Anita Wahid Bicara Beda Gus Dur dan Presiden Lain Sikapi Masalah Papua

Minggu, 4 Juli 2021 19:02 WIB

Mahasiswa Papua melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 7 April 2021. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Direktur Public Virtue Research Institute, Anita Wahid menyoroti demokrasi di Papua dan penerapan otonomi khusus yang sudah berlangsung selama 20 tahun. Menurut Anita, otonomi khusus di Papua tidak diimplementasikan sesuai semangat awalnya.

Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini mengatakan, Undang-Undang Otonomi Khusus Papua dibuat melalui dialog yang cukup intens dan memakan waktu. Dia menyampaikan, kesediaan berdialog itulah yang membedakan Gus Dur dan presiden Indonesia lainnya.

"Kalau melihat bagaimana Gus Dur berdialog dengan orang-orang Papua saat itu, sangat berbeda dengan pendahulunya maupun yang setelahnya," kata Anita dalam diskusi "Rendahnya Tingkat Kebebasan Sipil di Papua dan Inkonsistensi Otonomi Khusus", Ahad, 4 Juli 2021.

Menurut Anita, perbedaan paling mendasar Gus Dur dan pemimpin Indonesia lainnya adalah kemauan berdialog langsung dengan masyarakat Papua tanpa melalui pihak ketiga. Gus Dur pun tak hanya berdialog dengan satu atau beberapa kelompok tertentu.

"Gus Dur mengakui memang ada perbedaan-perbedaan kelompok, keinginan, perasaan, dan pandangan di dalam masyarakat Papua sehingga semua wajib didengar," kata Anita.

Advertising
Advertising

Anita menyebut, ada pendahulu Gus Dur yang pernah menawarkan bertemu dengan 100 orang perwakilan dari Papua. Namun, ada syarat yang ditetapkan, yakni perjanjian untuk hanya berbicara mengenai pembangunan dan tak menyinggung keinginan merdeka dari Indonesia.

Adapun pemimpin setelah Gus Dur, kata Anita, hanya mau berbicara dengan kelompok atau orang-orang Papua tertentu saja. Kelompok yang prokemerdekaan tidak diajak berdialog, bahkan dicap sebagai pengkhianat.

Anita mengatakan Gus Dur mendapatkan banyak masukan ketika berdialog dengan pelbagai kelompok yang ada di Papua sehingga tercapai konsensus ihwal otonomi khusus. Di sisi lain, ia mengakui masih ada kelompok yang merasa tak terwakili oleh otonomi khusus ini.

Namun, kata Anita, hal tersebut mestinya bisa dijembatani dengan membuat mekanisme implementasi dari pasal-pasal yang ada di Undang-Undang Otonomi Khusus. "Itu satu hal yang tidak terjadi setelah lengsernya Gus Dur," ujar Anita.

Selain itu, Anita menilai berlakunya otonomi khusus tak menyentuh aspek penghormatan terhadap kemanusiaan. Ia mengingatkan bahwa sejarah orang Papua penuh luka lantaran adanya perampasan terhadap martabat hidup mereka.

Anita mencontohkan ihwal orang Papua yang tak terlibat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut pengelolaan kekayaan alam mereka, tidak adanya perlindungan lembaga adat, dan sebagainya. Dia berujar, tak adanya keadilan ini akan mempersulit terwujudnya perdamaian di tanah Papua.

"Perdamaian tanpa keadilan itu ilusi. Mau kasih infrastruktur, kucuran uang ke Papua, tapi tidak mengimplementasikan keadilan, maka perdamaian itu semu dan sewaktu-waktu bisa meledak," kata Anita Wahid.

Baca juga: MRP Minta Pemerintah Revisi UU Otsus Papua Menyeluruh

Berita terkait

TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang, Warga Disebut Bersembunyi ke Hutan

2 jam lalu

TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang, Warga Disebut Bersembunyi ke Hutan

TPNPB-OPM mendatangi jemaat gereja di Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, pada Ahad, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

19 jam lalu

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

2 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

2 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

3 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

3 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

3 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya