Eks Direktur WHO Usulkan 7 Strategi Tekan Angka Kematian Akibat Covid-19

Reporter

Egi Adyatama

Sabtu, 31 Juli 2021 14:53 WIB

Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan Indonesia harus segera menekan jumlah kematian akibat Covid-19. Selain ditekan, pemerintah harus segera mengendalikan situasi ini.

"Cara penanggulangannya harus berdasar analisa situasi yang ada, dan harus dilakukan dari hulu sampai hilir secara menyeluruh, semua perlu mendapat prioritas penting, 'we have to do it all'," kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Sabtu, 31 Juli 2021.

Ia mengatakan upaya maksimal harus dilakukan untuk menganalisa dan menekan serta menurunkan jumlah warga kita yang wafat karena Covid-19. Ia mencatat ada tujuh aspek yang perlu dapat perhatian utama.

Pertama adalah menganalisa penyebab masalah, yang terdiri dari dua hal. Satu, analisa data tentang ribuan warga kita yang wafat setiap hari ini, berapa yang wafat di rumah sakit, berapa yang meninggal di rumah, berapa yang sudah dibawa ke rumah sakit dan tidak dapat tempat, bagaimana pola umurnya, hingga mana jenis komorbid paling banyak. Lalu dua, adalah audit angka kematian. Audit kematian ini harus dikumpulkan dan dikompilasi untuk melihat pola nasional tentang apa faktor-faktor yang berhubungan dengan tingginya angka kematian.

Aspek kedua, adalah keterkaitan tingginya angka kematian dengan besarnya jumlah kasus yang ada. Kalau angka penularan di masyarakat masih amat tinggi maka kasus akan terus bertambah, dan secara proporsional kasus yang berat dan meninggal juga akan terus bertambah pula.

"Penularan di masyarakat ditandai dengan angka kepositifan (positivity rate), yang di Indonesia angka totalnya adalah sekitar 25 persen, sementara kalau berdasar tes PCR saja angkanya bahkan lebih dari 40 persen. Angka ini harus ditekan dengan pembatasan sosial yang ketat, mulai dari pelaksaan 3M, 5M, sampai ke berbagai jenis PPKM," kata Tjandra.

Untuk aspek ketiga, Tjandra mengatakan peningkatan tes dan telusur juga merupakan upaya yang amat penting. Hanya dengan tes dan telusur yang massif Indonesia dapat menemukan kasus di masyarakat, segera memberi penanganan kepada mereka sebelum terlambat.

"Dan mengisolasi mereka yang positif sehingga rantai penularan dapat dihentikan," kata dia.

Keempat adalah aspek terkait vaksinasi, yang juga harus terus ditingkatkan. Target pemerintah untuk memvaksin 1 atau 2 juta orang perhari harus dapat terlaksana secara konsisten. Tjandra melihat cakupan vaksinasi pada Lansia yang masih belum optimal harus dimaksimalkan

Aspek kelima, adalah terkait penangan pada varian Delta dan varian baru lain.

Advertising
Advertising

"Untuk ini maka jumlah pemeriksaan “Whole Genome Sequencing (WGS)” di negara kita harus ditingkatkan agar kita tahu persis varian-varian apa saja yang ada dan di antisipasi penanganannya dengan lebih baik," kata Tjandra.

Tjandra juga mengatakan penanganan pada isoman, juga harus sangat diperhatikan. Mulai dari evaluasi keadaan pasien secara rutin setidaknya dua kali sehari, membangun komunikasi dengan petugas kesehatan secara rutin, sebaiknya setiap hari, penyediaan obat, hingga menjaga pola hidup pasien bersih sehat, selalu makan bergizi, melakukan aktifitas fisik, istirahat yang cukup, serta mengelola stres dengan baik.

Aspek ketujuh, adalah penanganan pasien gawat dan kritis di rumah sakit. Ia mengatakan perlu ketersediaan ruang isolasi, ICU dengan alatnya dan juga tentu obat, seperti Tocilizumab, immunoglobulin intravena, atau antibodi monoklonal.

"Tapi yang paling utama adalah peran sentral tenaga kesehatan yang harus mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugasnya, jam kerja yang wajar, keamanan kerja dengan alat pelindung duri (APD) yang memberi proteksi maksimal, serta pemenuhan hak mereka dalam menjalankan tugas," kata Tjandra.

Baca: Gelar Vaksinasi Covid-19 untuk Buruh, Kapolri: Berharap Pertumbuhan Ekonomi Baik

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

7 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

14 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

20 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya