Pengacara Haris Azhar Sebut Luhut Tak Datang saat Diundang untuk Klarifikasi

Rabu, 22 September 2021 17:15 WIB

Selama pandemi, Luhut Binsar Pandjaitan juga ditunjuk sebagai Wakil Ketua Tim Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Komite ini dibentuk pada 20 Juli 2020 sesuai Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020. ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/aww.

TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum Haris Azhar, Nurkholis Hidayat, menilai sejak awal tak ada itikad baik dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk mengklarifikasi dugaan keterlibatannya dalam proyek rencana eksploitasi daerah Blok Wabu di Intan Jaya, Papua.

Nurkholis menyesalkan Luhut yang kini melaporkan kliennya ke kepolisian atas dugaan pencemaran nama baik. "Kami tidak melihat itikad baik dari awal dari pihak LBP untuk menyelesaikan persoalan ini," ujar Nurkholis dalam konferensi pers daring, Rabu, 22 September 2021.

Nurkholis mengatakan pihaknya menjawab dua kali somasi yang dilayangkan Luhut. Dalam jawaban tersebut, pihak Haris Azhar menjelaskan maksud, tujuan, motif, termasuk bukti-bukti yang dimiliki sehingga menyebut dugaan keterlibatan Luhut dalam rencana proyek di Blok Wabu.

Pada saat bersamaan, kata Nurkholis, kliennya juga mempertanyakan data dan informasi jika Luhut merasa dugaan itu tidak benar. Haris Azhar bahkan mengundang pihak Luhut untuk bertemu pada 14 September 2021. "Kami mengajukan undangan pertemuan pada 14 September yang lalu itu juga mereka tidak datang," kata Nurkholis.

Nurkholis mengatakan kliennya akan bersikap kesatria dan meminta maaf jika memang salah. Namun jika tidak salah, kata dia, kliennya akan mempertahankan hak dan kebenaran apa pun risikonya, termasuk gugatan hukum.

Advertising
Advertising

Menurut Nurkholis, pernyataan kliennya ihwal ekonomi politik di Blok Wabu yang diduga melibatkan Luhut merupakan kepentingan publik dan berdasarkan fakta. Hasil riset koalisi NGO yang mengungkap dugaan tersebut pun hingga kini belum dibantah. "Maka sampai saat ini tidak ada niatan untuk mengoreksi atau menyampaikan permintaan maaf kepada LBP," kata Nurkholis.

Dia melanjutkan, upaya hukum Luhut, baik secara perdata maupun pidana, merupakan sebuah judicial harassment. Namun di sisi lain, Nurkholis menyebut hal ini dapat menjadi momentum untuk membuka seluas-luasnya dugaan keterlibatan LBP di Blok Wabu.

"Kita buka saja dalam proses hukum ini sehingga publik akan melihat bagaimana LBP dalam dugaan konflik kepentingan bisnis tambang yang berdampak pada penderitaan rakyat Papua," ujar Nurkholis.

Luhut Binsar Pandjaitan melalui kuasa hukumnya, Juniver Girsang, melaporkan Haris Azhar dan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan pencemaran nama baik. Sebelum ke polisi, Luhut juga melayangkan dua kali somasi kepada Haris dan Fatia.

Kuasa hukum Luhut, Juniver Girsang, mengatakan laporan ke polisi dibuat karena jawaban Haris dan Fatia dalam somasi kurang memuaskan. Menurut Juniver, somasi itu meminta Haris dan Fatia untuk memohon maaf dan berjanji tidak akan mengulangi. Namun, kata dia, jawaban yang diberikan hanya sedikit mengoreksi pernyataan yang disampaikan dalam Youtube.

Baca juga: Luhut Gugat Haris Azhar Rp 300 Miliar: Uangnya untuk Rakyat Papua


BUDIARTI UTAMI PUTRI | YUSUF MANURUNG

Berita terkait

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

53 menit lalu

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

TPNPB-OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan seorang polisi Bripda Oktovianus Buara di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

11 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

12 jam lalu

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

13 jam lalu

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

Media asing menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Pandjaitan soal tawaran kewarganegaraan ganda

Baca Selengkapnya

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

1 hari lalu

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno membenarkan KKB Intan Jaya menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

Satgas-Satgas Bentukan Jokowi, Terbaru Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol

1 hari lalu

Satgas-Satgas Bentukan Jokowi, Terbaru Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kerap membentuk Satuan Tugas alias Satgas. terakhir tunjuk Bahlil pimpin Satgas Gula dan Bioetanol.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

1 hari lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

2 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

2 hari lalu

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

Otsus Papua bukan merupakan penyelesaian atau resolusi konflik Papua.

Baca Selengkapnya

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

2 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya