulitkan pemberantasan korupsi, tidak ada oposisi? Semuanya setuju," kata Kepala Departemen Kajian Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa UI, Elang M.Lazuardi, saat itu.

Para mahasiswa juga kecewa terhadap pembahasan RKUHP, RUU Pertahanan, dan RUU Minerba. Mereka menganggap semua undang-undang ini alih-alih memihak pada rakyat, malah memihak pada kepentingan sekelompok tertentu.

Dalam aksi ini, aksi massa juga menyoroti pemilihan Firli Bahuri sebagai Ketua KPK. Padahal, Firli adalah tokoh yang kontroversial dan mendapat banyak penolakan dari banyak penggiat anti korupsi.

Sayangnya, aksi yang berjalan dari siang hingga sore hari itu tidak direspons oleh anggota parlemen. Tidak ada satupun anggota DPR yang bersedia menemui para pengunjuk rasa kecuali Sekjen DPR, Indra Iskandar. Hal ini membuat mahasiswa kecewa. “Saya sangat kecewa. Pertama kami datang ingin bertemu dengan anggota atau pimpinan DPR secara langsung, tapi diterima oleh Sekjen,” kata Manik Marganamahendra, Ketua BEM UI.

Terkait revisi UU KPK, terdapat 18 mahasiswa dari Universitas Indonesia, Universitas Kristen Jakarta, Universitas Padjajaran dan Universitas Atmajaya yang mengajukan gugatan judicial review ke Mahkamah Konstitusi, Rabu, 18 September 2019.

Mereka menganggap Revisi UU KPK cacat secara formil maupun materiil. “Kami melihat ada masalah dalam pembentukan UU KPK yang baru,” kata kuasa pemohon, Zico Leonard Djagardo Sumanjuntak, kala itu.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca: ICW Beberkan 4 Alasan MK Harus Batalkan Revisi UU KPK

Berita terkait

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

37 menit lalu

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.

Baca Selengkapnya

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

1 jam lalu

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

1 jam lalu

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

Polisi kembali mengambil alih gedung kampus Universitas California Irvine dari para pengunjuk rasa pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Draf Revisi UU Penyiaran Tuai Kritik, Komisi I DPR Buka Ruang Masukan dari Publik

2 jam lalu

Draf Revisi UU Penyiaran Tuai Kritik, Komisi I DPR Buka Ruang Masukan dari Publik

Komisi I DPR RI membuka ruang seluas-luasnya bagi masukan dari publik dalam pembahasan revisi UU Penyiaran

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

5 jam lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

7 jam lalu

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

8 jam lalu

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.

Baca Selengkapnya

Wahiddudin Adams Minta Hakim Konstitusi Tak Takut Jika Revisi UU MK Benar Disahkan

12 jam lalu

Wahiddudin Adams Minta Hakim Konstitusi Tak Takut Jika Revisi UU MK Benar Disahkan

Wahiduddin Adams meminta hakim MK tak takut jika perubahan keempat UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, benar-benar disahkan DPR.

Baca Selengkapnya

Draf RUU Penyiaran, Pelarangan Siaran Ekslusif Jurnalisme Investigasi Hambat Pemberantasan Korupsi

13 jam lalu

Draf RUU Penyiaran, Pelarangan Siaran Ekslusif Jurnalisme Investigasi Hambat Pemberantasan Korupsi

Koalisi Masyarakat Sipil menyoroti draft revisi RUU Penyiaran yang bakal mengekang kebebasan pers karena melarang penayangan jurnalisme investigasi.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

13 jam lalu

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.

Baca Selengkapnya