Orasi di IPB, Doni Monardo: Merawat Bangsa Tak Hanya Democracy, Tapi Ecocracy

Reporter

Dewi Nurita

Sabtu, 27 Maret 2021 11:24 WIB

Kepala BNPB Doni Monardo mendapat penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Pertanian Bogor hari ini, Sabtu 27 Maret 2021. Foto Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo menerima penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Sabtu, 27 Maret 2021. Dalam upacara penganugerahan gelar tersebut, Doni memaparkan sejumlah perannya dalam merawat lingkungan.

Menurut Doni, manusia wajib menjaga hubungan dengan alam seperti halnya wajib menjaga hubungan dengan sesama manusia. Jika manusia punya hak asasi manusia (HAM), ujar Doni, alam juga punya hak yang sama.

"Satu ketika, saya pernah dikunjungi oleh beberapa ahli hukum untuk silaturahmi. Pada kesempatan itu sambil bergurau saya mengatakan, 'TNI kerap diidentikkan dengan pelanggaran HAM pada masa lalu, lantas saya bertanya jika terjadi pelanggaran Hak Asasi Pohon, Hak Asasi Sungai, siapa yang bertanggung jawab?” tutur Doni dalam orasinya di Kampus IPB, Sabtu 27 Maret 2021.

Merawat bangsa kata Doni, tidak hanya merawat manusia, tapi juga alamnya. "Dalam pemikiran saya, merawat bangsa tidak hanya mengedepankan prinsip democracy (kedaulatan rakyat), tetapi juga harus mengedepankan prinsip Ecocracy (kedaulatan lingkungan)," tutur dia.

Doni mengaku memiliki perhatian khusus terhadap lingkungan jauh sebelum menjadi Kepala BNPB. Pengalaman bertahun-tahun berlatih di hutan dan penugasan operasi militer di beberapa daerah membuatnya mengenali alam. Sehingga, ia berkomitmen untuk merawat dan melestarikan alam.

Saat bertugas di Paspampres, misalnya, ia membuat kebun bibit trembesi di Cikeas akhir November 2008. Dan pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 2009, bibit trembesi dibagikan di Istana Merdeka.

Selanjutnya, tahun 2010 ia mengembangkan kebun bibit di Rancamaya. Sebanyak 100.000 bibit trembesi ditanam di wilayah Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dan DKI Jakarta termasuk di sepanjang Kota Kudus, Jawa Tengah.

Hingga dilantik sebagai Pangdam III/Siliwangi, pada November 2017, masalah pertama yang diselesaikan Doni adalah Sungai Citarum. Ketika itu ia menerima banyak laporan tentang Citarum sebagai sungai terkotor di dunia.

Di kepemimpinannya, masalah tersebut dibereskan. Ia mengusulkan nama Citarum Harum dan strategi penanganannya kepada Gubernur Jawa Barat masa itu, Ahmad Heriawan. Ia juga melaporkan kepada Presiden Jokowi ihwal perlunya payung hukum agar TNI bisa tetap ikut membantu memulihkan Citarum.

Baca: Orasi Gelar Doktor HC di IPB, Doni Monardo Sebut Pentingnya Pohon Cegah Bencana

Akhirnya konsep regulasi yang dimotori oleh Dini Dewi yang didukung penuh oleh tim hukum Sekretariat Negara terbit melalui Perpres No 15 Tahun 2018, tanggal 15 Maret 2018, kurang dari sebulan setelah Presiden Jokowi mendeklarasikan program Citarum Harum pada tanggal 22 Februari 2018 di Situ Cisanti, salah satu mata air purba di Jabar.

Hal tersebut, kata Doni Monardo, adalah beberapa hal yang dilakukan sebagai bukti mengedepankan prinsip ecocracy. Kepala BNPB ini berjanji akan terus menerapkan prinsip tersebut dimana pun berada.

DEWI NURITA

Berita terkait

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

10 jam lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

13 jam lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

16 jam lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

1 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

2 hari lalu

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

4 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

6 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

7 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

8 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

9 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya