IDI - Kemenkes Gali Penyebab Tingginya Kematian Akibat Covid-19 Pada Nakes

Reporter

Egi Adyatama

Selasa, 29 Juni 2021 16:29 WIB

Sejumlah tenaga kesehatan memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah rekannya Wulan Ningrum yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 di RSUD Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Rabu, 2 Juni 2021. Dari data RSUD Dr. Loekmono Hadi pada Rabu (2/6), sebanyak 189 tenaga kesehatan terpapar Covid-19 dan satu diantaranya meninggal dunia akibat menangani lonjakan kasus Covid-19 pascalebaran di wilayah itu. ANTARA /Yusuf Nugroho

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat ada 26 dokter yang meninggal sepanjang Juni 2021. Meski jumlah ini naik signifikan sejak tiga bulan belakangan namun rekor tertinggi kasus kematian akibat Covid-19 pada dokter terjadi pada Desember 2020 dan Januari 2021.

Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Mohammad Adib Khumaidi, mengatakan rekor itu terjadi pada saat puncak gelombang pertama Covid-19 menyerang Indonesia. Pada Desember 2020 tercatat ada 57 dokter yang gugur. Januari 2021, jumlahnya kembali meningkat hingga 65.

"Yang jelas paparan kepada teman-teman nakes dan medis lebih banyak sekarang. Angka meninggalnya, mudah-mudahan tak bertambah, lebih sedikit dibandingkan Januari lalu," kata Adib saat dihubungi Tempo, Senin, 29 Juni 2021.

Adib mengatakan saat ini jumlah pasien Covid-19 jauh lebih banyak dibanding Januari 2021. Laporan di lapangan menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan tak juga cukup menampung pasien yang ada. Bahkan banyak rumah sakit membuka bangsal baru demi menampung ledakan pasien.

Hal ini sebenarnya memunculkan resiko paparan yang lebih besar pada tenaga kesehatan (nakes) lebih tinggi dengan puncak gelombang pertama lalu. Terlebih dengan adanya mutasi virus berupa varian Delta yang dipastikan lebih cepat menular.

Advertising
Advertising

Meski begitu, Adib mengatakan alasan tingginya tingkat kematian dokter pada Januari dibanding Juni ini, masih jadi misteri. Salah satu dugaannya, adalah penyuntikan vaksin Covid-19 kepada tenaga kesehatan pada periode Januari-Februari 2021.

"Ini jadi pertanyaan, apakah ini karena vaksinasi. Kita belum ada dasar penelitiannya. Itu kondisinya saat ini. Kita sudah kerja sama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan untuk meneliti efektifitas vaksin pada nakes," kata Adib.

Data IDI menunjukkan bahwa rekor kasus kematian akibat Covid-19 pada dokter atau tenaga kesehatan terjadi di puncak gelombang pertama Covid-19 pada Januari 2021. Tercatat ada 65 dokter meninggal.

Sejak saat itu, angka kematian akibat Covid-19 pada tenaga kesehatan terus menurun. Pada Februari hingga Mei 2021, berturut-turut angkanya adalah 31 kasus, 16 kasus, 8 kasus, dan 7 kasus. Pada Juni ini angka kematian dokter kembali melonjak. Hingga 25 Juni 2021 tercatat sudah ada 26 dokter yang meninggal.

Baca juga: RSUD Depok Kewalahan, 41 Perawat dan 7 Dokter Terpapar Covid-19

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

13 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

19 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

23 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya