Obat Langka, Kemenkes Minta Penjelasan Pedagang Besar Farmasi

Reporter

Egi Adyatama

Kamis, 8 Juli 2021 20:05 WIB

Warga saat membeli obat dan vitamin di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin, 28 Juni 2021. Meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 membuat penjualan vitamin di Pasar Pramuka meningkat 40-50 persen. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerima laporan dari lapangan perihal sulitnya mencari obat-obatan terapi Covid-19. Karena itu, Kemenkes telah memanggil Pedagang Besar Farmasi untuk menindaklanjuti temuan ini.

"Kami sudah memanggil juga PBF ya, untuk mengkoordinasikan terkait ini," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, saat dikonfirmasi, Kamis, 8 Juli 2021.

Kelangkaan obat-obatan ini terjadi tak hanya pada masyarakat yang mencari langsung di apotek. Sejumlah rumah sakit juga melaporkan sulitnya mencari obat bagi pasien mereka yang banyak diisi oleh pasien Covid-19.

PBF sendiri, kata Nadia, menyebut hal ini terjadi karena stok obat yang ada sudah ludes terjual. Pasalnya, minat masyarakat terhadap obat-obatan ini tengah tinggi-tingginya seiring dengan kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.

"Disampaikan (PBF) memang stok yang terbatas dan sedang menunggu pengiriman selanjutnya," kata Nadia.

Advertising
Advertising

Laporan sulitnya obat-obatan dicari ini muncul dari berbagai daerah. Salah satunya disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Agus Taufiqurrahman. Ia mengatakan rumah sakit - rumah sakit di bawah Muhammadiyah kesulitan mencari obat-obatan untuk penanganan Covid-19. Hal ini terjadi hampir di seluruh rumah sakit di bawah Muhammadiyah, yang ada di Pulau Jawa.

"Jadi laporan dari Direksi, memang ada ketentuan pemerintah tentang harga eceran tertinggi. Tetapi untuk mendapatkan beberapa vitamin yang sangat dibutuhkan untuk penanganan Covid itu pun sulit. Apalagi untuk obat-obatan yang lain yang kelompok antibiotik dan yang lain itu," kata Agus saat dihubungi Tempo, Rabu, 7 Juli 2021.

Agus mengatakan sebelumnya, kasus yang banyak ditemukan adalah harga obat Covid-19 yang harganya melonjak naik. Tidak tanggung-tanggung, ia mengatakan kenaikannya bisa mencapai 4 hingga 5 kali lipat. Pada 2 Juli 2021 lalu, Kementerian Kesehatan pun mengeluarkan peraturan yang mengatur batas harga eceran tertinggi (HET) bagi obat-obatan itu.

Baca: Kisah Warga Kesulitan Cari Obat di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

Berita terkait

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

2 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

3 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

4 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

5 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

7 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya