Muhammadiyah Minta Pemerintah Pikir Lagi Rencana Sekolah Tatap Muka

Reporter

Dewi Nurita

Jumat, 18 Juni 2021 19:20 WIB

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir ditemui awak media usai memberi ceramah salat Idul Adha 1440 Hijriah di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan pada Ahad, 11 Agustus 2019. Haedar mengimbau kepada elit politik di Indonesia tidak egois dengan sibuk sendiri membagi-bagi kekuasaan pasca pilpres. Tempo/M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta pemerintah meninjau ulang rencana sekolah tatap muka atau pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah pada Juli 2021. Hal ini mengingat terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pasca libur Lebaran.

"Khusus di bidang pendidikan, penting ditinjau ulang kebijakan untuk mulai membuka sekolah offline dalam suasana pandemi yang kian meningkat saat ini. Hak anak maupun guru dan tenaga kependidikan perlu dilindungi dengan sebaik-baiknya,” ujar Haedar Nashir dalam keterangannya, Jumat, 18 Juni 2021.

Untuk sementara waktu, pemerintah diminta mencari cara dan menerapkan langkah-langkah kreatif, inovatif, serta terobosan dalam penyelenggaraan pembelajaran online yang tepat sasaran disertai kesungguhan dan keterlibatan aktif semua pihak, termasuk tanggung jawab orang tua dan masyarakat.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim sebelumnya menargetkan semua sekolah sudah melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka mulai Juli 2021. Sekolah tatap muka rencananya dilakukan dengan sistem rotasi. Pemerintah menetapkan sekolah tatap muka hanya bagi daerah zona hijau.

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan menilai peta zonasi Covid-19 tidak bisa menjadi patokan pembukaan sekolah. Ia menyebut bahwa risiko penularan di semua daerah sama saja.

Advertising
Advertising

Menurut Aman, pembukaan sekolah bagi siswa masih terlalu berisiko dalam waktu dekat ini atau saat kasus Covid-19 sedang tinggi. Syarat pertama PTM dilakukan, ujar dia, adalah positivity rate di bawah 5 persen. Sementara positivity rate saat ini berada di angka 37 persen.

"IDAI sangat mendukung usaha untuk sekolah tatap muka karena ini adalah human capital, namun ada syarat pertamanya, positivity rate harus di bawah 5 persen, saat ini positivity rate kita 37 persen," kata Aman dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 18 Juni 2021.

Baca juga: Positivity Rate Tinggi, Ikatan Dokter Anak Tak Setuju Sekolah Tatap Muka

DEWI NURITA

Berita terkait

Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Din Syamsuddin Sempat Curhat soal PAM

3 jam lalu

Dukung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Din Syamsuddin Sempat Curhat soal PAM

Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin menuturkan Ridwan Kamil adalah sosok yang tepat untuk memimpin Jakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

11 jam lalu

Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin menuturkan Ridwan Kamil adalah sosok yang tepat untuk memimpin Jakarta.

Baca Selengkapnya

Mantan Ketua IDAI Dukung Makan Bergizi Gratis di Sekolah: Kebanyakan Jajanan Anak Tak Sehat

13 jam lalu

Mantan Ketua IDAI Dukung Makan Bergizi Gratis di Sekolah: Kebanyakan Jajanan Anak Tak Sehat

Bekas Ketua Umum IDAI mendukung pemberian makan bergizi gratis di sekolah.

Baca Selengkapnya

Catat, Ini Perkiraan Hari Raya Idul Fitri 2025 Versi Pemerintah

1 hari lalu

Catat, Ini Perkiraan Hari Raya Idul Fitri 2025 Versi Pemerintah

Kapan hari raya Idul Fitri 2025? Berikut ini perkiraannya versi pemerintah dan Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Penghapusan Ujian Nasional, Kini UN Dikabarkan Siap Berlaku Kembali

4 hari lalu

Kilas Balik Penghapusan Ujian Nasional, Kini UN Dikabarkan Siap Berlaku Kembali

Pendidikan sekolah dasar dan menengah diwacanakan akan kembali menerapkan Ujian Nasional (UN). Ini alasannya dulu dihapuskan.

Baca Selengkapnya

Hari-hari Kegiatan Nadiem Makarim Usai Purnatugas

10 hari lalu

Hari-hari Kegiatan Nadiem Makarim Usai Purnatugas

Nadiem Makarim mengatakan ingin beristirahat setelah tidak lagi menjabat sebagai menteri.

Baca Selengkapnya

FPN Serukan NU-Muhammadiyah Bersatu Kepung Kedutaan AS: Hentikan Bantuan Militer ke Israel

12 hari lalu

FPN Serukan NU-Muhammadiyah Bersatu Kepung Kedutaan AS: Hentikan Bantuan Militer ke Israel

NU dan Muhammadiyah harus bersatu kepung kedutaan Amerika, untuk menekan pemerintah AS agar menghentikan dukungan militernya terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Apakah Kurikulum Merdeka Belajar Akan Diganti? Ini Kata Menteri Abdul Mu'ti

14 hari lalu

Apakah Kurikulum Merdeka Belajar Akan Diganti? Ini Kata Menteri Abdul Mu'ti

Ini penjelasan Mendikdasmen Abdul Mu'ti terkait keberlanjutan Kurikulum Merdeka Belajar di era pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Nadiem Makarim Ingin Jadi Bapak Rumah Tangga Usai Purnatugas

15 hari lalu

Nadiem Makarim Ingin Jadi Bapak Rumah Tangga Usai Purnatugas

Nadiem Makarim mengungkapkan rencananya setelah tidak lagi menjadi menteri.

Baca Selengkapnya

Menteri Satryo Soemantri Jamin Tidak Ada Mahasiswa yang Tidak Bisa Kuliah

15 hari lalu

Menteri Satryo Soemantri Jamin Tidak Ada Mahasiswa yang Tidak Bisa Kuliah

Menteri Satryo Soemantri berkomitmen memastikan tidak ada mahasiswa yang terhambat kuliah hanya karena alasan keuangan.

Baca Selengkapnya