Anggota DPR Nilai Hubungan BPOM dan Peneliti Vaksin Nusantara Tak Harmonis
Reporter
Friski Riana
Editor
Aditya Budiman
Sabtu, 17 April 2021 13:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Kesehatan DPR Emanuel Melkiades Laka Lena menuturkan komunikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan peneliti vaksin Nusantara tidak harmonis sejak penelitian di RS Kariadi, Semarang.
"Kesan saya antara peneliti dan Badan POM ini hubungannya tidak harmonis komunikasinya," kata Melki dalam diskusi Polemik Trijaya, Sabtu, 17 April 2021.
Melki mengatakan, menurut peneliti, informasi dan data yang diminta BPOM telah diberikan. Namun, menurut BPOM, data tersebut belum sesuai yang diharapkan dan memenuhi yang direkomendasikan.
"Saat itu, kami minta agar data yang diminta Badan POM segera disahkan. Kami jadi saksi," ujarnya.
Karena adanya ketidakharmonisan itu, Melki meminta agar pembicaraan lebih lanjut terkait pengembangan vaksin Nusantara dilanjutkan di Komisi Kesehatan DPR.
Diskusi di DPR pun terealisasi pada 10 Maret 2021 dengan mengundang pihak BPOM, para peneliti vaksin Nusantara yang terlibat termasuk dari Amerika Serikat, dan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto selaku inisiator. DPR juga mengundang dua ahli, yaitu Kepala Lembaga Eijkman Amin Subandrio dan Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin, Prof Dr Chairul Anwar Nidom.
Baca juga: Tak Hanya Vaksin Nusantara, Metodologi Cuci Otak Terawan Juga Dipertanyakan
FRISKI RIANA