Nadiem Makarim Desak Sekolah Tatap Muka Dimulai, Sikap Orang Tua Terbelah

Reporter

Tempo.co

Kamis, 26 Agustus 2021 13:57 WIB

Seorang guru memberikan arahan kepada murid saat mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tahap 2 di SDN Malaka Jaya 07 Pagi, Jakarta, Rabu, 9 Juni 2021. Dinas Pendidikan DKI Jakarta menggelar uji coba pembelajaran tatap muka tahap 2. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kembali memperpanjang PPKM di wilayah Jawa dan Bali pada 24-30 Agustus 2021. Status level PPKM beberapa wilayah telah diturunkan diikuti dengan aturan yang lebih longgar. Salah satunya memperbolehkan sekolah tatap muka bagi wilayah yang masuk PPKM level 1-3.

DKI Jakarta merupakan salah satu daerah yang akan mulai menggelar sekolah tatap muka pada Senin, 30 Agustus 2021. Merujuk pada SKB 4 menteri, sekolah tatap muka terbatas bukan berarti sekolah berjalan seperti biasa.

Setidaknya ada lima syarat bagi sekolah untuk menerapkan pembelajaran tatap muka. Salah satunya ialah tak akan ada kantin yang buka hingga tak akan ada kegiatan ekstrakurikuler.

Berikut ini lima syarat penerapan sekolah tatap muka.

1. Bagi satuan pendidikan yang melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50 persen.

Advertising
Advertising

2. Bagi satuan pendidikan SDLB, MILB, SMPLB, SMLB, dan MALB kapasitas maksimal 62 persen sampai dengan 100 persen.

3. Untuk tingkat PAUD, jumlah siswa dibatasi hingga 33 persen dari kapasitas maksimal per kelas.

4. Pelaksanaan pembelajaran harus menjaga jarak minimal 1,5m dan maksimal 5 peserta didik per kelas.

5. Durasi pembelajaran setiap harinya dibatasi antara 3-4 jam dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan hanyalah materi-materi esensial.

Lebih lanjut, sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka harus memenuhi daftar periksa yang mencakup penyiapan sejumlah sarana dan prasarana. Seperti sarana sanitasi dan kebersihan, alat ukur suhu tubuh, akses ke fasilitas kesehatan, penerapan area wajib masker, data warga sekolah yang tidak boleh ikut kegiatan pembelajaran, dan pembentukan satuan tugas penanganan Covid-19.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan sekolah boleh melakukan tatap muka jika sudah masuk level PPKM 1 sampai 3.

"Itu boleh. Dan vaksinasi tidak menjadi kriteria,” kata Nadiem dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (25/8/2021). Ia menambahkan syarat vaksinasi hanya untuk guru dan tenaga pendidik.

Meski menuai pro dan kontra, Nadiem Makarim tetap ngotot melanjutkan rencana sekolah tatap muka. "Setiap rapat dengan kementerian lain, posisi kami sama. Ini sudah terlalu lama, kondisi psikologis dan cognitive learning loss anak-anak kita sudah terlalu kritis. Kita harus secepat mungkin membuka dengan protokol kesehatan yang ketat," kata Nadiem.

Pro dan kontra pembelajaran tatap muka juga terjadi di kalangan orang tua dan guru. Eti (41 tahun), orang tua dari murid kelas 1 SD dan 2 SMP mengaku setuju dengan pembelajaran tatap muka. “Kalau sekolah langsung anak-anak lebih rajin, lebih masuk pelajarannya,” kata Eti.

Ia mengaku selama sekolah daring anak-anaknya hanya bermain dan tidak serius belajar. Apalagi sistem pembelajaran pada sekolah anaknya hanya pemberian tugas sedangkan anak-anak masih sulit untuk belajar mandiri.

Sohamin (46), suami Eti juga setuju dengan sekolah tatap muka. Ia mengatakan sekolah tatap muka membuat anak-anak lebih maksimal dalam menyerap pelajaran sekolah. “Anak-anak kan juga sudah vaksin, jadi lebih aman,” tuturnya.

Sementara Insani (42) punya pandangan berbeda. Orang tua dari murid kelas 2 SD dan kelas 12 SMA ini mengaku senang jika anak-anak dapat kembali ke sekolah. Namun, Ia lebih khawatir akan keselamatan anak-anak walaupun Jakarta sudah masuk PPKM level 3. “Masih takut sama keadaan Covid yang variasinya makin aneh-aneh,” katanya.

Ia juga khawatir anak-anak sulit menaati protokol kesehatan di sekolah nanti. Hal ini lantaran masih banyak ditemui orang-orang tidak patuh protokol kesehatan di lingkungan rumahnya.

Lalu Erna (46), orang tua dari murid kelas 10 dan 12 SMA juga kurang setuju dengan kebijakan sekolah tatap muka. Erna mengatakan masyarakat harus lebih waspada dengan varian Covid-19 yang masih berkembang.

Apalagi menurut Erna, kesadaran masyarakat untuk taat protokol kesehatan masih rendah. “Masih pada malas pakai masker,” imbuhnya.

Walau guru dan murid telah divaksin Covid-19, Erna lebih setuju sekolah tetap dilakukan secara daring. “Karena tidak ada jaminan walau sudah vaksin,” kata dia ihwal kebijakan sekolah tatap muka.

Baca juga: Sultan HB X Tegaskan Sekolah Tatap Muka Digelar Usai Semua Siswa Divaksin

SRI RAHMAWATI

Berita terkait

5 Jenis Vaksin yang Dianjurkan untuk yang Berusia 50 Tahun ke Atas

4 hari lalu

5 Jenis Vaksin yang Dianjurkan untuk yang Berusia 50 Tahun ke Atas

Orang yang berusia di atas 50 tahun sebaiknya disuntik lima jenis vaksin ini karena seiring pertambahan usia, sistem imun juga semakin menurun.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Penghapusan Ujian Nasional, Kini UN Dikabarkan Siap Berlaku Kembali

4 hari lalu

Kilas Balik Penghapusan Ujian Nasional, Kini UN Dikabarkan Siap Berlaku Kembali

Pendidikan sekolah dasar dan menengah diwacanakan akan kembali menerapkan Ujian Nasional (UN). Ini alasannya dulu dihapuskan.

Baca Selengkapnya

Hari-hari Kegiatan Nadiem Makarim Usai Purnatugas

10 hari lalu

Hari-hari Kegiatan Nadiem Makarim Usai Purnatugas

Nadiem Makarim mengatakan ingin beristirahat setelah tidak lagi menjabat sebagai menteri.

Baca Selengkapnya

Apakah Kurikulum Merdeka Belajar Akan Diganti? Ini Kata Menteri Abdul Mu'ti

14 hari lalu

Apakah Kurikulum Merdeka Belajar Akan Diganti? Ini Kata Menteri Abdul Mu'ti

Ini penjelasan Mendikdasmen Abdul Mu'ti terkait keberlanjutan Kurikulum Merdeka Belajar di era pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Nadiem Makarim Ingin Jadi Bapak Rumah Tangga Usai Purnatugas

15 hari lalu

Nadiem Makarim Ingin Jadi Bapak Rumah Tangga Usai Purnatugas

Nadiem Makarim mengungkapkan rencananya setelah tidak lagi menjadi menteri.

Baca Selengkapnya

Menteri Satryo Soemantri Jamin Tidak Ada Mahasiswa yang Tidak Bisa Kuliah

15 hari lalu

Menteri Satryo Soemantri Jamin Tidak Ada Mahasiswa yang Tidak Bisa Kuliah

Menteri Satryo Soemantri berkomitmen memastikan tidak ada mahasiswa yang terhambat kuliah hanya karena alasan keuangan.

Baca Selengkapnya

Usai Serahkan Jabatan ke 3 Menteri, Nadiem Makarim: Saya Mau Urus Bayi

15 hari lalu

Usai Serahkan Jabatan ke 3 Menteri, Nadiem Makarim: Saya Mau Urus Bayi

Nadiem, pendiri Gojek, mengatakan pensiun dari menteri ia mengaku ingin lebih intensif bersama keluarga karena mempunyai bayi

Baca Selengkapnya

Menteri Satryo Soemantri Bakal Lanjutkan Kebijakan Nadiem Makarim: Perbaikan Sambil Jalan

15 hari lalu

Menteri Satryo Soemantri Bakal Lanjutkan Kebijakan Nadiem Makarim: Perbaikan Sambil Jalan

Dalam sambutannya, Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan akan melanjutkan kebijakan yang telah digariskan pemerintahan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Abdul Mu'ti Sebut Akan Kaji Kurikulum Merdeka

15 hari lalu

Abdul Mu'ti Sebut Akan Kaji Kurikulum Merdeka

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengatakan akan mengkaji Kurikulum Merdeka yang digagas Nadiem Makarim.

Baca Selengkapnya

Abdul Mu'ti, Satryo Soemantri, dan Fadli Zon Ucapkan Terima kasih kepada Nadiem Makarim

15 hari lalu

Abdul Mu'ti, Satryo Soemantri, dan Fadli Zon Ucapkan Terima kasih kepada Nadiem Makarim

Tiga menteri baru yang telah dilantik oleh Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Nadiem Makarim.

Baca Selengkapnya