Kemenkes Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Usai Libur Lebaran Terjadi Juni

Kamis, 27 Mei 2021 15:56 WIB

Wisatawan turun dari Kapal KM Purbaya asal Pulau Harapan di Pelabuhan Kali Adem, Jakarta, Ahad, 23 Mei 2021. Pasca libur lebaran wisatawan yang kembali dari Kepulauan Seribu masih terpantau ramai. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengatakan puncak kasus Covid-19 usai libur Lebaran diperkirakan terjadi pada medio Juni. Dante mengatakan puncak kasus biasanya terjadi enam sampai tujuh pekan setelah puncak mobilitas penduduk.

"Peningkatan kasus itu kalau kita lihat polanya akan teramati minggu ini, mulai naik minggu ini (tanggal) 23-28, dan enam sampai tujuh minggu itu ketika akan sampai puncak pada pertengahan Juni," kata Dante dalam rapat kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis, 27 Mei 2021.

Dante mengatakan, pola ini berkaca dari evaluasi dan analisis data ketika libur Tahun Baru Islam, libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, dan di momen liburan lainnya. Ia mengatakan pola ini diduga akan kembali terulang setelah libur Idul Fitri 2021.

Meski begitu, Dante mengatakan volatilitas peningkatan kasus ini diprediksi tak akan setinggi libur Natal dan Tahun Baru lalu. Ia mengatakan Kemenkes memprediksi kenaikannya sebesar 50 persen.

"Kami ambil ancang-ancang situasi kira-kira 50 persen, mudah-mudahan tidak setinggi liburan Nataru lalu karena pemerintah sudah ambil beberapa langkah antisipasi," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dante mengatakan, tren kasus konfirmasi Covid-19 secara nasional meningkat satu pekan setelah Lebaran. Kemudian dalam satu pekan terakhir ini, kata dia, peningkatan kasus konfirmasi sebesar 38,08 persen dan rasio kematian meningkat 2,78 persen. Angka rasio kematian ini masih di atas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 2,05 persen.

Namun Dante menyebut pemeriksaan spesimen meningkat 89,98 persen. Adapun jumlah kasus rawat inap mengalami penurunan. "Sampai saat ini minus 0,72 persen," kata Dante.

Dante mengatakan keterisian ranjang rumah sakit (bed occupancy rate) cukup tinggi di Sumatera Barat dan Sulawesi Utara untuk ruang isolasi, sedangkan di Riau juga tinggi untuk ruang perawatan intensif. Menurut dia, pemerintah berusaha menambah kapasitas ranjang rumah sakit.

"Sekarang sudah tersedia 7.615 untuk tempat tidur rawat intensif. Sedangkan kasusnya (intensif) sekarang masih 2.400, jadi kita punya kapasitas 300 persen lagi dari sekarang, dari yang dirawat sekarang," kata Dante.

Untuk ruang isolasi, Dante mengatakan ada 71.506 tempat tidur di ruang isolasi. Adapun kasus yang dirawat di ruang isolasi sekitar sekitar 27 ribu. "Sehingga kita juga masih punya kira-kira 300 persen kapasitas ranjang yang diantisipasi untuk menjaga kalau ada peningkatan kasus," kata Dante soal antisipasi lonjakan kasus Covid-19 setelah libur Lebaran.

Baca juga: Kemenkes Sebut Kepatuhan Protokol Kesehatan di Daerah Tujuan Mudik Masih Rendah

Berita terkait

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

12 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

16 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

19 jam lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

5 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

7 hari lalu

Kawah Ijen Tutup Akhir April dan Awal Mei 2024

Dengan meningkatnya jumlah pengunjung selama masa liburan, tekanan terhadap lingkungan alam Kawah Ijen juga meningkat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

7 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

9 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

9 hari lalu

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

Gunung Bromo akan ditutup sementara mulai dari 25 April 2024

Baca Selengkapnya