Ini Alasan DPR Mau Patungan Untuk Penelitian Vaksin Nusantara

Reporter

Hussein Abri

Jumat, 18 Juni 2021 13:27 WIB

Tangkapan layar saat mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memperagakan pembuatan Vaksin Nusantara, vaksin berbasis sel dendritik untuk melawan Covid-19, di hadapan pimpinan dan anggota Komisi VII DPR RI, Rabu 16 Juni 2021. (ANTARA/ Zubi Mahrofi)

TEMPO.CO, Jakarta – Anggota Komisi Riset dan Teknologi DPR Ridwan Hisjam, menjelaskan alasan keinginannya menggulirkan wacana patungan dana dana penelitian vaksin Covid-19, khususnya untuk vaksin Nusantara buatan bekas Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. “Anggarannya kecil banget. Bagaimana riset kita bisa maju,” ujarnya ketika dihubungi, Jumat, 18 Juni 2021.

Anggaran yang dimaksud oleh Politikus Golkar ini adalah dana pengembangan Vaksin Merah Putih di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang mencapai Rp 11 miliar. Dalam rapat dengar pendapat umum di Komisi Riset dan Teknologi pada Rabu, 16 Juni lalu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio, menuturkan dana pengembangan vaksin Merah Putih adalah Rp 11 miliar.

Duit itu, diberikan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional. “Tahun ini sudah kami usulkan tambahan Rp 7 miliar, tapi belum cari sampai saat ini,” ujar Amin. Amin menyebut anggaran ideal untuk riset vaksin Covid-19 adalah Rp 500 miliar. Angka itu akan digunakan dari tahap pra klinis, pengembangan vaksin, uji klinis dari tahap 1 sampai tahap ketiga.

Karena itu, menurut Ridwan, ia menggulirkan usulan untuk patungan dana riset vaksin, termasuk untuk Nusantara, sebesar Rp 10 juta per orang di Komisinya. Di Komisi Riset dan Teknologi sendiri ada 50 anggota Dewan. “Ini untuk kemanusiaan, maka saya mengusulkan urunan,” ujarnya. Ridwan yakin, apa yang diteliti oleh Terawan itu bisa ikut memberikan sumbangsih dalam penanganan Covid-19.

Apalagi, lanjut Ridwan, ia merupakan salah satu pasien Terawan dalam terapi Digital Substraction Angiography (DSA) atau yang dikenal sebagai ‘Cuci Otak’. Ridwan pun sempat memberikan semangat kepada Terawan untuk melanjutkan vaksin Nusantara melalui pesan WhatsApp. “Beliau menjawab, terima kasih atas dukungannya,” ujarnya.

Advertising
Advertising

HUSSEIN

Baca: 5 Organisasi Dokter Nilai Kebijakan PPKM Mikro Kurang Tepat, Harusnya PSBB

Berita terkait

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

7 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

17 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya