BNPT Waspadai Dampak Kemenangan Taliban di Afghanistan

Senin, 23 Agustus 2021 07:30 WIB

Polisi bersenjata berjaga saat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menggeledah sebuah gudang ekspedisi di Jalan Kunti No 72, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 30 April 2020. Gudang ekspedisi itu diduga merupakan tempat kerja terduga teroris JH alias AF. ANTARA/Didik Suhartono

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Eddy Hartono mengatakan lembaganya bersama komunitas intelijen dan aparat penegakan hukum terus mewaspadai potensi dampak kemenangan Taliban di Afghanistan terhadap kelompok radikal dan teroris di Indonesia. Eddy mengatakan potensi risiko atas kemenangan Taliban itu tak boleh diremehkan.

"BNPT beserta kementerian lembaga terkait khususnya aparat intelijen dan aparat penegakan hukum melakukan kewaspadaan, jadi tidak boleh underestimate," kata Eddy kepada Tempo, Ahad malam, 22 Agustus 2021.

Eddy mengatakan berkuasanya Taliban adalah masalah dalam negeri Afghanistan. Di sisi lain, kata dia, ada kekhawatiran bahwa jaringan teroris di Indonesia membingkai kemenangan Taliban di Afghanistan sebagai keberhasilan melawan hegemoni barat.

Eddy mengatakan framing itulah yang ditiru oleh sejumlah kelompok di Indonesia untuk mencari simpatisan dan menggalang kekuatan. Ia pun menyebut kelompok-kelompok teroris di Indonesia, terutama Jamaah Islamiyah, memiliki pola rekrutmen yang rapi dan terstruktur serta pendanaan yang kuat.

"Ini yang sangat berbahaya ketika framing Taliban itu di-copy paste perjuangan itu. Mereka bisa berjuang mengambil alih, tujuannya mendirikan negara khilafah kan, itu yang harus kita waspadai," kata Eddy.

Advertising
Advertising

Eddy mengakui banyak yang berpendapat agar tak usah terlalu khawatir dengan dampak kemenangan Taliban terhadap kelompok radikal di Indonesia. Taliban disebut sudah berubah menjadi lebih moderat. Mereka pun mengklaim tak akan berhubungan lagi dengan jaringan teror.

Namun menurut Pelaksana tugas Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT ini, Taliban melakukan hal tersebut demi kepentingan politik mereka mengambil alih Afghanistan dan membentuk pemerintahan baru sesuai keinginan mereka.

"Kegiatan ini yang jangan sampai di-copy paste kelompok radikal terorisme untuk mengambil alih pemerintahan Indonesia untuk menjadikan negara selain (berdasarkan) Pancasila," ucap Eddy.

<!--more-->

Eddy mengatakan BNPT terus berkoordinasi dengan Badan Intelijen Negara, Badan Intelijen Strategis TNI AD, Detasemen Khusus 88 Antiteror, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Salah satu antisipasi yang dilakukan ialah pemantauan konten-konten berbau radikal di media sosial.

Selain itu, lanjut Eddy, Densus 88 juga melakukan penangkapan terhadap terduga teroris. Ia menyebut ada 51 orang terduga teroris yang ditangkap Densus beberapa waktu lalu, 48 di antaranya merupakan anggota JI.

"Jangan sampai simpatisan terpengaruh framing yang dibangun oleh jaringan teror ini dengan merujuk Taliban sana. Walaupun tidak ada hubungannya dengan Taliban, tapi framing-nya itu dijadikan copy," kata Eddy.

Senada dengan Eddy, juru bicara Badan Intelijen Negara Wawan Purwanto mengatakan lembaganya melakukan pemetaan, deteksi dini, dan pencegahan terhadap potensi reaksi kelompok teroris di Indonesia setelah Taliban berkuasa. Wawan mengatakan beberapa mantan teroris di Indonesia memang pernah mendapatkan pelatihan dan ikut berjuang di Afghanistan.

Meski begitu, ia mengatakan masyarakat tak perlu khawatir berlebihan atas hal ini. "Tidak perlu over reaktif. Namun demikian, kewaspadaan perlu terus kita bangun bersama," kata Wawan kepada Tempo pada Ahad malam, 22 Agustus 2021.

Menurut Wawan, pemantauan terhadap eks kombatan Afghanistan terus dilakukan. Beberapa eks kombatan disebutnya ada yang telah berikrar setia kepada NKRI, sedangkan beberapa lainnya mengalami sakit keras dan meninggal. "Meskipun demikian, kondisi tersebut tetap menjadi kewaspadaan BIN dan jajaran intelijen bersama aparat keamanan lainnya," ujar Wawan ihwal kewaspadaan aparat terhadap kemenangan Taliban di Afghanistan.

Baca juga: Kemenangan Taliban dan Dampaknya pada Kegiatan Terorisme di Indonesia

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

3 jam lalu

Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

Top 3 Dunia, pada 18 Mei 2024, diurutan pertama berita tentang daftar orang tercerdas di dunia.

Baca Selengkapnya

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

21 jam lalu

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

1 hari lalu

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

Lebih dari 20 orang yang diyakini anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah ditangkap polisi Malaysia.

Baca Selengkapnya

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

3 hari lalu

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

Selain teknologi drone, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari forensik untuk mencari barang bukti penyebab terjadinya pembunuhan.

Baca Selengkapnya

BNPT Ajukan 3 Upaya Penanganan Anak Korban Tindak Pidana Terorisme di CCPCJ

3 hari lalu

BNPT Ajukan 3 Upaya Penanganan Anak Korban Tindak Pidana Terorisme di CCPCJ

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), mewakili Indonesia dalam Sidang ke-33 Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana (the Commission on Crime Prevention and Criminal Justice ( CCPCJ ).

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

4 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

4 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

Pada 13 Mei 1981, Mehmet Ali Agca menembak Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Kilas balik peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

6 hari lalu

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

Afghanistan dilanda banjir parah yang menyapu desa-desa dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

7 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

9 hari lalu

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

Film 13 Bom di Jakarta tayang di Netflix. Cerita diinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada 2015, kejadin bom di Mal Alam Sutera.

Baca Selengkapnya