Vaksin Covid-19 Berbayar, Haris Azhar: Negara Jangan Dagang di Tengah Krisis

Selasa, 13 Juli 2021 06:32 WIB

Sejumlah warga antre untuk penyuntikan vaksin COVID-19 di Polres Tegal Kota, Jawa Tengah, Sabtu, 26 Juni 2021. Vaksinasi massal yang digelar oleh TNI/Polri dan Dinas Kesehatan dengan menargetkan 4.000 vaksin dalam satu hari tersebut dalam rangka menyambut HUT ke-75 Polri serta mendukung program pemerintah satu juta vaksin per hari. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar menilai kebijakan vaksin Covid-19 berbayar merupakan kesewenang-wenangan kekuasaan untuk mencari uang di tengah krisis. Ia mengatakan pemerintah seharusnya memberikan edukasi kepada masyarakat agar mereka paham dan tergerak untuk divaksin.

Rencana vaksinasi berbayar ini akan diselenggarakan oleh Kimia Farma, perusahaan farmasi di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Menurut Haris, Kementerian BUMN seharusnya memastikan proses vaksinasi berjalan hingga ke seluruh daerah, bukannya malah menjual vaksin kepada masyarakat.

"Misalnya ke pulau-pulau terluar harus datang ke pulau yang jauh, padahal disuntiknya hanya dua detik. Kimia Farma seharusnya oleh Menkes dan BUMN disuruh bikin perahu," kata Haris dalam konferensi pers virtual, Senin, 12 Juli 2021.

Haris mengatakan, Kementerian BUMN harusnya membantu penyediaan fasilitas termasuk sumber daya untuk vaksinasi. Jika perlu, kata dia, Menteri BUMN Erick Thohir harus turun langsung untuk memberikan vaksinasi kepada masyarakat.

"Kalau perlu Erick Thohir itu dikasih motor, diajarin nyuntik, berangkat ke kampung-kampung, edukasi, kalau (masyarakat) sudah yakin, dia nyuntik. Itu yang seharusnya dilakukan negara, bukan malah dagang," kata dia.

Advertising
Advertising

Haris menyebut Erick Thohir dan Budi Gunadi Sadikin memang berlatar belakang pedagang alias pebisnis. Namun ia mengatakan sebagai pejabat publik mereka seharusnya tak lagi berbisnis.

"Kalau mau dagang, jadi berhenti aja jadi pejabat, jadi pedagang aja, baru nanti di-sweeping sama Luhut Binsar Panjaitan kalau mereka naik-naikin harga," kata Haris.

Haris menuturkan, kebijakan vaksin Covid-19 berbayar ini menunjukkan ketidakjelasan tata kelola pemerintahan yang tidak mengerti esensi kebijakan publik di tengah krisis. Ia menilai kebijakan menjual vaksin Covid-19 di masa krisis saat ini merupakan penyelundupan kewenangan. "Ini bahaya, merugikan, dan melanggar berbagai standar norma atau nilai hukum regulasi hak asasi dan tata kelola pemerintahan," ujarnya.

Baca juga: KSPI Duga Vaksin Covid-19 Berbayar Untungkan Pihak Tertentu

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

13 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

16 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Mayat Wanita Dalam Gudang Kimia Farma, Manajemen Temui Keluarga dan Janji Bantu Penyelidikan

41 hari lalu

Mayat Wanita Dalam Gudang Kimia Farma, Manajemen Temui Keluarga dan Janji Bantu Penyelidikan

Manajemen PT Kimia Farma Apotek (KFA) mengunjungi rumah keluarga BMJ yang mayatnya ditemukan di gudang Apotek Kimia Farma Hidayatullah, Samarinda

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat di Apotek Kimia Farma Samarinda, Manajemen Tutup Kegiatan Operasional

43 hari lalu

Penemuan Mayat di Apotek Kimia Farma Samarinda, Manajemen Tutup Kegiatan Operasional

Sejak penemuan mayat pada Ahad, 18 Februari 2024, apotek Kimia Farma segera melaporkannya kepada pihak berwajib.

Baca Selengkapnya

Penemuan Mayat di Gudang Apotek Kimia Farma Samarinda, Manajemen Serahkan CCTV

43 hari lalu

Penemuan Mayat di Gudang Apotek Kimia Farma Samarinda, Manajemen Serahkan CCTV

Kepolisian berkoordinasi dengan Kimia Farma yang membantu dengan memberikan CCTV.

Baca Selengkapnya

Kasus Penemuan Mayat di Gudang Apotek Kimia Farma Samarinda Masih Menyimpan Sejumlah Tanda Tanya

44 hari lalu

Kasus Penemuan Mayat di Gudang Apotek Kimia Farma Samarinda Masih Menyimpan Sejumlah Tanda Tanya

Polisi telah memeriksa saksi dan keluarga untuk mengungkap kasus penemuan mayat ini. Proses autopsi telah dilakukan. Rekaman CCTV terhapus.

Baca Selengkapnya