Tim Mitigasi IDI: Masalah Tenaga Kesehatan Tak Hanya Kelelahan, Tapi...

Senin, 5 Juli 2021 21:02 WIB

Petugas tenaga kesehatan membawa tempat tidur pasien yang telah dibersihkan di depan IGD RSUD Cibabat, Cimahi, Jawa Barat, Rabu, 30 Juni 2021. Penutupan ini akibat terus bertambahnya jumlah tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. ANTARA/Novrian Arbi

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi, mengingatkan pemerintah tak bisa sekadar menambah kapasitas fasilitas kesehatan untuk menampung pasien Covid-19. Ia mewanti-wanti pemerintah juga harus menghitung betul kemampuan dan kebutuhan tenaga kesehatan.

Adib menjelaskan, persoalan yang dihadapi tenaga kesehatan kini bukan hanya kelelahan. Namun, jumlah mereka juga berkurang lantaran banyak yang terpapar virus.

"Pada saat tenaga medis dan tenaga kesehatan terpapar, butuh SDM untuk substitusi yang sakit itu. Ini harus diperhitungkan berapa kemampuan dan kebutuhan SDM yang ada," kata Adib kepada Tempo, Senin, 5 Juli 2021.

Adib pun menyarankan setiap wilayah membuat pemetaan kemampuan fasilitas dan SDM tenaga kesehatan. Ia mengaku telah berdiskusi dengan Kementerian Kesehatan ihwal penambahan jumlah tenaga kesehatan ini.

Menurut Adib, kebutuhan dokter umum dapat diisi dengan dokter-dokter setelah internship. Mereka adalah jebolan baru pendidikan kedokteran yang sudah lulus kewenangan, kompetensi, dan sudah teregistrasi. "Bisa juga internship yang difungsikan untuk bekerja di tempat-tempat yang membutuhkan tenaga medis," ujar Adib.

Advertising
Advertising

Adapun untuk dokter spesialis, Adib mengatakan setiap wilayah bisa saling berkoordinasi dan meminta bantuan. Ia mencontohkan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah disokong bantuan dokter spesialis dari beberapa daerah sekitarnya, seperti Semarang dan Solo.

Adib mengatakan saling bantu ini bisa terjadi jika diketahui berapa jumlah kemampuan dan kebutuhan akan tenaga medis saat ini. "Nanti kita hitung, di mana jumlah fasilitas yang membutuhkan, gimana kemudian kita akan support," kata dokter spesialis ortopedi ini.

Sekretaris Jenderal Persatuan Rumah Sakit Indonesia Lia Gardenia Partakusuma mengatakan, SDM tenaga kesehatan aktif saat ini berkurang lantaran banyaknya yang terinfeksi. Ia mengatakan lonjakan pasien dan penambahan kapasitas fasilitas kesehatan juga menambah beban kerja para nakes.

"Kami tidak bisa mengusahakan agar mengurangi kepadatan mereka, banyak sekali mereka yang mungkin mengalami penurunan imunitas," kata Lia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 5 Juli 2021.

Lia mengatakan, data yang dihimpun Persatuan Rumah Sakit Indonesia dan sejumlah asosiasi profesi kesehatan mencatat, hingga 28 Juni 2021 ada 1.031 tenaga kesehatan yang telah meninggal karena Covid-19.

Baca juga: Kemenkes Sebut Vaksin Sinovac 94 Persen Cegah Covid pada Tenaga Kesehatan

Berita terkait

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

19 jam lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

22 jam lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

23 jam lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

6 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

9 hari lalu

Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

10 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

10 hari lalu

Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

Sebelumnya, ratusan pelamar D4 Bidan Pendidik dinyatakan lulus seleksi PPPK 2023, Namun, pada April 2024, NI PPPK dibatalkan oleh Kemenkes.

Baca Selengkapnya

2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

15 hari lalu

2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

15 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

16 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya