Airlangga dan AHY Berpotensi Jadi Capres 2024, Ini Syarat Agar Bisa Bersaing
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Aditya Budiman
Kamis, 3 Juni 2021 12:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai calon presiden atau Capres 2024 alternatif bisa saja muncul dari kalangan pimpinan partai politik. Arya mengatakan pimpinan partai politik memiliki jaminan untuk dicalonkan di pemilihan presiden.
"Pimpinan partai paling tidak sudah punya garansi bahwa mereka bisa diusung oleh partai mereka," kata Arya kepada Tempo, Selasa, 1 Juni 2021.
Capres alternatif yang dimaksud ialah kandidat selain tokoh yang selalu menempati empat besar survei elektabilitas, seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil. Dalam sejumlah survei, empat nama ini bertengger di posisi atas.
Arya mencontohkan, nama-nama yang berpeluang menjadi alternatif dari empat sosok tersebut misalnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Arya menyebut mereka tinggal mencari partai lain yang bisa diajak berkoalisi di Pilpres 2024.
"Bahkan AHY sekali pun positioning-nya mungkin lebih kuat dalam hal pencalonan karena dia punya partai," kata Arya.
Arya mengakui elektabilitas Airlangga maupun Agus Harimurti tak setinggi Prabowo dan tiga kepala daerah yang populer itu. Dalam survei Indikator Politik Indonesia yang digelar April 2021, elektabilitas Airlangga sebesar 1 persen, sedangkan AHY 6,4 persen.
Adapun elektabilitas Ridwan Kamil yang menempati posisi keempat sebesar 10 persen dan Ganjar bertengger di posisi teratas dengan 15,7 persen. Namun menurut Arya, tokoh-tokoh dengan keterpilihan tinggi pun belum tentu mendapatkan tiket pencalonan dari partai.
<!--more-->
Salah satu faktornya, kata Arya, elektabilitas mereka belum terlampau unggul jauh. Menurutnya, hal ini akan membuat partai politik mempertimbangkan untuk mengajukan calon mereka sendiri.
"Partai besar punya kepentingan untuk mencalonkan orang mereka, sedangkan elektabilitas nama-nama yang unggul juga belum terlalu tinggi. Ini membuat partai berpikir kenapa enggak calon mereka aja yang maju," ujar Arya.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby, mengatakan AHY memiliki magnet sebagai anak muda. Di satu sisi, Adjie menilai hal ini bisa menguntungkan mengingat sebagian besar pemilih pada Pemilu 2024 berusia di bawah 40 tahun. Namun, kata dia, AHY juga memiliki pekerjaan rumah untuk meyakinkan publik bahwa dirinya layak memimpin.
Adapun dari sisi koalisi, Adjie mengatakan Partai Demokrat sebenarnya memiliki modal untuk membangun koalisi. Ayahanda AHY, Susilo Bambang Yudhoyono, yang pernah menjadi presiden dua periode dinilainya memiliki relasi yang baik dengan sejumlah pimpinan partai.
"Tinggal bagaimana meyakinkan partai lain untuk berkoalisi, itu tergantung pada komunikasi yang dijalin," kata Adjie.
Tentang Airlangga Hartarto, Adjie mengatakan dari modal suara Partai Golkar semestinya mampu membangun gerbong koalisi. Ia mengatakan Golkar tinggal menggandeng satu partai besar atau dua partai menengah untuk bisa mengusung calon sendiri.
Namun, kata Adjie, dengan rekam jejaknya di pemerintahan sosok Airlangga saat ini belum terlalu menjadi magnet bagi publik. Ia mengatakan Golkar semestinya mengerek elektabilitas Airlangga jika ingin menawarkan ketua umum mereka itu sebagai capres.
"Walaupun Pak Airlangga punya track record di pemerintahan, tapi belum dikapitalisasi dengan baik sehingga publik belum melihat ada kekuatan signifikan yang jadi magnet untuk dipilih," kata Adjie ihwal peluang Capres 2024.
Baca juga: Survei Capres 2024: AHY Ungguli Gibran - Anies di Kalangan Pemuda Muslim
BUDIARTI UTAMI PUTRI