Menkes Sebut Vaksin Sinopharm Hibah Emirat Arab Tak Dijual, Tapi untuk Difabel
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Syailendra Persada
Selasa, 13 Juli 2021 14:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin Covid-19 hibah dari Raja Uni Emirat Arab tidak akan dijual dengan skema gotong royong individu. Budi mengatakan pemerintah telah mendapatkan vaksin Sinopharm hibah sebanyak 500.000 dosis dan akan ditambah lagi 250.000 dosis.
"Hibah pribadi dari Raja UAE ke Pak Presiden Joowi, tidak dijual oleh Bio Farma. Hibah itu dipegang oleh kami di Kementerian Kesehatan," kata Budi Gunadi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 13 Juli 2021.
Budi mengatakan Kemenkes sangat berhati-hati dalam mengelola vaksin hibah ini. Ia berujar, Kementeriannya meminta arahan Presiden Jokowi ihwal penggunaan vaksin hibah tersebut.
Budi mengatakan, Presiden awalnya menginstruksikan vaksin hibah tersebut digunakan untuk vaksinasi calon jemaah haji yang akan berangkat tahun ini.
"Tadinya mau dipakai untuk haji supaya cepat, Presiden bilang, 'Sudah, jangan kasih ke mana-mana, siapkan untuk haji'," kata Budi.
Namun lantaran keberangkatan haji ditiadakan, Presiden menginstruksikan vaksin tersebut diberikan kepada kelompok disabilitas. "Ini diberikan sebagai jatah pribadi Bapak Presiden ke difabel-difabel di zona merah," ujar dia.
Sebelumnya, mencuat kekhawatiran vaksin Sinopharm dari Uni Emirat Arab akan diperjualbelikan untuk skema vaksinasi gotong royong alias vaksin Covid-19 berbayar bagi individu. Sebab merujuk Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021, tertulis bahwa program vaksin gotong royong ini akan menggunakan merek Sinopharm.
Baca juga: Ini Efikasi Vaksin Sinopharm Berdasarkan Negara yang Sudah Menggunakannya