Wawancara Dirjen Dikti soal Kampus Merdeka: Perlu Perubahan Mindset Mendasar

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Sabtu, 28 Agustus 2021 13:26 WIB

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam. dikti.kemdikbud.go.id

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak diluncurkan pada Januari 2020, kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka yang diselenggarakan secara nasional telah melibatkan lebih dari 100 ribu mahasiswa.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nizam, mengatakan bahwa selama lebih 1,5 tahun kebijakan berjalan, animo mahasiswa serta dunia usaha dan industri cukup menggembirakan. “Luar biasa sekali,” kata Nizam kepada Tempo, Jumat, 27 Agustus 2021.

Pada semester lalu, kementerian memberikan kesempatan kepada 30 ribu mahasiswa untuk mengikuti program Kampus Merdeka. Semester ini, kuotanya bertambah menjadi 80 ribu.

Kepada mahasiswa, program Kampus Merdeka memberikan hak belajar 3 semester di luar prodi. Sejumlah program yang dapat diikuti mahasiswa di antaranya Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA), Kampus Mengajar, Magang Bersertifikat, Membangun Desa (KKN Tematik), Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Proyek Kemanusiaan, Riset atau Penelitian, Studi Independen Bersertifikat, dan Wirausaha.

Bagaimana seluk beluk kebijakan Kampus Merdeka, berikut petikan wawancara bersama Nizam.

Advertising
Advertising

Seperti apa konsep ideal Kampus Merdeka yang diinginkan pemerintah?

Kampus merdeka memberi kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan potensi, passion, dan merancang masa depannya secara lebih konkret. Caranya melalui kesempatan satu semester (20 SKS) mengambil mata kuliah dari prodi lain serta bisa sampai dua semester (40 SKS) untuk belajar dari kampus kehidupan. Dengan demikian tidak akan ada lagi kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja.

Jadi idealnya hubungan antara kampus dengan kampus kehidupan sangat erat, terjadi pernikahan antara kampus dengan kampus kehidupan. Bersama-sama menyiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang unggul, kompetitif, produktif, dan berakhlak mulia.

Apa yang ingin dituju dengan program Kampus Merdeka?

Tujuan program Kampus Merdeka adalah menghasilkan SDM unggul, mengembangkan potensi mahasiswa secara optimal. Menjadikan mahasiswa betul-betul siap dengan dunia kerja yang akan mereka masuki sebagai seorang sarjana.

Apapun juga dunia profesi tersebut, termasuk sebagai intelektual tentunya. Tidak hanya menguasai ilmu atau teori, tapi bisa dan siap menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam dunia yang nyata.

Sejak diluncurkan pada awal tahun lalu, bagaimana perkembangan Kampus Merdeka?

Alhamdulillah, kampus-kampus kita sudah bergerak dan berani bertransformasi menjadi kampus masa depan. Kampus yang berfokus pada mahasiswa dan memastikan kompetensi mereka betul-betul nyambung dengan kebutuhan dunia kerja yang berubah dengan sangat cepat.

Program-program Kampus Merdeka yang dikembangkan oleh kampus-kampus sangat banyak dan beragam. Selain itu secara nasional Kemendikbudristek juga menyiapkan berbagai program Kampus Merdeka yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa dari Sabang sampai Merauke, dari PTN maupun PTS.

Seberapa besar minat mahasiswa, kampus, serta dunia usaha dan industri?

Peminat mahasiswa luar biasa sekali. Sebagai contoh untuk 15 ribu kesempatan magang dan micro credentials, pendaftarnya di atas 200 ribu mahasiswa. Demikian pula dukungan dari DUDI (dunia usaha dan dunia industri) juga sangat menggembirakan.

Berbagai organisasi dunia, perusahaan multi nasional, maupun perusahaan-perusahaan nasional raksasa, turut serta dalam program Kampus Merdeka. Membuka ruang bagi mahasiswa untu magang dengan intensitas mentoring yang tinggi dan bersertifikat.

Apakah implementasi Kampus Merdeka sudah sesuai dengan konsep ideal yang diharapkan?

Meskipun dari sisi minat mahasiswa sudah sangat besar, tapi kita tentu belum puas dan tidak boleh puas. Perbaikan dan pengayaan program terus kami lakukan. Program-program yang sudah dan sedang berjalan terus kita monitor dan evaluasi untuk memberikan umpan balik untuk perbaikan. Bahkan program-program tahun 2022 juga secara paralel kami siapkan.

Apa saja kendala yang dihadapi Kemendikbudristek, terutama Ditjen Dikti, sejak kebijakan ini digulirkan?

Kendala yang kita hadapi tentunya sebagai program baru dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi memerlukan perubahan mindset yang mendasar. Bahkan bagi banyak perguruan tinggi bisa jadi seperti keluar dari zona nyaman dan memasuki dunia baru pembelajaran milenial yang lebih fleksibel dan adaptif dengan dinamika perubahan.

Semua aspek perlu ditata ulang, mulai dari regulasi, standar, kurikulum sampai ke cara pembelajaran. Terlebih dengan hadirnya pandemi Covid-19 dua tahun ini yang sangat mengendala transformasi yang sedang kita lakukan.

Bagaimana Kemendikbudristek mengatasi kendala tersebut?

Dengan bergotong royong antara kampus, bersama pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan, berbagai kendala insya Allah bisa kita atasi bersama. Terus bekerja keras dan kerja cerdas.

Ada kritikan bahwa kebijakan Kampus Merdeka semestinya tidak hanya memerdekakan mahasiswa dari ruang kuliah. Tapi juga perlu merdeka dari rasa takut atas kritik atau kebebasan berpendapat. Bagaimana tanggapan Anda?

Kemendikbud mendorong seluruh sivitas akademika untuk selalu berpikir kritis, solutif dan menyampaikan dengan santun sebagai budaya bangsa.

Sebagai intelektual muda tentu kajian-kajian kritis dan solutif harus terus dilakukan dan dilahirkan dari kampus kita. Itu lah peran penting dari perguruan tinggi, menjadi mata air bagi masyarakat, bangsa dan negara. Memberi solusi, menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.

FRISKI RIANA

Berita terkait

Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Jadwalnya

14 menit lalu

Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Jadwalnya

Kemendikbudristek membuka pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) 2024 hingga 15 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

3 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

4 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

15 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

15 jam lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

18 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

1 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya